...10...
Ziera berjalan keluar dari kantor dengan wajah lesu dan juga lunglai. Niat awal datang ke kantor ini untuk interviwe pekerjaan malah berakhir dengan pekerjaan yang sangat berbeda dan luar biasa, yaitu menjadi istri kontrak.
Pekerjaan macam apa itu? Namun, ia tidak punya pilihan karena pria aneh dan menyebalkan itu hanya memberikan pilihan yang merugikan dirinya. Lagi pula, ini hanya enam bulan saja. Setelah enam bulan selesai, ia akan pergi jauh dari kota ini dan memulai kehidupan baru.
Ziera duduk di kursi loby. Ternyata mendapatkan uang itu sangatlah sulit. Pantas saja, sang ayah Tuan Darma begitu marah karena ulahnya yang mengambil uang perusahaan. Sekarang ia harus menjual masa depannya untuk mendapatkan uang. Entah apa yang akan terjadi saat ia menjadi istri kontrak Kendrik.
Tanpa terasa, buliran air mata menetes tanpa hambatan di pipi putih Ziera. Ia sungguh sangat merindukan kasih sayang orang tuanya. Ia yang biasa dimanjakan dengan semua keinginan yang selalu dituruti. Kini, ia harus berusaha untuk hidup di tengah-tengah kejamnya dunia.
"Dad, maafin Zie. Dady benar, seharusnya Zie tidak menghamburkan uang. Dady tahu, mencari pekerjaan sangatlah sulit dan sekarang Zie akan menikah, Dad," gumam Zie berbicara pada dirinya sendiri. Menyesali perbuatannya dulu yang selalu menghamburkan uang.
Dari kejauhan terlihat Bina datang dengan membawa dua botol minuman. Bina terlihat berjalan mendekat ke arah Ziera yang masih duduk diam sambil menangis menyesali perbuatannya.
"Zie, kamu nangis?" tanya Bina, yang lansung membuat Ziera mengusap wajahnya dengan cepat. Temannya ini seperti hantu yang selalu muncul tiba-tiba dan pergi begitu saja.
"Ngak, tadi aku cuma kangen aja sama Dady dan Momy, makanya sedih," kilah Ziera memberi alasan. Tidak mungkin ia mengatakan penawaran dari CEO perusahaan ini. Bisa-bisa dunia terguncang dengan teriakan kaget dari Bina.
"Oh, nih aku bawain minuman buat kamu." Bina menyerahkan minuman yang dibawanya. Ziera menerima minuman tersebut. Lalu, menyedotnya dengan pelan.
"Ice Coffee Tea." Ziera cukup terkejut saat lidahnya merasakan cairan dingin yang menjadi minuman favoritnya.
"Yah, minuman kesukaanmu."
"Kamu masih ingat?"
"Tentu saja, kalau aku tidak ingat tidak mungkin aku belikan untukmu."
"Kamu yang terbaik, Bi."
"Sekarang ceritakan padaku, bagaimana interviwemu tadi?"
"Uhukkk ...." Ziera lansung tersedak mendengar pertanyaan Bina. Minuman yang sudah tertelan sampai di kerongkongannya kembali menyembur keluar.
Bina segera menepuk bahu temannya itu dengan pelan. Melihat Ziera yang tersedak membuat Bina sedikit cemas.
"Kamu baik-baik saja, Zie?"
Tidak sama sekali. Batin Ziera yang hanya bisa mengatakan hal itu di dalam hatinya.
"Yah, aku baik-baik saja, Bi. Lebih baik aku pulang sekarang. Kepalaku hampir pecah karena menjawab pertanyaan HRD barusan." Ziera segera bangkit dari duduknya. Ia tidak bisa berlama-lama di sini. Bisa-bisa Bina akan tahu kesepakatannya dengan CEO perusahaan ini. Ia tidak ingin orang lain tahu karena ia belum siap. Baginya ini adalah sesuatu yang sangat mendadak dan cepat. Bahkan, otak kecilnya pun belum bisa mencerna semua kejadian barusan.
"Tapi, Zie. Kenapa terburu-buru?" sergah Bina yang merasa aneh dengan sikap temannya itu.
"Aku pulang!" pekik Ziera yang lansung berlari dengan cepat menjauhi Bina.
