Dia Gege

"Cla, kamu di sini." Tuan Hardiand bergegas keluar. Ia tak habis pikir dengan saudara tirinya itu yang datang tanpa di undang, entah kemana rasa malunya.

"Mau apa kau datang kesini?" sarkas tuan Hardiand.

Gege mengintip di balik dinding, ia melihat ayahnya datang, terlihat kurus dan wajahnya lesu, seolah tak memiliki gairah untuk hidup. Ia penasaran, ingin tau selama beberapa tahun belakangan ini.

Deg

Wajah itu, wajah yang selalu tiap malamnya ia rindukan, tapi dulu. Ia perlahan sudah menerimanya dan melupakannya. Namun hatinya kembali harus di tata ketika melihat kedatangannya.

Elmer menyapu ruangan itu, namun kedua tatapannya melihat seseorang yang mengintip. Kedua netranya bertemu dengan wanita yang baru beberapa jam lalu mereka bertemu.

"Kau cukup tebal, hingga datang kesini tanpa di undang." Ejek Tuan Hardiand. "Pergilah, aku tidak mengharapkan kedatangan mu." Tuan Hardiand menarik lengan Tuan Arthur untuk keluar.

"Om," Elmer menyela.

"Dan kau, bawalah ayah mertua mu ini keluar." Tuan Hardiand menarik lengan Elmer.

Elmer tidak terima mertuanya di perlakukan seperti itu. Mertuanya datang dengan rasa penyasalan dan permintaan maaf. "Daddy datang untuk meminta maaf?"

"Kau tau apa? Kalau kau tidak tau apa-apa? Sebaiknya kau tutup mulut dan cepat pergi dari rumah ku."

"Om, apa salah Daddy minta maaf?" tanya Elmer. "Daddy datang dengan sejuta rasa bersalahnya, dia tidak ingin kehilangan Om."

"Tapi kejadian itu murni kecelakaan. Daddy siap menerima apa pun yang om lakukan."

tuan Arthur memegang lengan tuan Hardiand dengan tatapan memohon. Ia ingin memperbaiki hubungan yang telah retak, ia hanya memiliki satu saudara. Ia berkaca pada putrinya, orang tuanya di alam sana pasti sedih sama sepertinya yang bersedih ketika melihat Rara kehilangan Gege.

"Hard, aku minta maaf. Aku yakin kau masih menyayangi ku sebagai adik mu."

"Tutup mulut mu itu, aku tidak menyayangi mu sebagai adik ku."

Tuan Hardiand menarik lengan tuan Arthur. Namun pria itu tidak ingin pergi. Gege mengigit bibir bawahnya, ia ingin membantu Daddnya tapi ia tidak bisa. Ia takut dan hatinya kembali merasa sakit.

"Cepat pergi dari sini." Tuan Hardian terus menarik kedua lengan pria itu, lalu mendorongnya dengan kasar. Tubuh Elmer dan tuan Arthur terhuyung ke belakang. Dengan sigap keduanya manahan tubuhnya.

Tangannya mengepal kuat, ia melangkah dan menghampiri tuan Hardiand. "Dad, jangan seperti itu kasihan."

"Cla, kenapa keluar? Masuk,"

Kedua mata Clarissa berkabut, sekalipun ia di sakiti. Tetapi Daddynya pernah membencinya hanya karena kesalahpahaman saja. "Dad,"

"Clarissa, masuklah."

"Mommy," Krystal tidak mengerti permasalah para orang dewasa di depannya. Tapi sepertinya kakeknya sedang menahan amarah. "Ayo Mom, jangan buat kakek marah." Ajak Krystal. Dia memegang tangan Clarissa dan mengajaknya masuk.

Gege tak punya pilihan lain, sejenak dia menatap ke arah tuan Arthur dan Elmer. Kemudian berbalik dan melangkah.

"Gege."

Gege menghentikan langkahnya, sejenak ia menoleh dan mengerutkan keningnya. Hatinya terasa perih saat pria itu memanggilnya.

"Kau Gege," ujar Elmer. Sebagai seorang suami, firasatnya kuat. Ia yakin wanita itu Gege.

"Siapa yang kau maksud Gege?" Gege berpura-pura kebingungan. Dia menatap ke arah tuan Hardiand yang sama-sama terkejut di iringi ketakutan. "Dad, siapa Gege? Kenapa dia memanggil Gege?"

Tuan Hardiand semakin geram, ia langsung meninju wajah Elmer. "Sialan! Pergi dari sini dan jangan pernah kedua kaki kotor kalian menginjak di mansion ku."

"Dia Gege, tuan Hardiand pasti berbohong. Dia istri ku Gege."

Daddy Arthur menahan tubuh tuan Hardiand agar tidak memukul lagi menantunya itu. "Sudah cukup, aku akan pergi."

Tanpa membawa apa pun Daddy Arthur membawa Elmer pergi, ia tak menduga Elmer memanggil Clarissa sebutan Gege. Entah dari mana Elmer melihat Clarissa sebagai Gege.

"El, apa yang kamu lakukan? Katanya kamu mau menemani Daddy. Bukannya penerimaan maaf yang Daddy dapatkan justru kau menambah masalah lagi. Satu lagi, dari mana kau yakin Clarissa adalah Gege. Jangan mengarang cerita Elmer."

"Aku tau kau masih bersedih atas kehialngan Gege, sama seperti ku. Aku kehilangan Gege."

"Aku yakin dia Gege, Dad. Dia istri ku, sekalipun wajahnya tidak sama. Tapi semuanya, tubuhnya, cara jalanny, suaranya, senyumannya. Dia Gege Dad," ucap Elmer bersikeras. Ia sangat yakin wanita itu adalah Gege. "Bisa saja Gege selamat dari kecelakaan itu dan membuat wajah Gege rusak. Sehingga harus operasi dan bisa saja Gege lupa ingatan."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***