...17...
"K---"
"Sepertinya Kakak Ipar tidak pernah melihat gadis cantik," sosor Ziera dengan cepat mendahului Kendrik sehingga membuat Kendrik tidak jadi bicara.
Galen lansung mengalihkan pandangannya. Kata-kata Ziera mungkin terdengar lembut. Akan tetapi mengandung sejuta sindiran yang tentu saja mengenai sasaran.
"Kamu sangat cantik sampai membuatku pangling Ziera," puji Galen dengan meraih tangan Ziera dan hendak mencium punggung tangan putih milik gadis itu.
Srakk!
Namun, belum sempat bibir merah Galen mendarat dengan sempurna di punggung tangan Ziera. Kendrik menepis kasar tangan Galen hingga tangan Ziera lepas.
"Jaga sikapmu pada calon istriku," tekan Kendrik tegas.
"Calon suami yang posesif. Aku tidak bisa membayangkan Ziera yang cantik akan terkekang setelah menikahimu," cibir Galen menutupi rasa malu akibat Kendrik yang menepis tangannya.
Darah Kendrik terasa memanas. Di mana kabut asap kemarahan menyelubungi dirinya. Ingin sekali saat ini ia menghajar wajah Galen hingga hancur dan tak terkenali. Namun, tubuh Kendrik tersentak kaget saat tangan lentik nan cantik milik Ziera mengamit lengannya denga manja.
Ia menoleh pada Ziera yang tersenyum manis padanya. Senyum lebar di bibir merah ranum gadis itu membuat tatapan Kendrik terkunci seketika. Senyum yang terlihat sangat mempesona dan memikat.
"Kau tidak perlu membayangkan kehidupanku setelah menikah dengan adikmu, Galen. Aku yakin, hidupku akan bahagia bersama Kendrik. Dia sangat mencintaiku sehingga dia begitu posesif. Bukankah itu sangat romantis. Aku sangat mencintai calon suamiku ini," ucap Ziera mulai memainkan sandiwaranya menjadi calon istri yang baik. Bahkan, ia mengatakan kalimat cinta sambil menatap Kendrik dengan tatapan yang begitu dalam.
Ziera benar-benar sangat pandai bersandiwara. Aktingnya sangat alami dan tidak terlihat sedikitpun cela kesalahan. Bahkan, Kendrik sendiri sampai mengira jika Ziera mengatakan perasaannya, saking pandainya gadis itu bersandiwara. Namun, Kendrik segera menepis pikiran itu karena mengingat fakta jika Ziera hanya bersandiwara bukan sungguhan. Lagi pula ia tidak mau jatuh cinta lagi. Apalagi itu pada gadis sombong dan juga menyebalkan.
Wajah Galen berubah seketika menjadi pias. Mulutnya bungkam tak bisa mengatakan apapun lagi. Kata-kata Ziera menskakmat cacian dan hinaan Galen hingga pria itu tak bisa berkata-kata lagi.
"Sayang, lebih baik kita masuk dan mulai fiting baju pengantin untuk pernikahan kita. Galen, terimakasih untuk sambutan dan pujiannya," ujar Ziera lagi dengan senyum ramah terkesan angkuh. Lalu menggandeng lengan Kendrik dan masuk ke dalam butik meninggalkan Galen yang menatap kepergian mereka dengan hati yang terbakar api amarah.
Sial, dari mana dia menemukan gadis seperti Ziera. Gadis itu benar-benar pandai menyindir dan menghina dengan halus. Mana dia sangat cantik, lebih cantik dari Marsha. Seharusnya aku yang pantas bersanding dengan Ziera bukan anak pecundang itu. Batin Galen mengumpat dengan tangan yang mengepal sempurna.
Ziera dan Kendrik berjalan beriringan menuju salah satu sofa yang disediakan di butik. Keduanya duduk berdampingan dan menempel. Memperlihatkan kesan yang begitu mesra dan harmonis.
"Bagaimana aktingku barusan, Tuan Kendrik Ceramide?" tanya Ziera setengah berbisik di telinga Kendrik, yang lansung merasa geli karena hembusan nafas gadis itu.
"Biasa saja," jawab Kendrik singkat, padat, jelas, dan tanpa dosa.
"Apa? Biasa saja kamu bilang? Kamu tidak lihat, bagaimana aku membungkam mulut kakakmu itu dengan kata-kata mutiara milikku?"
