BAB 15 - Permintaan Maaf Yang Sesungguhnya

Kaki Syila terasa lesu, dia berdiri di hadapan Zean seraya menunggu apa yang harus dia perbaiki. Sebenarnya hal semacam ini sudah biasa, memang begini watak Zean dan kerap kali menguji kesabaran. Akan tetapi, untuk kali ini sepertinya Zean benar-benar menghukumnya lantaran masalah pribadi.

"Pak."

Suaranya pelan sekali, sejak tadi Zean fokus dengan rubik di tangannya. Tidakkah dia berpikir betapa lamanya Syila menunggu tanpa kepastian di sana.

Zean masih memilih diam, tangannya cekatan dengan mata yang luar biasa fokus seakan tidak bisa diganggu. Syila yang kesal dan merasa diabaikan tanpa dizinkan duduk sejak awal masuk lama-lama naik darah.

"Zean."

"Hm? Kenapa, Syila," jawabnya lembut tanpa menatap ke arah sang istri yang kini tengah mengatur napasnya.

"Mana yang harus diperbaiki, sudah dua puluh menit saya menunggu Bapak bermain tanpa ada ujungnya ... sudah saya katakan bahwa saya tidak berniat membahas privasi Anda, yang seharusnya Anda perlakukan seperti ini pak Yudha, bukan saya."

Zean berhenti, dia menatap wajah sang istri yang kini merah padam menahan amarah. Wajar saja sebenarnya, siapapun di posisi Syila berhak sekali marah. Apalagi, sejak tadi Zean sengaja abaikan dan kakinya mungkin saja pegal berdiri di hadapan Zean.

"Bapak dengar saya tidak sebenarnya?!" kesal sekali dia, ingin rasanya rambut Zean dia tarik sampai akarnya jika bisa.

Pria itu tersenyum simpul, dia mengembalikan mainannya itu ke laci meja dan kini beranjak mendekati sang istri. Tatapannya terlihat santai, berbeda jauh dengan Syila yang menyimpan kekesalan luar biasa padanya. Zean menundukkan tubuhnya kala berada satu langkah di hadapan Syila, istrinya yang kini masih dibungkam emosi karenanya.

"Marah? Kamu tahu berapa lama aku menunggumu di kamar tadi pagi? Lebih dari dua puluh menit," ungkap Zean sontak membuat Syila menelan salivanya pahit.

Suaminya pendendam, padahal sudah dijelaskan jika dia lama karena hendak meluruskan kesalahpahaman Sulastri padanya. Dia paham memang salah, akan tetapi seharusnya Zean mengerti dan tidak membalaskan dendamnya dengan cara yang begini.

"T-tapi soal itu, bisakah jangan dibawa-bawa ke tempat kerja? Itu masalah kita di rumah, bukan kantor."

"Awalnya memang begitu, tapi sepertinya tidak bisa."

Zean jujur, awalnya dia memang akan melupakan hal itu sejenak. Namun, setelah melihat Syila bersama Yudha tadi, mendadak jiwa semena-menanya ingin menghukum Syila.

"Apa maksudnya? Ja-jangan gila ya, ini masih pagi dan aku sudah rapi."

Tidak ada kata tidak jika Zean menginginkan sesuatu, pria itu melingkarkan tangan ke pinggang ramping sang istri. Tidak peduli bagaimana tadi kemarahannya pada Zean, karena mau bagaimanapun seorang Syila tidak bisa menolaknya.

Pikiran Syila sudah semengerikan itu, yang benar saja jika Zean nekat meminta haknya di sini. Mau bagaimana nanti setelahnya, akan tidak lucu jika Syila acak-acakan padahal baru jam sembilan pagi.

Zean menatap pergelangan tangannya, dua jam lagi Nathalia akan datang ke kantor untuk menemuinya. Tentu saja hal itu sesuai kesepakatan mereka pagi tadi. Nathalia baru kembali dengan alasan pekerjaannya, sementara hari ini mereka harus makan siang bersama orangtua Nathalia, jelas saja sandiwara seperti yang sudah-sudah harus dia lakoni.

"Aku bisa tidak brutal," bisik Zean hingga Syila berdesir tak karuan, dia mundur beberapa langkah. Namun, bukannya berhasil menciptakan jarak, hal itu kian membuat mereka kian dekat.

Sadar istrinya berusaha selalu menghindar, Zean tersenyum tipis hingga pinggang Syila kini membentur meja. Habislah dia, mau menciptakan jarak dengan cara apa jika Zean sudah berhasil menghimpit tubuhnya.

.

.

Hanya beberapa centi jarak mereka, hidung yang sama-sama mancung itu kini bersentuhan. Syila dibuat tak berkedip kala wajah pria taman di hadapannya ini semakin mendekat saja, apa tubuhnya tidak pegal menunduk begitu, pikir Syila.

"Aku marah, Syila ... minta maaflah selagi kesempatannya masih ada," ucap Zean pelan sekali, terbiasa dengan judesnya Zean membuat Syila mabuk kepayang.

Dia mungkin sudah gila, Syila mengingat ucapan Yudha tentang Nathalia dan dugaan jika suaminya sehancur itu karena wanita. Tidak ingin dia sama saja seperti Nathalia yang membuat benak Zean tersiksa, Syila tiba-tiba mengalungkan tangan ke leher sang suami.

"Maafkan aku jika tadi pagi mengecewakanmu," ucapnya kemudian dengan begitu tulus dan mengecup bibir Zean penuh kelembutan.

Perlakuan manis kesekian yang membuat Zean berbunga-bunga. Dia belum pernah salah tingkah persis anak pubertas begini. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Zean meraup bibir Syila kala beberapa detik sang istri melepas kecupannya.

Memang salah kenapa seekor kucing diberi ikan asin, harusnya Syila meminta maaf dengan ucapan saja, tanpa harus mengecup bibirnya juga. Tidak peduli bagaimana nasib lipstiknya setelah Zean lummat sedemikian rupa, pria itu memang benar-benar terlihat haus terhadap wanita.

Sepertinya Syila harus terbiasa latihan atur napas, pikir Syila kemudian lantaran jika sudah berada dalam pelukan sang suami, Syila pasti berakhir dengan napas terengah dan dada yang bergemuruh tak karuan.

"Ja-jangan lama-lama, aku bisa mati, Zean."

"Jangan ditahan napasnya," ucap Zean terkekeh dengan tangan yang kini sudah mengangkat rok pendek Syila hingga pinggangnya. Wajar saja tadi pagi Zean meminta Syila sedikit berbeda dari penampilan biasanya.

Napas Syila kian tertahan kala matanya melihat dengan jelas Zean membuka ritsleting celana. Pria itu tidak bercanda dan tampaknya benar-benar menuntut hutang Syila tadi pagi. Dia mendudukkan sang istri ke atas meja sebelum kemudian membuat Syila menganga dengan kepala yang menengadah kala dia merasakan sensasi yang masih asing merasuki tubuhnya.

Dia hanya ingin menuntaskan rindunya. Setelah semalam gagal lantaran drama atap bocor, lalu tadi pagi kehadiran Sulastri membuatnya sakit kepala, kini Zean ingin mencurahkan rasa itu pada Syila dengan perlahan dan membuat istrinya melayang tanpa menguras tenaga berlebih.

"Apa masih sakit?" tanya Zean di sela kegiatannya membuat Syila meracau halus. Zean merasa dirinya sudah selembut itu menggerakkan pinggangnya, kenapa Syila masih terlihat kesakitan.

Tidak, bukan itu yang Syila rasakan. Dia hanya berusaha menahan dessahannya agar tidak lolos dan mengimbangi permainan Zean yang luar biasa tenang. Sengaja menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zean karena jika dia tidak begitu bibirnya tidak bisa kompromi sama sekali.

Sayangnya, meski sekuat itu dia berusaha Syila tetap memekik ketika Zean berhasil membuatnya melayang di pagi ini. Tidak ada rambut acak-acakan, Zean benar-benar memikirkannya. Pria itu tersenyum simpul ketika menatap wajah lemas istrinya, padahal permainan mereka sehalus itu, tapi tetap saja Syila tidak mampu setenang Zean.

"Aku maafkan kali ini, lain kali jangan pernah menolakku apapun alasannya," ucap Zean yang hanya mampu Syila jawab dengan anggukan pelan lantaran kini masih berusaha mengatur napasnya.

.

.

