Friendship In Love

Friendship In Love

Diary

Waktu terus berlalu tanpa Nina sadari. Bagi Nina, Agung itu seperti senja yang datang membawa keindahan dan berlalu menghilang begitu saja meninggalkan kenangan.

Kini musim kemarau telah datang kembali. Daun-daun kering berjatuhan. Satu per satu berterbangan disekitarnya. Nina duduk dibawah pepohonan sebuah taman di area pinggiran kantornya.

Angin bertiup sepoi-sepoi. Dan Dia membiarkan angin menerpa rambut panjangnya sambil menunggu seseorang. Sesekali Nina terlihat melirik jam tangannya.

' Sepertinya Dia masih sibuk dengan pekerjaannya.' Batin Nina seraya membuka tas hitamnya. Tanpa sengaja Nina melihat sebuah diary lamanya. Buku diary berwarna biru. Sampul depan bertuliskan " The best Friend. ", yang selama ini Dia bawa kemana-mana. Padahal itu tentang kisahnya Lima tahun yang lalu.

Nina seakan tertarik membukanya kembali, sebuah goresan tangan yang Dia tulis hari demi hari didalam buku diarynya, menggambarkan setiap scene kisah persahabatannya.

Flashback

Masa SMA.

" Nin tangkap ini! " Teriak Agung dengan lantangnya di area permainan basket.

" Ya! Kau melempar atau menghantam." Teriak Nina seraya berlari dan menangkap bola dengan cekatan.

Selesai bermain basket . Mereka menuju ke kantin. Agung dengan cepat memesankan minuman dan makanan kesukaan Nina. Persahabatan mereka telah terjalin selama empat tahun ini, membuat mereka saling memahami karakter masing-masing bahkan soal makanan kesukaan.

" Thanks." Ucap Nina.

" You are welcome." Agung tersenyum.

Nina terlihat makan dengan lahap. Begitu juga dengan Agung.

" Kau tahu Adel?" Ucap Agung di disela-sela mereka makan.

" Iya. Why?" Nina penasaran.

" Dia mengatakan cinta padaku kemarin. Aku belum menjawabnya. Aku harus jawab apa Nin?" Tanya Agung terlihat bingung.

" Ya! Kau tinggal jawab yes or no." Ucap Nina ketus. Masalahnya masalah seperti itu saja tanya kepadanya.

" Tapi Aku bingung terhadap perasaanku." Agung menunduk.

" Why? Dia feminim, cantik dan pintar. Bukankah itu kriteriamu? " Tanya Nina sebagai sahabat mengingatkan kembali atas kriterianya.

" Iya. Berarti Kau mendukungnya?" Agung memandang Nina dengan kebimbangannya.

" Tentu saja. Aku akan ikut bahagia jika sahabatku bahagia." Nina tersenyum senang layaknya seorang sahabat yang ikut merasakan kesenangan sahabatnya.

" Kalau begitu Ayo!" Ajak Agung menarik Nina. Walaupun Agung masih terlihat bimbang. Tetapi Dia terlihat senang saat Nina terlihat mendukungnya.

Nina berjalan mengikuti langkahnya. Sesekali Mereka bersendau gurau. Agung mengajak Nina ke ruang kelas Adelia.

Adelia terlihat terkejut dengan kedatangan Agung dengan Nina.

" Del. Perkenalkan sahabatku Nina."

" Senang berkenalan denganmu Nina." Ucapnya seraya menjabat tangan Nina.

" Senang juga bisa berkenalan denganmu Del." Sahut Nina.

" Del, Aku akan menerima perasaanmu tapi dengan satu syarat. Kau tidak boleh cemburu pada Nina. Aku ingin kita berkencan tetapi ada sahabatku juga disampingku. Apa Kau menerima syaratku ini?" Tanya Agung serius.

Nina terlihat bingung. Jelas Dia tidak rela. Dia tidak langsung menjawabnya. Namun demi perasaan dan ambisinya, Dia pun memikirkannya matang-matang.

" Apa ini tidak keterlaluan? Jelas Aku mengganggu kencan kalian." Ucap Nina sedikit menolong Adelia yang sepertinya sangat keberatan.

"Tidak. Kita sudah bersahabat lama. Aku tidak ingin meninggalkan sahabatku walaupun Aku kencan dengan wanita lain." Ucap Agung bersikeras dengan pendiriannya.

" Tidak apa-apa. Aku menyetujuinya." Jawab Adelia memotong pembicaraan, Jelas Dia terlihat ambisinya lebih kuat.

