Jaka dan Sukma akhirnya sampai di rumah Riki. Riki hanya tinggal sendirian karena orangtuanya memutuskan untuk pindah ke kampung halaman Ibunya di Palembang.
"Sukma, maaf ya keadaan rumahku sangat berantakan, maklum Anak bujangan jadi gak ada yang bantuin beres-beres," ujar Riki pada saat Sukma dan Jaka masuk ke dalam rumahnya yang terlihat seperti kapal pecah.
"Tidak apa-apa Mas, justru saya yang harus minta maaf karena sudah merepotkan Mas Riki," jawab Sukma yang merasa tak enak hati.
"Bro, sebaiknya sekarang saja kita ke rumah Penghulunya, biar cepet-cepet sah," ujar Jaka dengan cengengesan.
"Gak sabaran amat sih Mas Bro, mendingan sekarang kalian mandi dulu, baru juga sampai, badan kamu aja masih keringetan gitu," ujar Riki.
"Iya juga sih. Yuk Sukma kita mandi," ujar Jaka dengan menarik tangan Sukma.
"Eit, gak bisa gitu dong Mas Bro, gak inget apa kalian itu belum muhrim, enak aja main ajak mandi Anak gadis orang," ujar Riki dengan sewot.
"Aduh maaf gue lupa, maksudnya mandinya nanti gantian," ujar Jaka dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah kalau begitu Mas Jaka saja duluan yang mandi, nanti sesudah Mas Jaka baru Sukma," ujar Sukma.
Jaka akhirnya masuk ke dalam kamar mandi dan menyelesaikan mandinya hanya dalam lima menit saja.
"Cepet amat Mas mandinya," ujar Sukma saat melihat Jaka yang keluar dari dalam kamar mandi.
"Dia biasanya emang begitu Mbak, malah Jaka sering gak mandi," ledek Riki.
"Enak aja loe, loe kali yang suka mandi parfum," ujar Jaka dengan melempar handuk ke tubuh Riki.
Sukma yang melihat Jaka dan Riki bercanda hanya tersenyum, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Sukma baru keluar dari kamar mandi setelah 15 menit.
"Sayang, kamu kok mandinya lama amat?" tanya Jaka.
"Sukma juga mandi cuma 15 menit Mas, lama apanya coba," jawab Sukma dengan tersenyum, karena melihat Jaka yang cemberut.
"Tapi Mas udah gak sabar pengen cepet-cepet ke rumah Penghulu," rengek Jaka.
"Sabar dulu sebentar ya sayang, aku pake baju dulu," ujar Sukma.
Jaka yang mendapat panggilan sayang dari Sukma pun langsung merasa berbunga-bunga.
"Hadeuh, baru dipanggil sayang aja udah langsung ngerasa terbang ya Mas bro, kayak anak kecil yang dikasih permen," ledek Riki.
"Loe gak tau aja Rik, Sukma itu cinta pertama gue, dan semoga dia menjadi cinta terakhir gue," ujar Jaka.
"Iya deh gue Amini aja do'a loe, semoga saja loe gak tergoda sama si bohay Yuli, dia kan bucin banget sama loe, hampir tiap hari dia dateng ke tempat kerja kita buat ngejar-ngejar loe," ujar Riki.
"Stttt..jangan kenceng-kenceng ngomongnya, nanti gimana kalau Sukma salah paham, bisa celaka dua belas Bro," ujar Jaka.
Setelah Sukma selesai mengganti baju, Jaka, Sukma dan Riki akhirnya berangkat menuju rumah Penghulu yang berada tidak jauh dari rumah Riki.
"Assalamu'alaikum Pak," ucap mereka bertiga ketika sudah sampai di depan rumah Penghulu.
"Wa'alaikumsalam, ayo Nak Riki silahkan masuk. Jadi ini ya calon Pengantin yang akan saya nikahkan?" tanya Pak Penghulu.
"Iya Pak, perkenalkan nama saya Jaka, dan ini calon Istri saya Sukma," ucap Jaka dengan mencium punggung tangan Pak Penghulu.
"Apa Nak Sukma sudah tidak mempunyai saudara untuk diminta menjadi Wali nikah?" tanya Pak Penghulu.
"Tidak Pak, saya sudah Yatim Piatu, dan orangtua saya tidak mempunyai sanak saudara," jawab Sukma.