- To Be Continue -

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Zean sih udah tau di rumah gagal,Kan kantor punya kamar pribadi..🤣🤣

2025-03-16

0

Halimah As Sa'diyah

Halimah As Sa'diyah

memang gak mau rugi teh

2025-01-19

0

Nisaaayu

Nisaaayu

masih diungkit dong 🤣

2024-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Pelampiasan/Pelarian
2 BAB 02 - Kilas Balik
3 BAB 03 - Sejak Awal Sudah Masalah
4 BAB 04 - Perhatian Kedua
5 BAB 05 - Menantu - Mertua
6 BAB 06 - Bukan Pernikahan Sempurna
7 BAB 07 - Kesempatan Dalam Kesempitan
8 BAB 08 - Ucapan Wanita
9 BAB 09 - Air Mata Zean
10 BAB 10 - Gengsi Number One
11 BAB 11 - Masih Pagi
12 BAB 12 - Boleh?
13 BAB 13 - Permintaan Zean
14 BAB 14 - Kumat
15 BAB 15 - Permintaan Maaf Yang Sesungguhnya
16 BAB 16 - Bersabarlah Sebentar, Syila.
17 BAB 17 - Memang Sudah Wataknya
18 BAB 18 - Tambah Menantu
19 BAB 19 - Berdosakah Diriku?
20 BAB 20 - Ikut
21 BAB 21 - Gundah
22 BAB 22 - Megantara Berduka
23 BAB 23 - Terlambat
24 BAB 24 - Istriku
25 BAB 25 - Tidak Ingin Pulang
26 BAB 26 - Kecurigaan
27 BAB 27 - Dibalik Layar
28 BAB 28 - Sepenuhnya Dijaga
29 BAB 29 - Lebih Betah
30 BAB 30 - Terlambat!!
31 BAB 31 - Ketakutan Zean
32 BAB 32 - Malaikat
33 BAB 33 - Hanya Pergi, Bukan Meninggalkan.
34 BAB 34 - Dugaan
35 VISUAL CAST
36 BAB 35 - Ragu
37 BAB 36 - Virtual
38 BAB 37 - Sarapan (Bersama)
39 BAB 38 - Dipertegas
40 BAB 39 - Petaka
41 BAB 40 - Ancaman
42 BAB 41 - Sudah Menemukannya
43 BAB 42 - Dia Membuat Istriku Menangis
44 BAB 43 - Hanya Bayangan
45 BAB 44 - Berikan Kebebasan
46 BAB 45 - Mimpi?
47 BAB 46 - Hampir Gila
48 BAB 47 - Figuran Nathalia
49 BAB 48 - Tidak Semudah Itu
50 BAB 49 - Memulai
51 BAB 50 - Berbeda
52 BAB 51 - Munafik
53 BAB 52 - Berlebihan
54 BAB 53 - Mulai Tidak Berpihak
55 BAB 54 - Harus Adil
56 BAB 55 - Cinta Tidak Dapat Dipaksakan
57 BAB 56 - Aku Ingin Bertahan.
58 BAB 57 - Pulanglah
59 BAB 58 - Nathalia Menyerah
60 BAB 59 - Terlihat Jelas.
61 BAB 60 - Terlambat
62 BAB 61 - Tidak Terduga
63 BAB 61 - Tanpa Sisa
64 BAB 62 - Bukan Keluarga
65 BAB 63 - Dia Siapa
66 BAB 64 - Kamu Memiliki Segalanya Tentangku.
