Bab 5 Yue tidak menyukai gurunya.

“Eum..., di depan keluarga sih kita manggilnya sayang atau aku, kamu.”

“Ouhh. Eh Al, udah sore nih gue pulang ya.”

Waktu begitu singkat. Tak terasa hari sudah mulai sore dan Alya pun pamit pulang pada sahabatnya itu.

••

Hari demi hari, bulan demi bulan. Alexa dan Hart hidup dengan bahagia di tambah dengan kehadiran anak kembar mereka yang di beri nama FRISCHELLA YUE KEY DAN AIDEN ALBERT.

10 tahun kemudian......., Dua anak kembar itu sudah tumbuh menjadi anak yang sangat pintar juga cerdas. Di umurnya 8 tahun Yue dan Aiden memiliki IQ yang hebat. Entah kepintaran itu turun dari sang ibu atau ayahnya. Yang pasti mereka berdua sangat di sayangi oleh keluarga, guru juga tetangga.

“Halo anak anak,” sapa seorang wanita muda cantik. Ia adalah guru dari Yue dan Aiden.

Setiap kali melihat gurunya itu, Yue selalu ingin pergi tak mau mengikuti pelajaran. Namun karena dia harus belajar maka mau tak mau harus tetap berada dikelas mendengarkan penjelasan guru cantiknya itu.

Bu guru menghampiri Yue, dia memberikan senyum manis pada anak kecil itu. Namun, tanggapan Yue terhadapnya malah cuek. Aiden yang melihat raut wajah adiknya langsung menyenggol lengan Yue. Dan dengan terpaksa gadis kecil cantik itu membalas senyuman sang guru.

Kriiingg..... kriiingg........

Istirahat tiba semua murid mulai berkeluaran dari dalam kelas. Kecuali, Yue dan Aiden. Dua anak kebanggan sekolah itu terdiam di kelas, saat semua sudah sepi Aiden mengingatkan kembali pada adiknya untuk jangan bersikap cuek terhadap guru mereka.

“Tolong mengerti lah Aiden. Aku tidak suka pada wanita itu,” ujar Yue dengan raut wajah cemberut.

“Apa penyebab kamu tidak menyukai Bu Mitha?” tanya Aiden penasaran.

“Hm... itu, kamu juga bakal tahu Aiden.”

“Baiklah aku tahu kamu tidak akan membenci orang tanpa sebab,” ujar Aiden lalu pergi.

Dirumah setelah beres-beres Alexa berniat untuk ke sekolahan anaknya. Sebelum itu dirinya izin dahulu pada Hart karena tiba bisa pergi makan siang bersama.

Mengetahui istrinya akan menjemput anak anak, Hart pun tidak masalah.

Pukul 11:30. Alexa sudah berada di depan gerbang menunggu Yue juga Aiden.

“Bunaaa....,” teriak Yue lalu memeluknya.

“Halo sayang gimana sekolahnya?”

“Seperti biasa nya aja Bun, oh iya. Buna aku sama kak Aiden boleh tidak pergi membeli es krim?”

“Boleh dong, apa sih yang gak buat anak anak Buna.”

Bu guru bernama Mitha itu muncul menyapa Alexa. “Ternyata yang jemput si kembar Buna nya ya.”

“Iya Bu,” jawab Alexa.

“Pasti Papa Hart nya sibuk,” ujar Bu guru Mitha.

Yue memberikan kode pada Buna nya untuk segera pergi. Dia tidak ingin Buna nya berlama lama berbicara dengan guru tersebut. Alexa yang mengetahui itu pun heran, setiap kali ada Bu Mitha pasti Yue selalu ingin pergi. Entah karena alasan apa dia bersikap demikian.

“Ayo Buna,” ajak Aiden.

“Kita pamit ya Bu Mitha,” izin Alexa dengan ramah.

Setelah kepergian Alexa, Bu guru Mitha menatap dari belakang dengan wajah sinis.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 18:00. Alexa sedang mengobrol dengan Alya lewat telepon. Sahabatnya itu masih terus curhat tentang Genta yang sampai sekarang belum menyatakan cinta.

Mirisnya Alexa tahu jika sekarang Genta sudah memiliki istri. Dia mengetahui itu dari sang suami, Hart. Alexa ingin memberitahukan itu namun dia tak tega dengan perasaan Alya.

Sudah bertahun tahun gadis itu menunggu kepastian dari Genta. Dan apa yang terjadi jika Alya tahu cowok pujaannya sudah menikah dengan perempuan lain.

“Bunaaa,” panggil Yue. Alexa menghentikan obrolannya dengan Alya. Dia langsung menghampiri anaknya dan bertanya.

“Ada apa sayang?”

“Kotak pensil nya Yue ada dimana ya? Perasaan Yue simpen disini deh, tapi kok gak ada?”

“Di tas mungkin.”

“Tidak ada Buna, eum apa di kamar kak Aiden?”

“Coba cari di kamar kakak kamu,” titah Alexa sambil bantu cari kotak pensil putrinya.

Yue telah kembali namun tidak dengan kotak pensilnya. Ternyata di kamar sang kakak pun tidak ada, raut wajahnya sedih dan Alexa menghela napas.

“Fiuhh, sudah biarin aja. Besok kita beli lagi, kan lagipula weekend besok jadi kamu tidak sekolah.”

“Ah iya, baiklah besok kita beli lagi bareng Papa.”

“Iya sayang, sekarang mau kerjain tugasnya pinjam pensil kak Aiden aja ya,” ucap Alexa mengelus rambut Yue.

Di saat kedua anaknya sedang sibuk belajar. Alexa pergi ke toko untuk membeli cemilan, karena stok dirumah sudah mau habis. Di perjalanan tak sengaja dia melihat Genta bersama istrinya sedang menuju toko juga.

“Hay Genta,” sapa Alexa.

“Eh Al, mau belanja juga?”

“Iya nih gue mau beli cemilan buat anak anak,” jawabnya dan tak lupa memberikan senyuman pada istri Genta.

“Ya udah gue duluan Gen,” sambung Alexa.

Alexa sudah berada didalam toko, dia berbicara sendiri dan memuji kecantikan istri teman suaminya itu. “Pantas saja, ceweknya cantik, bening dan seksi kek gitu. Gimana gak tertarik si Genta. Ughh...., kira kira Alya gimana ya?”

“Eh ada Bu Alexa,” ujar seorang wanita.

“Bu Mitha,” sahut Alexa.

“Beli apa Bu? Tumben sekali ke toko jam segini?” ujarnya.

“Ini Bu guru, saya mau beli cemilan. Baiklah belanjaan saya sudah penuh. Mari, permisi.”

Mitha mengangguk dan dia kembali memberikan senyuman sinis. Salah apa yang Alexa lakukan padanya sampai Mitha selalu memberikan senyuman begitu.

Sesampainya dirumah, Hart sudah pulang dan sedang menonton televisi.

“Udah pulang?” tanya Alexa.

“Iya.”

“Maaf ninggalin anak anak sendiri di rumah, tadi pergi ke toko sebentar doang.”

“Iya gak papa. Lagipula mereka pintar tidak akan pergi tanpa izin dari aku dan kamu. Oh iya handphone mu...,” kata Hart dengan wajah capek.

“Kenapa dengan handphone ku?”

“Alya, dia nelpon kamu sampe 10 kali. Coba telpon balik kali aja ada hal yang penting,” titah sang suami.