Nina terkejut, bagaimanapun juga Dia tidak ingin menjadi penghalang Mereka berkencan.

" Terima kasih Adelia. Kau baik sekali." Ucap Agung seraya memeluknya. Dan jelas Adelia tersenyum penuh kemenangan.

Entah mengapa hati Nina tiba-tiba terasa sesak, melihat Agung memeluk Adelia. Padahal sebelumnya Nina baik-baik saja.

Hari-hari berikutnya Mereka selalu jalan bertiga. Dan ini sungguh membuat Nina tidak nyaman. Apalagi Adelia seperti menguasai Agung. Walaupun Agung bersikap netral terhadap Mereka. Nina terlihat masih bertahan, karena mengingat persahabatan yang pernah Dia jalin bersama Agung. Persahabatan yang lumayan lama sejak SMP.

Dan saat ini hubungan Agung dan Adelia sudah berjalan hampir enam bulan. Entah mengapa semakin lama hati Nina semakin sakit dan tidak nyaman melihat Mereka berdua. Apalagi disaat Adelia bergelayut manja ke Agung. Itu membuat Nina muak melihatnya.

Hingga akhirnya suatu hari, Mereka bertiga makan di sebuah cafe.

" Aku mau ke belakang dulu." Ucap Agung.

Kini Nina hanya berdua dengan Adelia.

" Nin Bisakah Kau tidak selalu mengikuti Kami, saat Kami berkencan?" Tanya Adelia terang-terangan.

" Bukankah Aku pernah mencobanya?" Tanya Nina balik tanpa menjawab pertanyaannya.

" Tapi Kau seperti tidak niat Nina." Sahut Adelia membuat Nina emosi. Secara Dia tidak ingin juga jadi obat nyamuk diantara Mereka.

" Ok. Aku pergi. Carilah alasan apapun untukku pada Agung atas kepergianku ini." Nina beranjak dari tempat duduk dan melangkah keluar dari kafe tersebut.

Nina terlihat memesan kendaraan online. Beberapa menit kemudian kendaraan online datang. Dan Nina tidak sengaja menoleh ke belakang. Terlihat Agung berlari menghampiri Nina yang sudah naik kendaraan online. Dibelakang Agung, Adelia mengejarnya.

Namun Nina tidak perduli, Dia membuka pintu mobil dan segera menutupnya. Agung terlihat berteriak-teriak memanggilnya.

" Perumahan Lestari Indah." Ucap Nina tanpa memperdulikan Agung dan Adelia lagi.

" Baik." Ucap sang sopir kendaraan online tersebut.

Akhirnya Nina sampai dirumah.

Dia terkejut melihat seorang laki-laki yang berada diruang tamu. Sahabat kecil Nina datang menemuinya.

" Dimas? Kapan Kau pulang dari USA?" Tanya Nina penasaran dan sedikit melupakan kejadian tidak nyaman yang baru saja Dia alami.

" Baru Kemarin dan hari ini baru bisa menemuimu." Ucap Dimas seraya memeluk Nina.

" Kau sungguh terlihat sudah berbeda. Tambah cantik." Puji Dimas terlihat terpesona dengan kecantikan alami Nina.Mereka saling melepas pelukannya dan lalu duduk.

" Ternyata Kau sudah pulang Nin. Mana Agung? Biasanya Dia mengantarmu dan mampir kerumah dulu." Ucap Ibunya seraya menaruh minuman buat Dimas.

" Agung? Siapa Nin?" Tanya Dimas penasaran.

" Dia sahabatku sejak SMP." Ucap Jelas Nina.

" Oh jadi Aku pergi Kau langsung menggantikanku?" Dimas berpura-pura menatap tajam pada Nina.

" Tidak. Kalian semua sahabatku." Nina tidak ingin membeda-bedakan.

Lalu Mereka mengobrol tentang kenangan masa kecil. Dari yang lucu sampai yang tergokil. Membuat Mereka tertawa bersama.

" Mulai besok Aku akan satu sekolahan lagi denganmu." Ujar Dimas terlihat senang.

" What? Jadi Kau pindah ke sini lagi?" Nina terkejut.

" Betul sekali." Dimas menganggukkan kepalanya.

Bell pintu mengejutkan Mereka. Membuat Nina beranjak dari tempat duduknya dan membuka pintu. Agung berdiri didepannya dan terlihat khawatir.