67 BAB 65 - Tanggung Jawabku
68 BAB 66 - Berakhir
69 BAB 67 - Pertemuan
70 BAB 68 - Hikmah Dibalik Duka
71 BAB 69 - Kekhawatiran Mikhail
72 BAB 70 - Sama Liciknya
73 BAB 71 - Salah Sangka
74 BAB 72 - Jauh Dari Harapan
75 BAB 73 - Pantang Dipuji
76 BAB 74 - Khawatir
77 BAB 75 - Tidak Terima
78 BAB 76 - Mengulang Kembali
79 BAB 77 - Diam Paling Tepat
80 BAB 78 - Seperti Masa Lalu
81 BAB 79 - Menantu Impian
82 BAB 80 - Amarah Syila
83 Promo Karya Baru Mahligai Impian (Renaga + Zavia + Giska)
84 BAB 81 - Rumah
85 BAB 82 - Janji Setia
86 BAB 83 - Kabar Baik
87 BAB 84 - Kerinduan
88 BAB 85 - Munafik
89 BAB 86 - Terbagi
90 BAB 87 - Manusia Bisa Berubah
91 BAB 88 - Lindungi Istrimu
92 BAB 89 - Selidiki
93 BAB 90 - Hukuman
94 BAB 91 - Wasiat Mikhail
95 BAB 92 - Dilamar?
96 BAB 93 - Firasat
97 BAB 94 - Susu Hamil
98 BAB 95 - Semua Salah
99 BAB 96 - Mari Kita Adil
100 BAB 97 - Bukan Urusanku
101 BAB 98 - Tidak Bisa menyakiti
102 BAB 99 - Mendekatlah
103 BAB 100 - Semua Baik-Baik Saja.
104 BAB 101 - Tetap Begitu
105 BAB 102 - Tanpa Syarat
106 BAB 103 - Ingin Seperti Pria Lain
107 BAB 104 - Sangat Manis
108 BAB 105 - Pemaksa Dari Lahir
109 BAB 106 - Sedikit Sulit
110 BAB 107 - Terjebak Keadaan
111 BAB 108 - Sehangat Itu
112 BAB 109 - Melelahkan
113 BAB 110 - Mendadak
114 BAB 111 - Beautiful Bride - Ending
115 BAB 112 - S2- (Bukan) Malam Pertama
116 BAB 113 - S2 - Tidak Ada Yang Begitu
117 BAB 114 - S2 - Selalu Salah
118 BAB 115 - S2 - Terhalang Restu
119 BAB 116 - S2 - Kena Getahnya
120 BAB 117 - S2 - Sangat Sakit
121 BAB 118 - S2 - Tangisan Pertama
122 BAB 119 - Hudzaifah Malik Abraham
123 BAB 120 - S2 - Dia Sudah Besar
124 Promo Karya Baru (Sean) - Pernikahan Tak Terduga
125 BAB 121 - S2 - Ibu Susu Untuk Hudzai
126 BAB 122 - S2 - Kacang Lupa Kulit
127 BAB 123 - S2 - Bencana
128 BAB 124 - S2 - Kesempatan Dalam Kesempitan.
129 BAB 125 - S2 - Megantara Bahagia (Tamat)
130 Extra Part - Aku Mencintaimu
131 Extra Part 02 - Firasat
132 Extra Part 03
133 Extra Part 04
134 Extra Part 05
135 Extra Part 06
136 Extra Part 07
137 The Last Extra Part
Episodes

