...9...
Dalam sekejap, ekspresi wajah pria dingin dan aneh itu berubah menjadi menakutkan. Apa pria itu sekarang benar-benar ingin membunuh dirinya? Oh tidak, jangan sampai hal itu terjadi.
Astaga, kenapa pria aneh ini berjalan mendekat ke arahku dengan senyum mengerikan seperti badut. Jangan-jangan dia mau ..., oh tidak lebih baik aku kabur saja sekarang dari sini. Batin Ziera, yang lansung membalikkan tubuhnya hendak kabur. Namun, baru satu langkah kakinya maju. Sialnya, ia malah terpeleset karena saking gugupnya.
"Aaaaa!" pekik Ziera dengan menutup matanya dan bersiap untuk merasakan kerasnya lantai yang pasti akan sangat sakit.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Ziera tidak kunjung merasakan tubuhnya jatuh ke lantai. Perlahan Ziera membuka kedua kelopak matanya dan melihat wajah Kendrik yang berada tepat dua centimeter di depan wajahnya. Pantas saja tubuh Ziera tidak kunjung jatuh ke lantai. Hal itu karena Kendrik menangkap tubuhnya.
Tatapan mereka beradu dengan waktu yang terasa terhenti. Keduanya sama-sama terpana dengan ketampanan dan kecantikan masing-masing. Ternyata, menatap wajah Ziera dari dekat membuat gadis ini jauh terlihat semakin cantik. Bulu mata yang lentik dengan bola mata hitam indah, membuat Kendrik terasa tersedot ke dalam. Begitupula dengan Ziera yang juga terpesona dengan wajah tampan Kendrik.
Walaupun pria itu sangat dingin dan aneh. Namun, dari jarak sedekat ini dia terlihat sangat tampan. Wajah yang tegas dengan mata yang begitu tajam mengalahkan tajamnya mata elang. Akan tetapi, pandangan Ziera sedikit terganggu dengan sesuatu yang ada di ujung hidung Kendrik.
"Pak, upilmu keluar," ucap Ziera sembari menunjuk ke arah hidung Kendrik.
Brugh!
"Auuuu!" jerit Ziera kesakitan saat tubuhnya berpindah ke lantai dengan kasar. Ia Rasa bokongnya menjadi kempes karena dijatuhkan. Sementara Kendrik lansung memutar tubuhnya dengan wajah merah padam karena malu. Bisa-bisanya gadis itu mengatakan upil keluar dari hidungnya. Sungguh, tidak ada yang pernah mempermalukan dirinya hingga seperti ini. Ingin rasanya saat ini Kendrik melipat tubuhnya sekecil mungkin dan bersembunyi di balik saku. Dengan gerakan cepat dan kaku, Kendrik mengusap ujung hidungnya.
Sial, gadis ini benar-benar sangat tidak tahu malu. Ini juga upil, kenapa harus keluar. Hancur sudah imageku. Batin Kendrik merutuki dirinya sendiri.
Ziera bangun dengan mengusap bokongnya. Kali ini ia benar-benar marah pada pria di depannya yang tengah membelakangi tubuhnya. Pria itu bisa memberi tahu dirinya untuk berdiri sendiri. Akan tetapi, dengan jahatnya pria itu malah melepaskan tubuh seksinya hingga membentur lantai.
"Kenapa kamu menjatuhkanku?" pekik Ziera kini dengan menjerit marah. Ia sudah tidak perduli karena kesabarannya benar-benar habis.
"Dasar pria aneh, kasar, upilan, jorok ...."
"Diam!" bentak Kendrik yang membuat mulut Ziera lansung bungkam. Kendrik menatap tajam ke arah Ziera, di mana atmosfer di sekitar Ziera berubah menjadi berat dan mencekam.
"Tutup mulutmu, dan duduk," titah Kendrik dengan mutlak sambil menunjuk ke arah sofa.
Ziera menekuk wajahnya dalam. Ia melangkah dan duduk di sofa dengan wajah yang kesal. Pria itu terlihat semakin menyeramkan jika sedang marah. Jadi, selain pasrah dan menurut tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.
Kendrik berusaha melupakan kejadian tadi dengan mengalihkan pembicaraan. Ia segera mengambil laptopnya, kemudian meletakkannya di depan Ziera. Ia harus segera menyelesaikan permasalahan ini. Ia sudah tidak tahan berada di dekat gadis yang sudah menghancurkan imagenya.
"Ziera Gracin, peserta interviwe yang melamar tiga hari lalu," ucap Kendrik, yang berhasil membuat Ziera mengangkat wajahnya dengan tatapan melongo.