Bina menatap kepergian Ziera dengan menghembuskan nafasnya kasar. Dari dulu, Ziera tidak pernah berubah sedikitpun. Gadis apa adanya dan manja yang selalu melakukan apa yang dia inginkan. Namun, Ziera adalah gadis yang lugu, polos, dan juga baik meskipun kadang-kadang sangat menyebalkan.
Di sisi lain, Kendrik tengah duduk di kursi kebesaranya dengan tangan menopang dagu. Sementara tangannya yang lain memijat pangkal hidungnya dengan lembut. Setelah kepergian Ziera kepalanya terasa sangat pusing.
Keputusan yang ia ambil untuk menjadikan gadis asing sebagai istri kontraknya benar-benar di luar akal yang ia punya. Ia tidak pernah menduga jika ia akan menikah tapi dengan istri bayaran. Namun, nasi sudah menjadi bubur ia tidak bisa menarik perkataannya lagi yang sudah ia ucapkan di depan Tuan Darma dan Galen.
"Seharusnya mulutku tidak mengatakan hal konyol itu. Kenapa aku bisa mengatakan hal itu. Calon istri? Hah, sangat konyol. Belum lagi, gadis yang akan menjadi istri bayaranku adalah gadis yang sangat menyebalkan. Entah bagaimana nasibku setelah menikah dengannya," gumam Kendrik merutuki kekonyolan yang ia lakukan.
Tidak ingin berlarut dengan masalah Ziera. Kendrik memilih untuk mencari tahu siapa sebenarnya Ziera. Ia harus tahu bebet-bobot serta latar belakang hidup gadis itu. Ia tidak ingin menjadikan gadis sembarangan menjadi istri bayarannya.
Ia juga harus membuat surat kontrak serta perjanjian yang akan ia tanda tangani dengan Ziera. Ia akan membuat perjanjian yang akan lebih menguntungkan dirinya. Selama enam bulan itu, ia harus bisa menunjukkan pada sang ayah. Jika ia lebih pantas menjadi penerus berikutnya di bandingkan dengan Galen.
...----------------...
Di sebuah salon kecantikan terlihat Marsha mengandeng lengan Galen untuk masuk ke dalam tempat itu. Hari ini, ia ingin melakukan perawatan agar tampil semakin cantik dan Galen tidak akan berpaling darinya.
"Sha, aku antar kamu sampai di sini, ya. Aku ada urusan kantor," ujar Galen dengan wajah datarnya. Tidak seperti wajah senang dan penuh senyum yang ia tunjukkan di depan Kendrik dan juga Tuan Darma.
"Sayang, tapi kamu tadi janji buat temenin aku perawatan," renggek Marsha dengan memasang wajah memelas.
Galen merogoh saku celananya. Lalu, mengeluarkan dompet dan mengambil salah satu Credit Card dan menyerahkannya pada Marsha.
"Ini, lakukan apa yang kamu inginkan. Belanjalah sepuasmu," bujuk Galen. Ia tahu jika perempuan seperti Marsha akan bertekuk lutut di depan uang.
"Baiklah, Sayang. Terimakasih untuk Credit Cardnya. Aku mencintaimu." Marsha mengecup pipi Galen dengan mesra tanpa malu jika beberapa orang menatap ke arah mereka.
Galen hanya tersenyum kecut, kemudian pergi dan masuk ke dalam mobil. Lalu, melajukan mobilnya meninggalkan salon. Galen menghembuskan nafasnya kasar. Ia muak terus bersandiwara mencintai Marsha. Padahal pada kenyataannya ia hanya memanfaatkan gadis itu untuk menyakiti Kendrik.
Ia berani mengambil keputusan untuk menikahi Marsha hanya untuk membuat Kendrik semakin patah hati dan terpuruk. Namun, siapa sangka jika Kendrik malah memiliki calon istri yang sangat cantik dan menawan. Ingin meralat apa yang ia katakan untuk menikahi Marsha itu juga tidak mungkin karena ia masih membutuhkan Marsha untuk mendapatkan proyek baru yang direncanakan oleh Kendrik. Hanya Marsha yang bisa memberitahu dirinya semua rahasia kantor Kendrik. Ia akan menghancurkan Kendrik sehancur-hancurnya hingga Kendrik tidak akan mampu untuk hidup lagi.
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
koment
gift
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
mang tri
jangan2 mereka bukan sodara kandung ya🤔
2023-07-07
1
Dede Imas Madaraisahdi
Galen* ambisimu spt dendam yg tak terbalaskan
2023-02-14
1