...2...
Rahang Kendrik semakin mengeras dengan gigi-giginya yang bergemelatuk satu sama lain. Hinaan Galen benar-benar menghancurkan harga dirinya. Ia benar-benar membenci pria di depannya yang sedang tertawa di atas penderitaan dan luka hati yang ia derita.
"Bedebah, hanya mendapat sisa dariku kamu sangat bangga. Ha ... Ha ..., seharusnya kamu berkaca di cermin rumah dan lihat siapa yang lebih menjijikkan dan tidak tahu malu," sarkas Kendrik dengan selingan tawa di sela-sela ucapannya.
"Oucchhh, kata-kata pemuda yang sedang patah hati. Sangat-sangat menyentuh hati."Galen menyeringgai dengan menepuk-nepuk dada kirinya, mengejek duka dan derita adik kandungnya sendiri.
Detik berikutnya, wajah Galen berubah serius dengan tatapan penuh kebencian. Ia menatap Kendrik dengan tajam, seolah-olah siap meleburkan tubuh pria di hadapannya. Pria yang selalu menjadi batu sandungan untuk dirinya mendapatkan posisi sebagai seorang Presdir Ceramide.
"Marsha, kamu adalah milikku. Sekarang tinggalkan pria sampah itu!" pekik Galen dengan kedua tangan mengepal.
Marsha yang sejak tadi berdiri dengan tubuh bergetar, seketika tersentak dengan panggilan Galen. Ia menatap ke arah Kendrik yang hanya menatap lurus pada Galen dengan tatapan penuh amarah. Sejak bertemu, barang sedetik pun kekasihnya itu tidak menatap ke arahnya. Marsha menatap ke arah Galen yang tak kalah menyeramkan dari Kendrik. Ia dengan perlahan berjalan mendekat ke arah Galen dengan tatapan takut.
Galen lansung meraih pinggul Marsha saat gadis itu berada di sampingnya. Tanpa malu, Galen mencium mesra pipi Marsha tepat di depan mata Kendrik.
Rasanya, ribuan tombak tajam menghunus hati Kendrik dengan membabi-buta hingga tidak ada rasa cinta untuk Marsha yang tertinggal di hatinya. Orang yang paling ia cintai pun kini memihak musuh.
"Ambil saja gadis ****** itu, aku tidak membutuhkan dia dalam hidupku lagi. Sudah menjadi hobi dan kebiasaanmu bukan, selalu mengambil barang bekas dariku. Dan kamu Marsha, mulai detik ini hubungan kita selesai, dan juga aku memecatmu dari kantorku." Kendrik segera beranjak pergi meninggalkan dua orang yang kini sangat ia benci. Ia sudah tidak tahan lagi, meladeni dua manusia laknat yang sudah menghancurkan dan mengkhianati dirinya. Sementara Marsha yang mendengar bahwa dirinya dipecat, bergerak dengan cepat menggapai Kendrik.
"Ken, kamu tidak bisa memecatku. Ini adalah masalah pribadi. Kamu tidak bisa bersikap tidak prefesional!" jerit Marsha frustasi sembari menjambak rambutnya sendiri. Ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya yang sudah susah payah ia dapatkan lewat dedikasi dan kinerja.
Langkah Kendrik terhenti, ia berbalik dan menatap ke arah Marsha yang benar-benar tidak tahu malu mengatakan hal itu. Sungguh, ia tidak pernah menemukan gadis seperti Marsha, yang sudah menyakiti dirinya dan sekarang gadis itu malah meminta untuk tidak dipecat.
"Ck, ck kamu masih berani mengajariku tentang profesionalitas? Waww, seharusnya aku menyadari hal ini dari dulu. Bagaimana bisa aku mencintai gadis tidak tahu malu sepertimu. Kamu tahu, kamu sangat cocok dengan pria pemulung itu. Asal kamu tahu, kamu tidak berhak untuk mengatur siapa yang ku pecat. Itu kantorku jadi aku bisa memecat siapapun yang aku inginkan." Kendrik segera pergi meninggalkan rooftop. Sudah tidak ada lagi yang perlu ia lakukan dengan dua manusia laknat yang pasti sedang tertawa di atas luka hatinya.
Mendengar keputusan mutlak dari Kendrik. Marhsa segera berlari memeluk Galen yang hanya bersikap santai sembari menyesap minuman.