"Itu memang tugasmu menjadi istri kontrakku. Selalu melindungi martabat dan kehormatanku tapi sebagai apresiasiku pada usahamu yang tidak seberapa itu. Aku akan memberimu bonus lima juta."
Ziera menutup mulutnya spontan mendengar nominal bonus yang akan diberikan oleh Kendrik padanya. Lumayan besar hanya untuk adu mulut seperti barusan. Ternyata pria gila di sampingnya masih memiliki hati nurani.
"Aku menerima bonusnya dengan senang hati. Teruslah bersikap baik seperti ini. aku sangat menyukainya," ucap Ziera dengan antusias.
"Dan kamu jadilah istri penurut. Maka, uang akan mengalir ke rekeningmu. Jika yang terjadi sebaliknya, siap-siap gajimu akan ku potong habis," ancam Kendrik mengingatkan Ziera agar tidak terbang terlalu tinggi. Ia bisa memberikan sayap pada gadis itu dan ia pun bisa memotongnya kapan saja.
Ziera mendengus sebal. Pria di sampingnya memang sepertinya sangat membenci dirinya. Dia tidak membiarkan ia merasa senang sedetik pun. Moodnya yang naik karena mendengar bonus yang akan ia dapatkan malah hancur karena mendengar Kendrik yang akan memotong gajinya. Sungguh sangat menyebalkan.
Seorang wanita dengan rambut yang setengahnya sudah beruban mendekat ke arah Kendrik dan Ziera. Bibir di wajahnya terlihat tersenyum dengan begitu ramah dan tulus. Membuat siapa saja betah untuk memandangi senyum itu walaupun wajah wanita itu mulai keriput dimakan usia. Akan tetapi, wanita itu terlihat masih kuat dan bugar.
"Selamat datang Kendrik," sambut wanita itu dengan memeluk Kendrik hangat.
"Madam Xie." Kendrik membalas pelukan wanita tersebut yang ternyata bernama Madam Xie. Akan tetapi, jangan harap Kendrik tersenyum saat mengatakan hal itu. Wajahnya tidak berekspresi sama sekali.
Pada orang tua saja ia tidak tersenyum. Dan dengan sombongnya ia malah sok mengajariku tentang attitude. Asal kamu tahu saja attitude di keluarga Gracin jauh lebih ketat. Batin Ziera membanggakan keluarganya sendiri. Setelah hidup sendiri ia jadi mengerti banyak sekali perbedaan antara hidupnya yang dulu dan sekarang.
Madam Xie tersenyum ke arah Ziera. Ia memperhatikan gadis cantik di samping Kendrik. Gadis yang terlihat anggun dengan pesona yang kuat. Kelembutan dan kewibawaan berjalan dengan beriringan dalam diri gadis itu. Di mata Madam Xie ia merasa tidak asing dengan wajah Ziera. Namun, ia juga lupa di mana pernah melihat gadis itu.
Ziera menyunggingkan senyum ramah pada Madam Xie yang terus menatapnya dengan lekat. Ia merasa risih dengan tatapan itu. Seolah-olah Madam Xie tengah menelanjangi dirinya dengan tatapan tersebut. Sangat tidak nyaman.
"Madam Xie, perkenalkan calon istriku, Ziera," ujar Kendrik memotong tatapan Madam Xie pada Ziera.
"Wah, calon istrimu sangat cantik Kendrik. Kamu memang selalu memilih yang terbaik sama seperti Momymu." Madam Xie menyentuh wajah Ziera.
"Terimakasih atas pujiannya, Madam," balas Ziera dengan sopan yang mendapat nilai positif di mata Madam Xie.
Ternyata gadis ini bisa bersikap sopan juga. Batin Kendrik yang sejak tadi memperhatikan Ziera.
"Madam akan memberikan beberapa pilihan baju pengantin yang sangat indah dan juga paling mahal di butik Madam. Sekarang kalian bisa mengikutiku masuk ke dalam ruangan baju pengantin untuk memilih gaun dan juga tuxedo yang kalian inginkan." Madam Xie menggiring Kendrik dan Ziera menuju ke ruangan khusus baju pengantin.
Madam Xie sengaja membuat butiknya seperti ini. Memisahkan semua pakaian sesuai dengan kategori masing-masing. Hal itu ia lakukan agar para pelanggan lebih mudah menemukan pakaian yang mereka inginkan.
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
komentar
gift
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments