Bagas menghempaskan tubuhnya setelah mencapai kepuasan dari penyatuan miliknya pada inti Indhira. Walaupun awalnya agak sulit memasukinya, apalagi dengan sikap Indhira yang terus menolak. Namun, penyatuan itu tak lagi terelakan.
Bagas menoleh ke arah Indhira yang berbaring di sampingnya. Matanya terpejam, namun air matanya menetes bercampur dengan peluh karena pertempuran mereka tadi. Indhira terlihat menggigit bibirnya yang bergetar seakan menahan suara air matanya.
Bagas merengkuh tubuh Indhira dan menghujani wajah cantik wanita itu dengan kecupan.
" It's OK, tidak akan terjadi apa-apa, kok! Tadi aku buang di luar. Kamu tidak akan hamil, Ra." Di dekat telinga Indhira, Bagas berbisik mencoba menenangkan.
Kelopak mata Indhira terbuka lalu menoleh dan menatap sinis ke arah Bagas.
" Enak sekali kamu bicara begitu, Bagas! Kita ini sudah melakukan dosa, kamu bilang tidak apa-apa?!" Suara Indhira terdengar geram, hingga akhirnya suara tangis Indhira tak tertahankan.
" Iya, iya, aku minta maaf, aku salah. Tapi, mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur terjadi ..." Bagas masih menganggap ini adalah hal yang sudah biasa dalam pergaulan anak muda jaman sekarang.
Indhira langsung bangkit saat mendengar ucapan Bagas. Dia lalu merapihkan pakaiannya dan akan turun dari tempat tidur.
" Sssshhh ..." Indhira menahan tubuhnya yang akan bangkit.
" Sakit ya, Ra?" Bagas mendekat dan merangkul pundak Indhira. Namun, Indhira menepis tangannya. Dia kembali bangkit lalu berjalan perlahan.
" Aku mau pulang!" ucapnya dengan nada ketus.
" Ya sudah, aku antar kamu pulang. Kamu mau mandi dulu tidak?"
" Aku mau pulang sekarang!" tegasnya lagi, seakan tidak ingin mendengar tawaran Bagas lagi.
" Oke ..." Bagas segera memakai pakaiannya kembali. Dia tidak bisa menahan Indhira untuk tetap berlama-lama di kamar lagi. Walaupun sebenarnya Dia menginginkan kehadiran Andhira di sampingnya. Tapi, sepertinya Indhira benar-benar marah terhadap Bagas.
" Matamu merah, apa kamu yakin akan pulang sekarang? Tante dan Om kamu pasti akan curiga jika melihat mata sembab kamu, Ra." Saat melihat mata Indhira yang merah dan sembab, Bagas tak yakin akan membawa pulang Indhira saat ini juga. Pasti akan menimbulkan pertanyaan keluarga Indhira.
" Aku ambilkan es batu. Nanti mata kamu dikompres agar sembabnya berkurang." Bagas berlari ke luar ruangan kamar tanpa memperdulikan penolakan Indhira.
***
Walau tangan Bagas mengompres bagian bawah mata Indhira. Namun, cairan bening terus saja mengenang di bola matanya. Rasa takut dan merasa berdosa begitu kuat menyelimuti hatinya. Bagaimana mungkin dia tidak merasa takut dan merasa berdosa? Mereka, dia dan Bagas sudah melakukan sesuatu yang sepantasnya hanya boleh dilakukan pasangan yang sudah terikat dalam ikatan suci pernikahan. Sedangkan dia dan Bagas, mereka sama-sama masih duduk di bangku SMA kelas dua belas. Tapi, mereka sudah melakukan hal terlarang.
" Sudah jangan menangis terus, Ra. Kalau kamu nangis begini, kapan mau sembuh mata sembab kamu ini? Nanti kamu tidak akan bisa pulang, lho! Atau, kamu mau menginap di sini dan mengulang yang tadi lagi?"
Indhira menatap tajam ke arah Bagas dengan nafas mendengus kesal. Bisa-bisanya dia masih bisa bercanda padahal dirinya sedang merasa sedih dan bersalah.
" Bercanda, Ra." Melihat Indhira memberengut, Bagas langsung mengklarifikasi ucapannya. Namun, apa yang dikatakan Bagas selanjutnya tak membuat kekesalan Indhira mereda, akan tetapi semakin meradang.
Bisa-bisanya Bagas mengatakan jika itu hanya sebuah candaan. Indhira sudah kehilangan kesuciannya dan dia menganggap itu sebuah lelucon? Indhira hanya mendengus kesal dan mengelus dada.
Setelah Maghrib, akhirnya Bagas membawa Indhira pulang. Indhira bahkan sampai melupakan ibadahya karena peristiwa tadi. Sungguh dosanya sangat berlipat-lipat. Indhira hanya bisa berharap semoga saja Allah SWT, Dzat pemilik jagat raya ini masih mau membukakan pintu maaf-Nya untuknya, atas dosa yang sudah dia perbuat.
" Kita beli makanan dulu ya, Ra. Buat oleh-oleh Om sama Tante kamu." Bagas mengarahkan mobilnya di restoran pizza, tanpa menunggu persetujuan dari Indhira.
" Biar Tante kamu tidak marah karena kamu pulang telat," lanjutnya.
Indhira hanya menghempas nafas panjang. Kenapa, sih? Bagas hanya memikirkan hal yang tidak penting? Kenapa dia tidak memikirkan bagaimana hancurnya dirinya karena perbuatannya tadi? Indhira kehilangan hal berharga sebagai seorang wanita. Kenapa Bagas justru memikirkan cara agar Tante dan Om Indhita agar tidak marah.
Indhira hanya diam. Tak merespon apapun yang diucapkan oleh Bagas, sampai akhirnya Bagas selesai memesan secara drive thru pizza yang ingin dia beri untuk keluarga Indhira.
Kurang dari tiga puluh menit setelah tadi memesan pizza untuk keluarga Indhira, Mereka sudah sampai di depan rumah Indhira. Bagas memarkirkan mobilnya di jalan depan rumah Indhira, karena pekarangan rumah Indhira tidak cukup untuk memarkirkan kendaraan roda empat.
" Kita masuknya samaan." Bagas yakin Om dan Tante Indhira pasti akan memarahi Indhira, karena dia terlambat pulang sampai lewat jam tujuh malam. Karena itu dia harus mendampingi Indhira agar dia tidak merasakan ketakutan.
Mereka pun turun dari mobil melangkah ke rumah Indhira dengan langkah bersamaan.
" Assalamualaikum ..." Indhira membuka handle pintu berusaha untuk membuka pintu. Namun, ternyata pintu itu terkunci dari dalam.
Tok tok tok
" Assamualaikum ..." Dengan mengetuk pintu, Indhira kembali mengucap salam, berharap anggota keluarganya ada yang mendengar dan membukakan pintu.
" Apa mereka pergi, Ra?"
" Assalamualaikum, Tan, Dahlia ...."
Tak menggubris pertanyaan Bagas, Indhira masih mengetuk pintu rumahnya.
Kali ini panggilan Indhira berhasil membuat seseorang membukaan pintu rumah.
" Dari mana saja kamu jam segini ba ...ru ... eh, ada Bagas, ya?" Saat membukakan pintu, Tante Marta langsung menyambut Jndhira dengan menyentak di awal kalimat. Namun nada bicara berubah lembut, saat mata Tante Marta melihat kehadiran Bagas di samping Indhira.
" Malam, Tante. Maaf ya, Tan. Aku antar Indhira telat. Soalnya tadi ada pentas seni sampai sore di sekolah." Bagas menyapa dan memberikan alasan kepada Tante Marta kenapa Indhira pulang terlambat.
" Oh, tidak apa-apa kalau ada kegiatan di sekolah."
Bagas dapat melihat senyum palsu di bibir wanita paruh baya itu.
" Aku harap, Tante jangan memarahi Indhira, ya?" Bagas meminta pengertian kepada Tante Marta agar tidak menyalahkan Indhira karena telat pulang.
" Oh, tentu tidak, Bagas. Tante mana mungkin marah sama Indhira. Dia itu 'kan keponakan Tante satu-satunya. Sudah yatim piatu, tidak mungkin Tante akan marah!" Tante Marta menyempurnakan sandiwaranya dengan mendekat dan merangkul pundak Indhira.
" Benar, kan? Tante tidak pernah memarahi kamu, Indhira?" Kelimat tanya bernada penuh intimidasi terdengar dari Tante Marta.
" Oh iya, Tan. Aku bawakan oleh-oleh untuk keluarga." Bagas kemudian mrnyodorkan dua box pizza kepada Tante Marta.
" Wah, kok jadi repot-repot begini, sih? Padahal tidak usah bawa-bawa oleh-oleh segala."
Kendati mulutnya menampik. Namun, wajah Tante Marta terlihat senang saat menerima buah tangan dari Bagas.
" Lia, Dahlia ...! Ini ada Bagas bawa oleh-oleh untuk kamu!" teriak Tante Marta memanggil nama Dahlia anaknya.
Bagas melirik ke arah Indhira yang menundukkan pandangannya. terlihat kelelahan di wajah Indhira. Sepertinya dia butuh istirahat, hingga akhirnya Bagas memutuskan untuk berpamitan untuk pulang.
" Tante, aku pamit dulu ya!?"
" Lho, kok buru-buru? Belum ketemu sama Dahlia juga ..." Tante Marta seolah ingin menahan Bagas lebih lama di sana.
" Lia, Dahlia ...! Ini Bagasnya sudah mau pulang ...!!" teriak Tante Marta kembali.
" Iya, Ma." Dari dalam ruangan muncullah seorang remaja seumuran Indhira.
" Eh, ada Kak Bagas ..." ucap Dahlia mendekat ke arah Bagas.
" Lia, ini Bagas bawa oleh-oleh buat kamu."
" Wah, makasih ya, Kak. Kak Bagas tahu saja aku suka pizza."
Kemunculan Dahlia membuat Bagas merasa perlu segera pergi dari rumah Indhira. Karena dia malas meladeni mulut cerewet sepupu Indhira itu.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Yoyok Yoyok
semoga tidak terjadi sesuatu setelah spa yg dilakuan bagas pd indira
2023-10-18
0
Wie Yanah
smga ksno'y jgn mengandung bawang thor🤭
2023-02-27
0
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
seenaknya saja Bagas nganggep apa yang dia lakukan seolah hal biasa.ngeselin sikapnya Bagas.ini lagi,tantenya udah numpang tapi sok berkuasa.
2023-01-25
1