...19...
Kendrik sedang mematut dirinya di depan cermin. Tubuh tinggi tegap dan juga kekar miliknya di balut dengan tuxedo putih polos dengan garis tepi berwarna hitam. Warna yang sangat cocok dengan warna kulitnya. Kendrik menatap penampilannya dengan ekspresi datar. Di mana seorang staff butik sedang membantu ia merapikan tuxedo tersebut.
Bagi Kendrik, apapun warna tuxedo yang ia pakai. Ia selalu terlihat tampan. Baginya, tuxedo ini adalah pilihan yang tepat untuk hari pernikahannya nanti walaupun itu hanya pernikahan kontrak. Namun, tetap saja ia harus tampil memukau.
Dari tirai kamar ruang ganti. Ziera keluar dengan memakai gaun pengantin rancangan Madam Xie. Gaun berwarna putih dengan bagian bawah mengembang seperti gaun princess dengan kain transparan yang dibuat berlampir-lampir. Di mana di bagian dada terdapat sulaman indah yang terlihat mewah dan juga anggun.
Kendrik memutar tubuhnya saat mendengar ada suara dari balik tirai ganti. Yah, ia berada di dalam ruangan yang sama dengan Ziera. Tatapan Kendrik lansung terkunci seketika saat melihat penampilan Ziera memakai gaun pengantin yang sangat indah.
Kedua mata Kendrik tidak bisa bekedip sedikitpun. Seolah-olah kelopak matanya terkena mantra sihir. Ia begitu terpesona dengan kecantikan Ziera. Gadis dengan mulut tanpa saringan itu terlihat seperti bidadari yang jatuh dari kayangan.
Wajah tirus dengan make-up tipis yang begitu kontras dengan bentuk wajahnya. Bulu mata yang lentik dengan pulasan blus-on yang membuat pipi gadis itu merona. Kemudian bagian atas gaun yang cukup rendah membuat sela antara dua gunung kembar gadis itu terlihat. Rambut yang biasa di gerai kini dicepol ke atas dan diberi hiasan bunga cantik sehingga menunjukkan leher jenjang dan mulus Ziera.
Sungguh, pemandangan yang sangat indah di mata Kendrik. Ziera terlihat sangat berbeda dan sangat terlihat anggun serta mempesona.
Ziera yang sadar ditatap dengan tatapan terpesona oleh Kendrik tersenyum tipis. Ia merasa bangga bisa melihat wajah terpesona pria gila dan dingin itu. Sudah ia bilang bukan, jika tidak ada yang bisa lolos dari pesona seorang Ziera Gracin.
Begitu pula dengan Madam Xie yang terkekeh geli melihat ekspresi melongo Kendrik. Ekspresi yang baginya sangat langka karena biasanya Kendrik hanya memasang ekspresi datar seperti tembok besar China. Akan tetapi, kini seorang Kendrik terpukau dengan kecantikan calon istrinya. Sungguh sangat lucu dan manis.
"Calon suamimu, sampai tidak bisa berkedip melihat dirimu, Ziera," celetuk Madam Xie dengan menahan tawanya. Hal itu berhasil membuat Kendrik tersentak sadar dari pesona sihir Ziera.
Kendrik menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia terlihat salah tingkah karena sudah ketahuan terpesona oleh kecantikan Ziera.
Sial, apa- apan aku ini. Bagaimana bisa dia secantik itu? Haduh, sepertinya aku harus periksa kesehatan mataku di dokter setelah ini. Batin Kendrik merutuki dirinya sendiri.
Ziera menatap Kendrik dari ujung kepala hingga ujung kaki. Penampilan Kendrik juga tak kalah memukau. Pria itu terlihat sangat tampan dan keren. Namun, rasanya tuxedo yang dikenakan Kendrik tidak sesuai dengan gaun yang ia kenakan. Ziera mendekat ke arah Kendrik, yang semakin membuat pria itu gelagapan karena gugup.
"Madam Xie, apa tidak ada tuxedo polos yang kau sediakan?" tanya Ziera sembari mengelus ujung tuxedo yang ada di bagian dada Kendrik. Di mana pria itu memilih untuk membuang wajahnya dari pada melihat ke arah Ziera. Ia rasanya tidak memiliki keberanian untuk memandang wajah cantik itu. Ia tidak ingin jatuh dalam pesona Ziera dan membuat gadis itu menjadi besar kepala.
"Tentu saja ada, Ziera. Akan tetapi, itu adalah tuxedo edisi terbaru di butik ini. Aku rasa, tuxedo itu sangat cocok dengan Kendrik," balas Madam Xie dengan menyuarakan pendapatnya.