"Sayang, aku di pecat. Kendrik sudah tahu tentang hubungan kita. Sekarang aku harus bagaimana? Kamu mau kan menerimaku bekerja di kantormu?" cecar Marsha dengan renggekan manjanya.
Galen tersenyum dengan lebar, membuat wajahnya terlihat semakin tampan. Ia membalas pelukan Marsha hingga tubuh gadis itu semakin menempel pada tubuhnya.
Ia menatap Marsha dengan tatapan penuh minat, seolah-olah seperti singa yang tengah menatap mangsanya.
"Jangan khawatir, Sayang. Kamu bisa bekerja sebagai sekertarisku mulai besok. Kamu harus membuat kantorku lebih maju lagi dari pada kantor Kendrik, dan juga kamu harus memberi tahuku, rencana pengembangan Kendrik untuk satu tahun ke depan." Galen mengusap dagu lancip milik Marsha dengan lembut sehingga membuat Marsha memejamkan matanya karena sentuhan Galen.
"Baiklah, selagi kamu tidak mencampakkan aku. Maka, aku akan melakukan apapun untukmu," balas Marsha tanpa rasa bersalah sedikitpun dengan apa yang sudah ia lakukan pada Kendrik.
Selama ini ia memakai Kendrik hanya untuk menopang kehidupannya. Ia bukanlah gadis yang terlahir dari keluarga kaya. Oleh sebab itu, ia harus pintar-pintar mencari korban yang bisa ia hisap kekayaannya. Meskipun ia sedikit tidak rela kehilangan Kendrik, tetapi ia mendapatkan kakak pria itu, yang lebih di sayangi oleh Presdir Ceramide yaitu ayah Galen dan Kendrik.
"Mana mungkin hal itu akan terjadi. Kamu adalah kebanggaan Kendrik, artinya kamu adalah sesuatu yang berharga," ucap Galen dengan lemah lembut dan mendayu-dayu, membuat Marsha jatuh ke dalam perkataan manis Galen yang mengalahkan manisnya gula.
"Aku mencintaimu."
"Aku juga."
Marsha dan Galen semakin mengeratkan pelukannya satu sama lain. Galen menyeringgai senang karena semua rencananya akhirnya berhasil.
Lihat Kendrik, kamu bukan lawan yang sepadan bagiku. Aku tidak akan pernah membiarkanmu melangkahi diriku. Setiap sesuatu yang kamu miliki, akan ku rebut dan ku jadikan milikku. Sekarang kekasihmu, dan esok adalah kantormu. Batin Galen dengan senyum puas yang terlukis di wajah tampan mempesona miliknya.
Dua bola mata biru yang begitu indah dengan alis tebal begitu memikat kaum hawa. Postur tubuh yang hampir sempurna menambah nilai ketampanan seorang Galen Ceramide, putra sulung keluar Ceramide, yang kini menduduki kursi CEO di perusahaan besar itu sama seperti Kendrik.
Satu perusahaan yang dibagi menjadi dua, dan di pimpin oleh dua putra keluarga Ceramide. Saling berlomba-lomba memajukan perusahaan agar terbukti layak untuk menjadi Presdir selanjutnya di masa depan.
Persaingan yang ketat, membuat Kendrik dan Galen menjadi musuh bebuyutan. Ikatan saudara yang tersambung lewat darah mereka, seolah hilang di telan rasa benci dan keinginan untuk menjadi yang terbaik.
Belum lagi tuntutan sang ayah yang membuat mereka harus memutar otak dan menguras tenaga untuk terlihat paling baik di hadapan pria yang sangat dihormati itu, meski dalam realita Galen selalu menang dan selalu dibanggakan. Sementara Kendrik hanya mendapat tuntutan tanpa sebuah hasil yang memuaskan. Namun, Kendrik masih bertahan karena dia ingin membuktikan jika dia lebih baik dari Galen.
...----------------...
...****************...
Jangan lupa
like
komentar
gift
vote
tips
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Dewi Kijang
thoor masah sodara harus kelai bukan saling mengayomi lanjut
2023-05-18
2
Yusria Mumba
semangat kredit,
2023-02-21
1
Dede Imas Madaraisahdi
kenapa papi ga ksh golok aja ke anaknya biar bacok*an sekalian, membiarkan anaknya bermain kotor hanya utk berebut kekuasan...
nauzubillah
2023-02-14
1