Bab 6. Perbuatan Yang Membuahkan Hasil.

Menjelang sore Utari sudah tiba di Surabaya. Ia kembali melakukan pekerjaan sebagai karyawan part time sebuah salon kecantikan. Ia akan bekerja mulai dari pukul 4 sore hingga pukul 10 malam untuk mengisi waktu luang di tengah aktivitas kuliahnya.

Malam itu saat jam pulang kerja, Jessie dan Rayhan sudah menunggu Utari di depan Salon. Sudah menjadi kebiasaan mereka hampir setiap malam datang menjemput Utari dan mengajaknya makan malam. Tiga orang sahabat itu sudah hidup seperti sebuah keluarga. Mereka akan saling menyayangi dan saling menjaga.

“Tar,” panggil Jessie sambil melambai kan tangannya.

Utari berjalan cepat menuju mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan.

“Kalian kok tau aku disini?” tanya Utari. Karena setahu Utari, ia belum mengatakan kepada mereka kalau ia sudah kembali dari Jakarta.

“Feeling,” ujar Jessie.

“Kayak dukun aja,” gumam Rayhan dari balik kemudi.

“Dih, emang lu. Ga punya feeling sama sekali!?” sahut Jessie dengan tatapan sinis ke arah spion.

“Hmm, mulai lagi deh. Aku ga suka ya kalau ada yang berantem,” Utari mewanti wanti kedua sahabat nya itu yang memang demen beradu pendapat. Jessie si anak orang kaya yang manja dan Rayhan si pria mandiri dan penuh semangat juang.

“Kamu dengar sendiri kan ucapan nya barusan? Dia ngatain gue dukun?” protes Jessie.

“Lah emang aku ada sebut nama kamu?” sahut Rayhan dari balik kemudi.

“Ssssshhhhhhttt diam, kalau nggak stop mendingan aku turun sini!” gertak Utari.

Suasana dalam mobil menjadi hening sejenak. Wajah Utari menatap ke arah luar jendela, matanya menerawang gelapnya malam. Saat itu ia merasa enggan berpikir banyak karena perasaan kalutnya.

Hingga makan malam usai, Jessie dan Rayhan masih saling cuek. Sepertinya pertengkaran mereka bukanlah sebuah hal sepele.

Sebulan pun berlalu. Hubungan Jessie dan Rayhan menjadi semakin renggang. Mereka bahkan tidak pernah bertemu satu sama lainnya. Saat Utari bersama Jessie, Rayhan tak akan datang, begitu pun sebaliknya.

Hingga suatu pagi, mereka bertiga bersua di dalam kelas visual multimedia. Pertemuan yang tak bisa dihindari itu membuat Jessie dan Rayhan harus duduk bersama.

“Jess, Ray, kalian bisa kan nggak kayak anak kecil. Masa ga ada yang mau ngalah sih? Ayo baikan,” Utari menarik tangan Jessie dan Rayhan agar saling berjabat.

Meskipun sudah berjabat, wajah Jessie dan Rayhan tidak saling bertatap.

“Nggak bisa di biarkan, sepertinya masalah mereka bukan masalah sepele. Aku harus berbuat sesuatu,” gumam Utari dalam hatinya.

Usai jam kuliah ia membawa kedua sahabatnya itu menuju kantin langganan mereka dan mulai menginterogasi kedua sahabatnya itu.

“Jess, ada masalah apa? Kamu juga Ray, kenapa?” Utari menatap lekat wajah kedua sahabatnya.

“Kamu tanya aja Jess, dia akan menikah tapi nggak mau berbagi cerita dengan kita,” ucap Rayhan yang akhirnya menyerah akibat tatapan tajam Utari.

“Bener Jess kamu akan nikah?” tanya Utari.

Jessie mengangguk sambil manyun.

“Dengan siapa?” tanya Utari yang kini mulai penasaran.