"Aku minta maaf sebelumnya Madam. Akan tetapi, aku rasa tuxedo ini tidak akan serasi dengan gaun yang aku kenakan. Kami akan terlihat semakin berkilau dengan Kendrik memakai tuxedo putih polos. Dia pasti akan terlihat lebih tampan."
"Baiklah, aku akan mencarikan tuxedo putih polos seperti keinginanmu." Madam Xie keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan Ziera dan Kendrik.
Kendrik mencengkram kuat lengan Ziera hingga gadis itu meringgis kesakitan. Ia tidak suka dengan Ziera yang asal mengganti pakaiannya.
"Lepaskan aku, ini sakit," ringgis Ziera berusaha melepaskan cengkraman Kendrik.
"Berani sekali kamu menyuruh Madam Xie untuk mengganti tuxedoku. Dengar, aku nyaman dengan tuxedo ini dan aku tidak akan menggantinya." Kendrik menyuarakan ketidak setujuannya. Ia tidak akan pernah mau menuruti perkataan Ziera. Ia tidak ingin gadis di depannya semakin melunjak dan melewati batas jika menuruti perkataan gadis itu.
Ego dalam dirinya juga tidak ingin membiarkan hal tersebut sampai terjadi. Di sini ia yang berhak menyuruh dan memerintah. Ziera menghentakkan tangannya dengan keras hingga cengkraman tangan Kendrik terlepas dari lengannya.
"Tidak, aku tidak ingin pengantin pria terlihat jelek di hadapan para tamu. Aku ingin dia terlihat sempurna. Yah, walaupun ini hanya pernikahan kontrak tapi tetap saja kita harus tampil berkilau. Kamu ingin menunjukkan pada ayahmu bukan jika kamu lebih baik. Jadi, dengarkan aku," balas Ziera dengan nada sinis. Sekali saja Kendrik menurut padanya, mungkin dunia pria itu akan terbalik.
"Siapa kamu yang berani mengajariku apa yang harus aku lakukan dan tidak?"
"Haduh, kamu ini sungguh pelupa. Aku ini calon istrimu."
"Hanya kontrak."
"Iya, lagi pula aku tidak ingin menjadi calon istrimu sungguhan. Entah kesulitan apa yang aku lewati setelah menikah denganmu. Namun, yang pasti moodku selama enam bulan pasti akan buruk." Ziera memutar tubuhnya hendak pergi menjauh dari Kendrik.
"Berani sekali ka---"
Belum sempat Kendrik menuntaskan kalimat umpatannya. Tubuh Ziera sudah melayang karena menginjak gaunnya sendiri dan kembali membentur dada bidangnya dengan keras hingga ia sedikit terjungkal ke belakang. Namun, untung ia masih bisa mempertahankan keseimbangan tubuhnya agar tidak jatuh. Jika tidak, maka tubuh berat Ziera pasti sudah menindih tubuhnya yang indah.
"Dasar ceroboh!" pekik Kendrik dengan mendorong tubuh Ziera yang menempel seperti cicak di dadanya.
Srak!
Karena dorongan Kendrik yang tiba-tiba membuat Ziera tanpa sengaja menarik tuxedo Kendrik hingga kancing tuxedo pria itu lepas.
Mulut Ziera dan Kendrik membulat saat melihat kancing tuxedo sudah berpindah tempat pada tangan Ziera.
"Kau, merusak tuxedoku," kesal Kendrik menatap Ziera marah.
"Ini salahmu, kamu yang mendorongku. Aku ini manusia bukan kotoran jadi tidak perlu bersikap jijik seperti itu. Lagi pula ini pertanda jika kamu harus ganti tuxedo," sanggah Ziera dengan wajah sedikit takut. Ia tidak bermaksud untuk merusak tuxedo mahal ini. Lagi pula, ini salahnya Kendrik yang sudah mendorong ia dengan sangat keras. Jadi, tangannya yang kuat ini mencengkram kancing tuxedo tersebut.
"Aaaa, bisa tidak ... Eee kamu sangat menyebalkan. Gajimu serta bonus yang aku berikan tadi akan menjadi ganti rugi tuxedo yang kamu rusak ini," ucap Kendrik mutlak yang menjadi hantaman keras bagi Ziera.
Tubuh Ziera terasa lemas dan ambruk begitu saja di atas sofa. Baru beberapa menit yang lalu ia mendapatkan bonus dari pekerjaan. Belum saja ia menikmati uang tersebut tapi sudah lenyap untuk mengganti tuxedo Kendrik yang ia rusak. Sungguh nasibnya benar-benar miris. Mana gaji bulanannya juga ikut dipotong.
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
komen
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments