...3...
Seorang gadis tengah berjalan menyusuri jalanan berkerikil menuju sebuah kontrakan satu pintu yang hanya berjarak lima meter darinya. Wajah cantik gadis itu terlihat lesu dan penuh dengan kekesalan. Kedua bola mata hitam legam dengan bulu mata lentik terlihat sembab. Rambut coklat bergelombang miliknya pun terlihat acak-acakan, sama persis dengan setelah baju yang ia kenakan.
Ia menggeret dua koper di kedua tangannya dengan susah payah, di mana roda koper mahal miliknya harus tersandung pada kerikil jalanan. Sungguh sangat melelahkan sekaligus menyebalkan.
Yah, dia adalah Ziera Gracin. Putri satu-satunya dari keluarga Gracin yang tinggal di negri B. Negri yang sangat jauh dengan laut dan daratan yang memisahkan. Kini Ziera berada di kota V. Ia harus kabur ke negara ini karena sangat kesal dengan ayahnya.
Ia tidak menyangka jika ayahnya, Jarvis Gracin pengusaha terkenal di seluruh Asia Tenggara tega mengusir putri cantik seperti dirinya karena hal sepele. Bahkan lebih teganya lagi, Ayahnya itu hanya memberikan uang secukupnya untuk bertahan hidup.
Ziera menghembuskan nafasnya kasar. Hari ini sangat melelahkan karena penerbangan dari Negri B ke Negri V cukup memakan waktu. Apalagi setelah sampai, ia harus mencari tempat tinggal dan menemukan kontrakan yang super kecil. Bahkan, lebih kecil dari kamarnya yang dulu. Wajah Ziera tertekuk ke dalam dengan bibir yang mengerucut ke depan.
"Dady! Kenapa kamu tega sekali padaku!" teriak Ziera meluapkan kekesalannya.
Cetter!
"Auuu!" teriak Ziera lagi, saat merasakan kakinya yang disabet oleh sapu lidi.
"Hei, Nona. Jika kamu ingin menjadi putri tarzan jangan di sini. Kamu tidak tahu ini sudah malam? Sekali lagi kamu berteriak awas kau," ancam seorang wanita paruh baya dengan sapu lidi di tangannya.
Ziera membungkam mulutnya dengan kedua tangan. Wanita itu benar-benar sangat menyeramkan. Apalagi, tatapan tajam miliknya yang terasa siap menguliti kulit Ziera.
Setelah mengomeli Ziera, wanita paruh baya itu pergi dan masuk ke dalam kontrakan tepat berada di sebelah kontrakan Ziera. Hal itu sontak membuat kedua bola mata Ziera melotot dengan sempurna karena itu artinya ia akan bertetangga dengan ibu judes itu. Ziera bergidik ngeri, membayangkan hari-harinya dengan omelan pedas dari ibu itu.
"Dady, aku sangat menderita. Kenapa kamu begitu tega dengan mengusirku dari rumah. Hiks ...." Air mata Ziera tumbah begitu saja. Ziera memilih merebahkan bokongnya pada kursi kayu keras yang ada di depan kontrakan.
Ziera menatap kaki jenjangnya yang dibaluti jeans biru dengan tatapan nanar. Sementara pikirannya melayang menembus kejadian dua hari lalu yang membuat ia terdampar pada kemiskinan.
Flasback On.
Negri B, tepatnya di sebuah mansion mewah bergaya modern. Terlihat Ziera tengah duduk dengan wajah tertunduk, sementara di depannya berdiri seorang pria paruh baya tengah berkacak pinggang.
Di sisi lain, juga terdapat seorang wanita dengan usia berkisar 40 tahun tengah memandang sedih putri satu-satunya yang sedang di sidang oleh sang suami.
"Kamu pikir, mencari uang itu mudah sehingga kamu menghambur-hamburkannya untuk kepentingan tidak jelas. Dady, sangat kecewa padamu Ziera. Kamu berani mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi. Kamu tahu, itu sama halnya dengan kamu korupsi. Aku memberikan posisi manager bukan untuk mengeruk uang perusahan," sarkas Tuan Jarvis dengan deru nafas yang tidak teratur.
Sungguh, putri yang selalu ia manjakan selama ini. Malah mencoreng kepercayaannya dengan kelakuan yang selalu menghambur-hamburkan uang. Ia memperkejakan Ziera sebagai manager seperti keinginan putrinya itu. Namun, lihatlah sekarang, hanya tiga bulan Ziera bekerja di perusahaan Gracin, putrinya itu malah menggunakan uang kantor untuk bersenang-senang dengan dalih sebagai putri dari pemilik perusahaan.
Ziera yang sejak tadi terus di marahi, sudah menangis dengan sesenggukan. Bahkan, ingus yang ada di dalam lubang hidungnya sudah merembes jatuh ke bibirnya sehingga ia bisa merasakan rasa asin dari cairan kental itu. Akan tetapi, ia tidak memiliki keberanian untuk menyeka ingusnya sendiri karena melihat kemarahan sang ayah yang sangat besar.
Wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Disty Gracin, ibunya Ziera menatap tidak tega pada kondisi sang putri yang sejak tadi terus saja menangis tanpa henti. Bahkan kini, suara isakan tangis Ziera tersendat-sendat dengan dada yang naik turun dengan cepat.
"Dady, sudahlah. Lagi pula ini masalah sepele. Haruskah kamu memarahi Ziera seperti ini. Lihatlah, keadaan Ziera kesayanganku," sela Nyonya Disty membela Ziera sang putri kesayangan yang selalu diperlakukan seperti ratu.
"Diamlah, Mom!" sentak Tuan Jarvis menatap tidak suka dan kecewa pada sang istri.
"Jangan terus membela putrimu dan memanjakan dia dengan selalu memaafkan kesalahannya. Kali ini, ia tidak melakukan kesalahan yang sepele. Dia sudah menggelapkan uang perusahaan, dan kali ini aku tidak akan memaafkannya. Dia aku sekolahkan untuk memahami apa yang benar dan salah bukan menjadi koruptor seperti ini," imbuh Tuan Jarvis sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dady, Hiks ... Ziera Hiks ... Minta maaf, Dad. Ziera janji Ziera tidak akan melakukan hal itu. Hiks ... Lagi pula Ziera putri Dady, kan Dady bilang uang Dady adalah uang Zie. Perusahaan kan milik Dady, jadi uang itu juga milik Dady. Jadi, itu juga uang Zie---"
"Cukup, Zie. Uang perusahaan tetap uang perusahan meskipun perusahaan itu milik Dady. Ada ribuan orang yang bernaung di bawah perusahaan itu untuk menghidupi keluarga mereka. Apa uang saku yang Dady berikan selama ini masih kurang bagimu. Kamu hanya bisa menghabiskan uang tanpa tahu bagaimana lelahnya mencari uang." Tuan Jarvis menghela nafas panjang. Lalu, melanjutkan perkataannya.
"Kali ini, Dady tidak bisa memaafkanmu begitu saja. Untuk membuatmu jera dan membuatmu mengerti betapa sulit mencari uang dengan tangan sendiri. Mulai detik ini kamu keluar dari rumah Dady. Kamu tidak berhak lagi untuk tinggal di rumah Dady, semua fasilitas dan kredit card milikmu akan Dady bekukan. Kamu hanya akan membawa uang yang cukup untuk bertahan hidup selama sebulan," putus Tuan Jarvis, yang membuat Ziera dan Nyonya Disty membeku di tempat.
Keputusan final yang keluar dari bibir Tuan Jarvis seperti mantra kutukan bagi Ziera. Ia tidak percaya hanya dengan kesalahan kecil yang ia perbuat, sang ayah sampai mengusirnya dari rumah. Bahkan, semua fasilitas dan Kredit Card miliknya dibekukan. Itu artinya, ia akan cosplay menjadi orang miskin yang susah hanya untuk meminum air putih.
"Dady, jangan lakukan itu," ujar Nyonya Disty tidak terima.
"Keputusanku sudah bulat, Mom. Kamu tidak akan bisa membujukku untuk meralat apa yang baru saja aku katakan. Zie, sekarang kemasi barang-barangmu dan keluar dari rumah Dady," titah Tuan Jarvis dengan menekan setiap ucapannya.
"Dady jahat!" jerit Ziera dengan tangis yang semakin pecah dan terdengar memilukan. Nyonya Disty yang tidak tega pada putrinya, terus membujuk sang suami untuk menarik setiap ucapannya. Namun, kali ini usahanya sia-sia. Tuan Jarvis tetap teguh dengan keputusannya. Ia berharap Ziera bisa memahami kerasnya dunia. Ia hanya ingin putrinya itu menghargai uang dan kerja keras.
Flasback Off
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
komentar
gift
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Dede Imas Madaraisahdi
Daddy mu tidak jahat ziera, kamu saja yg keterlaluan 😩
2023-02-14
3