“Dengan anak dari sahabat papa,” jawab Jessie, wajah yang semakin masam. “Aku bukan ingin merahasiakan. Aku sendiri masih memikirkan cara agar tidak menikahi pria pilihan papa.”

“Kamu nggak ingin menikahi pria itu?” tanya Utari.

“Dia nggak mencintai pria itu,” tambah Rayhan.

“Kalau kamu nggak suka kan tinggal protes ke orang tua kamu,” ujar Utari. Ia pun akhirnya ingat tujuan membawa kedua sahabat nya ke situ adalah untuk mendamaikan mereka. “Nah trus kalian kenapa bertengkar hanya karena hal sepele ini?” tanya Utari lagi.

“Dia nggak mencintai pria itu tapi sudah harus menikah tahun ini, jadi aku sarankan dia menikah dengan orang yang dia cintai. Iya wajar kan?” ujar Rayhan.

“Tapi siapa? Jadi aku minta dia perkenalkan aku kepada orang baik yang dia kenal, eh aku malah di semprot,” imbuh Jessie.

“Minta orang yang belum ia kenal untuk dinikahi kan ga banget?” ucap Rayhan.

“Kalau sudah kenal kan bisa jatuh cinta. Dari pada menunggu orang yang ga pernah peka jatuh cinta ya susah?!” bentak Jessie.

“Lihat dia mulai kasar. Aku hanya menyarankan agar mencari pria yang ia kenal saja kok susah?!” ujar Rayhan.

Utari yang berdiri di antara kedua sahabatnya itu mulai pening mendengar pertengkaran di antara mereka. Kedua orang bodoh itu sebenarnya sedang membahas apa? Dia sendiri tidak mengerti.

Tiba tiba pandangan Utari mulai gelap, ia memulai hilang keseimbangan dan jatuh terkulai di hadapan Jessie dan Rayhan.

Sontak kedua sahabatnya itu kaget. Mereka bergegas membawa Utari menuju rumah sakit terdekat.

Setelah tiba di rumah sakit, Utari langsung di tindak lanjuti di ruangan instalasi gawat darurat. Beberapa dokter di kerahkan untuk merawat Utari.

“Bagaimana keadaan sahabat saya dok?” tanya Jessie pada salah seorang dokter tang baru saja selesai memeriksa Utari.

“Tensi, detak jantung dan kadar oksigen dalam darah nya normal, agar lebih jelas kita tunggu hasil pemeriksaan lab,” ujar dokter itu.

Jessie menatap jengah ke arah Rayhan. “Utari pasti pingsan karena kamu. Coba tadi kamu ga marah marah,” sergah Jessie.

“Aku? Bukan nya kamu yang mulai membentak duluan?” Rayhan berusaha membela dirinya.

Pertengkaran kecil masih berlanjut di antara Jessie dan Rayhan. Walau pun dengan suara kecil, sahut sahutan dan adu argumen masih terus terjadi.

Hingga Utari sadar dan menyela keributan mereka saat itu.

“Kalian kapan akan damai? Apa nggak bisa tenang sedikit? Kalian bertengkar untuk hal yang tak berguna! Kenapa bukan kalian saja yang menikah?”

Jessie dan Rayhan berdiri tertunduk diiringi dengan wajah penyesalan.

“Maaf Tar, gara gara kami kamu sampai pingsan,” Ucap Jessie.

“Jadi kalian bisa damai sekarang?” tanya Utari. “Sini.” Ia mendekatkan kedua tangan mereka. Sedikit lama ia menggenggam kedua tangan sahabatnya itu, ia tak berniat melepaskan tangan mereka hingga seorang dokter tiba di ruangan itu.

“Pasien Utari?” Sapa si dokter kemudian menatap Jessie dan Rayhan.

“Apa hasilnya dok?” tanya Rayhan.

“Anda suaminya?” tanya dokter itu. “Selamat, istri anda sedang hamil sekarang.”

Utari tertegun pandangan menatap langit langit kamar berwarna putih. Apa dokter baru saja mengatakan hamil atau ia hanya salah dengar?