Updated 137 Episodes

1
BAB 01 - Pelampiasan/Pelarian
2
BAB 02 - Kilas Balik
3
BAB 03 - Sejak Awal Sudah Masalah
4
BAB 04 - Perhatian Kedua
5
BAB 05 - Menantu - Mertua
6
BAB 06 - Bukan Pernikahan Sempurna
7
BAB 07 - Kesempatan Dalam Kesempitan
8
BAB 08 - Ucapan Wanita
9
BAB 09 - Air Mata Zean
10
BAB 10 - Gengsi Number One
11
BAB 11 - Masih Pagi
12
BAB 12 - Boleh?
13
BAB 13 - Permintaan Zean
14
BAB 14 - Kumat
15
BAB 15 - Permintaan Maaf Yang Sesungguhnya
16
BAB 16 - Bersabarlah Sebentar, Syila.
17
BAB 17 - Memang Sudah Wataknya
18
BAB 18 - Tambah Menantu
19
BAB 19 - Berdosakah Diriku?
20
BAB 20 - Ikut
21
BAB 21 - Gundah
22
BAB 22 - Megantara Berduka
23
BAB 23 - Terlambat
24
BAB 24 - Istriku
25
BAB 25 - Tidak Ingin Pulang
26
BAB 26 - Kecurigaan
27
BAB 27 - Dibalik Layar
28
BAB 28 - Sepenuhnya Dijaga
29
BAB 29 - Lebih Betah
30
BAB 30 - Terlambat!!
31
BAB 31 - Ketakutan Zean
32
BAB 32 - Malaikat
33
BAB 33 - Hanya Pergi, Bukan Meninggalkan.
34
BAB 34 - Dugaan
35
VISUAL CAST
36
BAB 35 - Ragu
37
BAB 36 - Virtual
38
BAB 37 - Sarapan (Bersama)
39
BAB 38 - Dipertegas
40
BAB 39 - Petaka
41
BAB 40 - Ancaman
42
BAB 41 - Sudah Menemukannya
43
BAB 42 - Dia Membuat Istriku Menangis
44
BAB 43 - Hanya Bayangan
45
BAB 44 - Berikan Kebebasan
46
BAB 45 - Mimpi?
47
BAB 46 - Hampir Gila
48
BAB 47 - Figuran Nathalia
49
BAB 48 - Tidak Semudah Itu
50
BAB 49 - Memulai
51
BAB 50 - Berbeda
52
BAB 51 - Munafik
53
BAB 52 - Berlebihan
54
BAB 53 - Mulai Tidak Berpihak
55
BAB 54 - Harus Adil
56
BAB 55 - Cinta Tidak Dapat Dipaksakan
57
BAB 56 - Aku Ingin Bertahan.
58
BAB 57 - Pulanglah
59
BAB 58 - Nathalia Menyerah
60
BAB 59 - Terlihat Jelas.
61
BAB 60 - Terlambat
62
BAB 61 - Tidak Terduga
63
BAB 61 - Tanpa Sisa
64
BAB 62 - Bukan Keluarga
65
BAB 63 - Dia Siapa
66
BAB 64 - Kamu Memiliki Segalanya Tentangku.
67
BAB 65 - Tanggung Jawabku
68
BAB 66 - Berakhir
69
BAB 67 - Pertemuan
70
BAB 68 - Hikmah Dibalik Duka
71
BAB 69 - Kekhawatiran Mikhail
72
BAB 70 - Sama Liciknya
73
BAB 71 - Salah Sangka
74
BAB 72 - Jauh Dari Harapan
75
BAB 73 - Pantang Dipuji
76
BAB 74 - Khawatir
77
BAB 75 - Tidak Terima
78
BAB 76 - Mengulang Kembali
79
BAB 77 - Diam Paling Tepat
80
BAB 78 - Seperti Masa Lalu
81
BAB 79 - Menantu Impian
82
BAB 80 - Amarah Syila
83
Promo Karya Baru Mahligai Impian (Renaga + Zavia + Giska)
84
BAB 81 - Rumah
85
BAB 82 - Janji Setia
86
BAB 83 - Kabar Baik
87
BAB 84 - Kerinduan
88
BAB 85 - Munafik
89
BAB 86 - Terbagi
90
BAB 87 - Manusia Bisa Berubah
91
BAB 88 - Lindungi Istrimu
92
BAB 89 - Selidiki
93
BAB 90 - Hukuman
94
BAB 91 - Wasiat Mikhail
95
BAB 92 - Dilamar?
96
BAB 93 - Firasat
97
BAB 94 - Susu Hamil
98
BAB 95 - Semua Salah
99
BAB 96 - Mari Kita Adil
100
BAB 97 - Bukan Urusanku
101
BAB 98 - Tidak Bisa menyakiti
102
BAB 99 - Mendekatlah
103
BAB 100 - Semua Baik-Baik Saja.
104
BAB 101 - Tetap Begitu
105
BAB 102 - Tanpa Syarat
106
BAB 103 - Ingin Seperti Pria Lain
107
BAB 104 - Sangat Manis
108
BAB 105 - Pemaksa Dari Lahir
109
BAB 106 - Sedikit Sulit
110
BAB 107 - Terjebak Keadaan
111
BAB 108 - Sehangat Itu
112
BAB 109 - Melelahkan
113
BAB 110 - Mendadak
114
BAB 111 - Beautiful Bride - Ending
115
BAB 112 - S2- (Bukan) Malam Pertama
116
BAB 113 - S2 - Tidak Ada Yang Begitu
117
BAB 114 - S2 - Selalu Salah
118
BAB 115 - S2 - Terhalang Restu
119
BAB 116 - S2 - Kena Getahnya
120
BAB 117 - S2 - Sangat Sakit
121
BAB 118 - S2 - Tangisan Pertama
122
BAB 119 - Hudzaifah Malik Abraham
123
BAB 120 - S2 - Dia Sudah Besar
124
Promo Karya Baru (Sean) - Pernikahan Tak Terduga
125
BAB 121 - S2 - Ibu Susu Untuk Hudzai
126
BAB 122 - S2 - Kacang Lupa Kulit
127
BAB 123 - S2 - Bencana
128
BAB 124 - S2 - Kesempatan Dalam Kesempitan.
129
BAB 125 - S2 - Megantara Bahagia (Tamat)
130
Extra Part - Aku Mencintaimu
131
Extra Part 02 - Firasat
132
Extra Part 03
133
Extra Part 04
134
Extra Part 05
135
Extra Part 06
136
Extra Part 07
137
The Last Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!