Kejanggalan

Tuan Arthur menampar menantunya itu, hingga telapak tangannya terasa panas. "Cukup Elmer Richard!" Giginya bergemelatuk, bibirnya bergetar dan kedua netaranya bagaikan bola api.

Elmer hanya menatap pasrah, ia memilih diam dari pada melawan mertuanya yang sudah ia yakini sebagai kedua orang tuanya.

"Elmer, Daddy mohon sebenarnya sangat sulit menerima kenyataan ini. Sebagai seorang ayah aku tidak menerimanya, tapi kenyataannya."

Tuan Arthur menggeleng, ia memijat pelipisnya. Elmer merasa bersalah sudah membuat ayah mertuanya bersedih, ia tidak bisa mengendalikan pikiran dan hatinya ketika melihat wanita yang ia klaim sebagai Gege.

"Maafkan aku Dad," Elmer mengusap air matanya.

Tuan Arthur menepuk bahu Elmer. "Ini juga salah ku." Tuan Arthur penuh penyesalan.

"Istri ku dan Rara pasti menunggu." Tuan Arthur berbalik dan membuka pintu mobilnya. Namun sejenak dia menoleh ke arah bangunan megah itu. Dia menangkap sosok seorang wanita yang berdiri di arah balkon.

Gege membalikkan tubuhnya. "Maafkan aku Dad, ini yang terbaik."

Tok

Tok

"Gege," Panggil tuan Hardiand. Dia mengetuk pintu kamar Gege karena ingin menemui Gege. Ia gelisah dengan kejadian tadi, benarkah Gege sudah mengingat semua tentang kehidupannya tanpa sepengatahuannya.

Ceklek

"Masuklah Dad," ucap Gege mempersilahkan tuan Hardiand masuk. Dia memberikan jalan pada tuan Hardiand.

"Sayang, Daddy ingin bicara. Tolong jawablah yang jujur."

"Apa kau mengingat sesuatu?" tanya tuan Hardiand.

Gege mengangguk dan membuat tuan Hardiand menganga, kedua bibirnya ingin mengatakan sesuatu. Ketakutan mulai menghantuinya. "Kau akan tetap menjadi putri ku kan?"

Gege mengajak tuan Hardiand duduk di tepi ranjang. "Aku putri Daddy Hardiand dan selamanya akan menjadi putri Daddy. " Sekalipun orang tuanya tak bisa di gantikan, tapi Daddy Hardiand berbeda. Dia sudah menganggapnya Daddynya semenjak kecil. Kesenangan yang selama bertahun-tahun dan pertolongan Daddy Hardiand tak bisa ia gantikan apa pun. "Siapa yang akan meninggalkan Daddy? Aku dan Krystal tidak akan meninggalkan Daddy. Kami keluarga Daddy, anggaplah aku Clarissa."

"Tidak, kau berbeda. Awalnya Daddy ingin balas dendam, agar Arthur meraskan kehilangan. Tetapi Daddy tidak bisa, meskipun kau berbeda dengan Clarissa, tapi Daddy menganggap mu sebagai putri kedua Daddy."

Gege membawa tuan Hardiand ke dalam pelukannya. Dia begitu menyayangi tuan Hardiand. "Tetaplah berpura-pura Dad,"

"Apa kau ingin bertemu dengan mereka? Aku tidak akan menghalangi mu, tetapi aku ingin kau bersama Daddy."

"Jika ada waktu, aku pasti bertemu dengan mereka Dad." Gege pasrah, ia tidak akan melakukan apa pun. Biarlah takdir yang mempertemukannya.

"Sepertinya kedua orang tua mu menderita semenjak kehilangan mu, Ge." Tuan Hardiand mengingat wajah Arthur, Elmer dan Becca. Mereka bisa tersenyum dari luar, tapi kesedihan di matanya tak bisa di bohongi. "Daddy percaya kau tidak akan meninggalkan ku. Kau boleh menemuinya."

"Satu lagi, ada satu hal yang Daddy ingin katakan. Sebenarnya Daddy menyelidiki semua kejadian di mulai dari jebakan yang melibatkan dirimu. Daddy memeriksa semua keluarga mu, kedua orang tua mu pun tak luput dari pemeriksaan Daddy. Ada satu hal yang begitu janggal. Kakak mu, Rara dia pernah bertemu dengan teman lama Elmer. Kejadian ini sudah lama, jadi Daddy belum memastikan apa pun."

"Menurut pemeriksaan, Briana juga menyukai Elmer." Tutur Daddy Hardiand. Awalnya ia menolak memeriksa semua kejadian tentang Gege, apa lagi keluarga Arthur. Tapi hatinya tetap bergejolak ingin melakukannya. Akhirnya ia melakuka. Penyelidikan itu dan menemukan hal janggal. Rencananya ia akan menjadikan senjata jika Gege tak mau bersamanya saat ingatannya sudah pulih, namun di luar dugaan. Gege memaafkan dirinya dan menerimanya. Gege tidak marah padanya dan tetap mau bersamanya.

...

Sudah tiga hari Briana berada di Apartementnya, berkali-kali ia menghubungi Elmer, namun pria itu tak mengangkatnya. Ia sangat kesal, Elmer menolaknya untuk ikut. Ia tidak bisa memaksanya karena takut Elmer marah. Hingga akhirnya ia tida keluar ke mana pun di Apartementnya itu.

"Sial!! Pasti Rara sedang bersenang-senang dengan Elmer. Awas saja, aku akan melakukan sesuatu."

Ia pun menghubungi Rara, namun sialnya wanita itu tidak mengangkatnya. "Rupanya dia mempermainkan ku. Awas saja, aku akan memperingati mu."

Briana mengambil sebuah ponsel lain di atas nakasnya. Sebuah senjata rahasianya, dia pun mengirimkan pesan singkat pada Elmer dan tersenyum sinis.

"Sekarang kita lihat, bagaimana kau akan mengatasinya? Beraninya kau bermain dengan Briana." Briana tersenyum sinis. Selama ini permainanya sangat aman. Bahkan tidak ada yang curiga padanya kalau permainannya di mulai darinya. "Aku yakin, aku bisa mendapatkan Elmer."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***