"Kalau begitu mari kita menuju Mushala di belakang rumah saya, kebetulan ada Saudara sekaligus tetangga saya yang bisa dimintai bantuan untuk menjadi Saksi Pernikahan," ujar Pak Penghulu.
Akhirnya Jaka dan Sukma ikut ke Mushala bersama Pak Penghulu, dan Pak Penghulu pun langsung memanggil saudaranya untuk menjadi Saksi Pernikahan mereka.
"Nak Jaka, apa Nak Jaka sudah siap?" tanya Pak Penghulu.
"Insyaallah saya siap Pak," ujar Jaka.
"Baik, kalau begitu sekarang Nak Jaka jabat tangan Saya," ujar Pak Penghulu.
"Ananda Jaka Hanggara, saya Nikahkan dan Kawinkan engkau dengan Sukma Ayu Bin Almarhum Bapak Syamsul, dengan mas kawin seperangkat Shalat serta satu set perhiasan emas seberat 30 gram dibayar Tunai."
"Saya terima Nikah dan Kawinnya Sukma Ayu Bin Almarhum Bapak Syamsul, dengan mas kawin tersebut dibayar Tunai," ucap Jaka dengan lantang.
"Bagaimana para saksi?"
"Sah..sah.."
Sukma langsung menitikkan airmata bahagia sekaligus sedih, karena sekarang Sukma sudah menjadi seorang Istri dan menikah dengan lelaki yang dicintainya, tapi di sisi lain Sukma sedih karena Mbok Ningsih tidak bisa hadir dalam acara Pernikahan mereka, bahkan orangtua Jaka tidak merestui hubungan mereka.
Sukma mencium punggung tangan Jaka yang sudah resmi menjadi Suaminya, dan Jaka langsung mencium kening Sukma yang saat ini sudah menjadi Istrinya secara Agama.
"Sukma, aku tau kalau Pernikahan ini berat untuk kita berdua karena masih terhalang restu dari keluargaku, tapi aku berjanji akan selalu membahagiakanmu dalam seumur hidupku. Aku akan berusaha menjadi Suami dan Imam yang baik untuk kamu," ucap Jaka dengan menghapus airmata yang menetes di pipi Sukma.
Semua yang hadir di sana mengucapkan Selamat serta mendo'akan supaya Pernikahan Jaka dan Sukma Sakinah, Mawadah, Warahmah.
"Pak, terimakasih karena sudah berkenan menikahkan kami, kalau begitu kami pamit dulu," ujar Jaka.
Jaka menyuruh Riki untuk memberikan amplop kepada Pak Penghulu dan para saksi sebelum mereka berdua pulang.
"Rik, makasih banyak ya, loe udah berkenan membantu pernikahan kami, kalau begitu kami langsung pamit pulang saja ya," ucap Jaka.
"Emangnya kalian tidak mau menginap dulu di sini?" tanya Riki.
"Makasih Rik, tapi nanti malam gue takut loe ganggu kalau gue nginep di rumah loe, gimana kalau loe juga malah pengen, nanti bisa berabe kan," ujar Jaka dengan terkekeh.
"Pastilah gue bakalan pengen juga kalau sampai dengerin suara laknat loe yang belah duren," goda Riki, sehingga membuat Sukma merasa malu.
"Mas Riki, terimakasih ya atas semuanya, semoga Mas Riki cepat nyusul juga," ujar Sukma.
"Iya, sama-sama. Kalau ada apa-apa kalian jangan sungkan hubungin gue ya," ujar Riki yang kini memeluk tubuh Jaka.
"Gue boleh meluk istri loe juga gak?" canda Riki yang mendapat pelototan dari Jaka.
"Yuk sayang, kalau kita tetap di sini, nanti Riki malah ngomong ngelantur terus," ajak Jaka dengan menggandeng tubuh Sukma.
"Hadeuh dasar bucin, kayak truk aja gandengan," sindir Riki.
"Bilang aja loe sirik," jawab Jaka.
Akhirnya Jaka dan Sukma memutuskan untuk pulang ke rumah mereka dengan menggunakan sepeda motor yang sebelumnya sudah Jaka titipkan di rumah Riki sebelum dia pulang ke Jawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
@Kristin
Vote buat mu Thor semangat 💪☺️
2024-03-22
1
Eka Awa
ini cerita ke 2 yg kubaca yg genderuwo nya bernama bara😁
2024-02-28
1
Sena judifa
setahu ku pasti setiap nikah suaminya meninggal
2023-10-09
2