" Apa Kau tidak apa-apa. Kata Adelia Kau sedikit tidak enak badan. Tapi kenapa Kau malah memilih naik kendaraan online, daripada menungguku?Kau sungguh membuatku khawatir Nin." Ucapnya panjang lebar dan membuat Nina terkejut dengan kebohongan Adelia.

" Owh Iya. Aku hanya sedikit pusing tadi dan tidak ingin merepotkanmu. Jadi Aku cepat-cepat pulang. Maaf telah membuatmu kawatir." Ucap Nina mengikuti alur kebohongan Adelia.

" Apa Dia Agung yang Kau bilang tadi Nin?" Suara Dimas mengejutkan Agung.

" Iya Dim. Oya perkenalkan Dimas, Ini Agung." Nina memperkenalkan kedua sahabatnya tersebut.

Dimas beranjak dan terlihat menghampiri Agung.

" Dimas." Dimas memperkenalkan diri, seraya menjabat tangan Agung.

" Agung." Agung masih terkejut.

" Kalian duduklah." Ajak Nina.

Mereka lalu terlihat duduk.

Nina kebelakang membuatkan secangkir kopi expresso kesukaan Agung.Mereka sesekali terlihat mengobrol. Sebelum akhirnya Nina duduk kembali bergabung dengan mereka.

" Apa Kau yakin sudah sembuh dari rasa pusingmu?" Tanya Agung menatap Nina, raut wajahnya masih terlihat khawatir.

" Sudah." Nina menganggukkan kepalanya.

" Apa Kau sakit? Kenapa Kau terlihat baik-baik saja dari tadi." Ucap Dimas penasaran sekaligus heran dan membuat Agung terlihat sedikit bingung.

" Bukan sakit yang berlebihan. Hanya sedikit pusing saja tadi dan sekarang sudah sembuh." Ucap Nina terpaksa berbohong.

Dimas terlihat mengerti dan percaya dengan kata-kata Nina.

" Jadi kalian benar-benar hanya berteman?" Tanya Dimas.

" Tentu saja. Bahkan Agung sudah punya kekasih jadi Kau jangan menanyakan lagi soal ini. Jelas tidak enak didengarnya. " Nina pada Dimas.

" Benarkah?" Pertanyaan Dimas membuat Agung terlihat ragu menjawabnya.

" Iya benar." Ucap Agung.

" Maaf. Aku memastikannya. Karena Kau terlihat begitu khawatir tadi dengan Nina. Jadi Aku kira Kalian lebih dari teman.Sekali lagi maaf. Ternyata Kau sudah punya kekasih. Itu sungguh membuatku tenang."ucap Dimas tertawa.

Agung terlihat hanya tersenyum merespon ucapan Dimas. Entah mengapa, hatinya terasa tidak rela Nina mempunyai sahabat lain selain dirinya.

" Agung teman yang sangat baik bagiku. Dia tidak sepertimu. Aku terjatuh pun Kau tak pernah menolongku malah menertawakanku." Ucap Nina membuat Dimas tertawa.

" Habis Kau kalau terjatuh lucu. Kau bukannya minta tolong tapi langsung menangis." Dimas masih melawak.Lagi-lagi Agung hanya tersenyum mendengar lelucon Dimas.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 21:00 malam. Mereka berpamitan Nina mengantar Mereka sampai halaman rumah.

" Nin, jangan lupa besok Kita berangkat bersama. Aku akan menjemputmu." Ucap Dimas.

" Secepat itu? " Nina sedikit terkejut.

" Iya, memangnya Aku harus dirumah terus gitu. " Sahut Dimas.

"Ok.Sampai besok." Ucap Nina ke Dimas.

"Sampai besok."

Agung terlihat masih berdiri disamping mobilnya, Dia mendengarkan percakapan Nina dengan Dimas.

" Sampai jumpa juga besok disekolah. " Ucap Nina melambaikan tangan ke Agung.

" Iya, sampai bertemu lagi besok. Selamat malam." Ucap Agung datar seraya masuk ke mobilnya.

" Selamat malam juga."

Nina sedikit bingung dengan sikap Agung. Dia lebih terlihat diam sejak melihat Dimas.

Tapi Nina tidak ingin terlalu memikirkannya. Setidaknya dengan adanya Dimas, Dia mempunyai alasan untuk menghindar dari kencan Agung dan Adelia yang sudah membuatnya sangat tidak nyaman.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rina Zulkifli

Rina Zulkifli

favorite ✅

2023-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!