“Hamil dok?” tanya Jessie yang juga ikut syok.

“Iya, usia kandungan mbak Utari sekitar 5 minggu,” jawab dokter.

Ucapan yang tak mungkin salah lagi di telinga Utari.

“Saya akan memeberikan resep vitamin untuk menunjang kesehatan ibu dan janin. Selanjutnya calon ibu bisa rutin kontrol ke dokter kandungan ya,” ujar dokter itu.

“Baik dok terima kasih,” jawab Jessie kepada dokter yang kini mulai beranjak keluar dari ruangan itu.

Utari berbalik badan dan memejamkan matanya. Bulir airmata mengalir di kedua pipinya.

“Hal yang aku lakukan bersama Morgan kini membuahkan hasil. Bagaimana aku harus menghadapi hal ini? Apa kata orang orang? Aku akan melahirkan seorang anak tanpa suami? Anak ku akan menjadi seorang anak tanpa ayah. Aku tidak memikirkan konsekwensi seperti ini akan terjadi.”

.

.

.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Mr Crabb

Mr Crabb

sakti juga si morgan, 2 kali gol, langsung jackpot

2023-01-08

2

Orang Cantik

Orang Cantik

Next thor

2023-01-07

1

Rose Yura🌹

Rose Yura🌹

lanjut lagi

2023-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tragedi Yang Harus Tertutup Rapat.
2 Bab 2. Menghindari Perasaan.
3 Bab 3. Tak Bisa Menghindar.
4 Bab 4. Ucapan Selamat
5 Bab 5. Mencoba Melupakannya.
6 Bab 6. Perbuatan Yang Membuahkan Hasil.
7 Bab 7. Tahun Yang Penuh Lika Liku.
8 Bab 8. Masalah Hidup
9 Bab 9. Sungguh Mengejutkan
10 Bab 10. Kembali Pulang
11 Bab 11. Pembantu Special
12 Bab 12. About Miracle 1
13 Bab 13. Mencium Sebuah Kecurigaan
14 Bab 14. Seperti sebuah Keluarga
15 Bab 15. Segala Cara Dan Upaya
16 Bab 16. Rasa Yang Terpendam
17 Bab 17. About Miracle 2
18 Bab 18. Ingin Melindunginya
19 Bab 19. Keadilan Untuk Utari l
20 Bab 20. Karena Tak Ingin Pulang
21 Bab 21. Bagaimana Mungkin?
22 Bab 22. Tentang Perasaan
23 Bab 23. Kesempatan
24 Bab 24. Cemburu I
25 Bab 25. Pertikaian
26 Bab 26. Trik Ibu
27 Bab 27. Mencari Suami
28 Bab 28. Perjodohan
29 Bab 29. Aku Akan Menikahi Mu
30 Bab 30. Tantangan.
31 Bab 31. Hal Yang Tak Mungkin
32 Bab 32. Ide Busuk
33 Bab 33. Teman Terbaik
34 Bab 34. Tak Percaya
35 Bab 35. Hal Penting
36 Bab 36. Percayalah
37 Bab 37. Anak siapa?
38 Bab 38. Gundah
39 Bab 39. Sebenci Itu
40 Bab 40. Ungkapan Perasaan
41 Bab 41. Pamitan
42 Bab 42. Pergi
43 Bab 43. Pergi II
44 Bab 44. Dimana Utari
45 Bab 45. Interogasi
46 Bab 46. Wanita Jahat
47 Bab 47. Tempat Baru
48 Bab 48. Khawatir
49 Bab 49. Perdebatan Keluarga
50 Bab 50. Niat Jahat
51 Bab 51. Perseteruan
52 Bab 52. Beautyfull Bride
53 Bab 53. Pria Bodoh