Kendrik menyenderkan tubuhnya dan menyilangkan kakinya pada kaki yang lainnya. Lalu, merentangkan tangannya di iringi dengan tatapan sombong dan penuh keangkuhan.
"Maaf, Pak. Saya tidak jadi melamar di sini," balas Ziera dengan mantap. Lalu, bangkit dari duduknya dengan niat ingin segera pergi dari tempat terkutuk ini.
"Jika kamu pergi maka kamu akan hidup miskin," sergah Kendrik, yang membuat langkah Ziera terhenti. Memang benar apa yang dikatakan oleh pria aneh itu. Akan tetapi, ia juga tidak mau diakui menjadi calon istri pria gila itu.
"Aku bisa mencari kerja di perusahaan lain. Aku adalah seorang sarjana."
"Bagaimana jika aku memblack-list namamu sehingga kamu tidak akan pernah menemukan pekerjaan yang bisa menyambung hidupmu. Tinggal di kontrakan yang kecil dengan biaya hidup di kota yang cukup tinggi. Bagaimana? Apa kamu akan menjadi pengemis yang akan menengadahkan tangan pada orang lain?"
"Maksud Bapak apa? Apa Bapak memaksa saya untuk bekerja di sini?"
"Jadilah istri kontakku."
Deg!
Satu kalimat yang keluar dari mulut Kendrik membuat Ziera membelalakkan kedua matanya dengan lebar. Ia tidak salah dengar bukan? Istri kontrak?
Sekarang ia semakin yakin, jika pria yang sedang duduk di depannya ini adalah pria gila. Mana bisa, pria itu menawarkan dirinya untuk menjadi istri kontrak. Sungguh, dunia sudah terbalik sekarang.
"Ha ... Ha ..., leluconmu memang sangat bagus, Pak." Tawa Ziera pecah sambil bertepuk tangan. Sungguh Dalam hidupnya baru pertama kali ia bertemu dengan orang gila secara lansung. Penampilannya memang sangat keren dan juga mewah. Namun, otak pria itu sepertinya bergeser.
"Ini bukan lelucon. Ini adalah tawaranku. Dalam sebulan kamu akan digaji tiga kali lipat dari gaji karyawan di perusahaan ini. Kamu juga bisa tinggal di rumah yang besar dan mewah. Di mana ada puluhan pelayan yang akan melayanimu. Nikah kontrak ini akan hanya terjadi selama enam bulan saja. Setelah semua yang ku inginkan tercapai. Kamu akan terbebas dari pernikahan ini. Setelah itu kamu bisa melakukan apapun yang kamu suka," tawar Kendrik berharap Ziera mau menyetujui hal itu. Saat ini, ia sangat membutuhkan gadis itu untuk menyelamatkan harga dirinya. Ia pun sudah memperkenalkan Ziera pada ayah serta Galen. Jika sampai Ziera tida bersedia maka ia pasti akan menjadi bahan olokan Galen dan ayahnya seumur hidup.
Mendengar tawaran Kendrik yang cukup menggiurkan, membuat jiwa kaya dalam diri Ziera memberontak. Apalagi, mendengar bayaran yang akan ia terima setiap bulannya. Ia yakin hidupnya tidak akan susah dan ia bisa membuktikan pada sang ayah bahwa seorang Ziera bisa hidup dengan tangannya sendiri. Namun, itu sama saja dengan ia menjual dirinya. Ia benar-benar dilema dan bimbang. Di satu sisi ia tergiur dengan tawaran itu. Namun, di sisi lainnya ia belum siap untuk menikah meskipun hanya menjadi istri kontrak. Akan tetapi, jika ia menolak maka sudah dipastikan hidupnya akan semakin sulit dan mungkin ia akan turun derajat, dari orang miskin menjadi gelandangan karena Kendrik memblack-list namanya dari perusahaan.
Dia benar-benar pria yang kejam. Dia tidak meninggalkan satu pilihan pun yang menguntungkan diriku. Batin Ziera dengan menarik nafasnya dalam.
"Baiklah, aku setuju tapi aku ingin kita punya perjanjian tertulis. Aku juga ingin mengajukan beberapa persyaratan padamu," putus Ziera dengan sedikit ragu.
"Tentu saja, tanpa kamu mengatakan hal itu aku akan menyiapkan surat kontrak."
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
komentar
gift
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Mimi Ilham
upil bos di jitak tuh upil
2023-09-20
1
Dede Imas Madaraisahdi
dich, upil ga tau diri orang lagi take adegan malah keluar untung ga keluar ingus Ken 🤭
2023-02-14
1