54 Bab 54. Miracle Anakku.
55 Bab 55. Miracle I
56 Bab 56. Miracle II
57 Bab 57. Miracle 3
58 Sekilas Info dari Author
59 Bab 58. Miracle 4
60 Bab 59. Sebuah Kabar
61 Bab 60. Koma
62 Bab 61. Persembunyian
63 Bab 62. Bangunlah
64 Bab 63. Berita Gembira
65 Bab 64. Tempat Persembunyian
66 Bab 65. Kesalahan Masa Lalu
67 Bab 66. Terungkap
68 Bab 67. Karena Tuan
69 Bab 68. Secarik Akta
70 Bab 69. Sikap Dingin
71 Bab 70. Liburan
72 Bab 71. Liburan II
73 Bab 72. Penyesalan
74 Promo Novel Baru
75 Bab 73. END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1. Tragedi Yang Harus Tertutup Rapat.
2
Bab 2. Menghindari Perasaan.
3
Bab 3. Tak Bisa Menghindar.
4
Bab 4. Ucapan Selamat
5
Bab 5. Mencoba Melupakannya.
6
Bab 6. Perbuatan Yang Membuahkan Hasil.
7
Bab 7. Tahun Yang Penuh Lika Liku.
8
Bab 8. Masalah Hidup
9
Bab 9. Sungguh Mengejutkan
10
Bab 10. Kembali Pulang
11
Bab 11. Pembantu Special
12
Bab 12. About Miracle 1
13
Bab 13. Mencium Sebuah Kecurigaan
14
Bab 14. Seperti sebuah Keluarga
15
Bab 15. Segala Cara Dan Upaya
16
Bab 16. Rasa Yang Terpendam
17
Bab 17. About Miracle 2
18
Bab 18. Ingin Melindunginya
19
Bab 19. Keadilan Untuk Utari l
20
Bab 20. Karena Tak Ingin Pulang
21
Bab 21. Bagaimana Mungkin?
22
Bab 22. Tentang Perasaan
23
Bab 23. Kesempatan
24
Bab 24. Cemburu I
25
Bab 25. Pertikaian
26
Bab 26. Trik Ibu
27
Bab 27. Mencari Suami
28
Bab 28. Perjodohan
29
Bab 29. Aku Akan Menikahi Mu
30
Bab 30. Tantangan.
31
Bab 31. Hal Yang Tak Mungkin
32
Bab 32. Ide Busuk
33
Bab 33. Teman Terbaik
34
Bab 34. Tak Percaya
35
Bab 35. Hal Penting
36
Bab 36. Percayalah
37
Bab 37. Anak siapa?
38
Bab 38. Gundah
39
Bab 39. Sebenci Itu
40
Bab 40. Ungkapan Perasaan
41
Bab 41. Pamitan
42
Bab 42. Pergi
43
Bab 43. Pergi II
44
Bab 44. Dimana Utari
45
Bab 45. Interogasi
46
Bab 46. Wanita Jahat
47
Bab 47. Tempat Baru
48
Bab 48. Khawatir
49
Bab 49. Perdebatan Keluarga
50
Bab 50. Niat Jahat
51
Bab 51. Perseteruan
52
Bab 52. Beautyfull Bride
53
Bab 53. Pria Bodoh
54
Bab 54. Miracle Anakku.
55
Bab 55. Miracle I
56
Bab 56. Miracle II
57
Bab 57. Miracle 3
58
Sekilas Info dari Author
59
Bab 58. Miracle 4
60
Bab 59. Sebuah Kabar
61
Bab 60. Koma
62
Bab 61. Persembunyian
63
Bab 62. Bangunlah
64
Bab 63. Berita Gembira
65
Bab 64. Tempat Persembunyian
66
Bab 65. Kesalahan Masa Lalu
67
Bab 66. Terungkap
68
Bab 67. Karena Tuan
69
Bab 68. Secarik Akta
70
Bab 69. Sikap Dingin
71
Bab 70. Liburan
72
Bab 71. Liburan II
73
Bab 72. Penyesalan
74
Promo Novel Baru
75
Bab 73. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!