*** Chapter 18 ***
Sepulang sekolah, Setta kembali menumpang pada Rania. Namun, sebelum mereka menuju gerbang sekolah Rania mengajak Setta menuju toilet.
Saat memasuki toilet perempuan, tak sengaja Setta menabrak Ratu si Ketua OSIS.
"Maaf ya kak, saya gak sengaja," ucap Setta sembari menundukkan kepalanya.
"Gak apa-apa kok, eh kamu tetangga Jin ya?" tanya Ratu menahan Setta.
"Iya kak."
"Boleh tanya gak? kira-kira Jin punya pacar gak sih?" tanyanya.
"Wah kurang tau kak, saya jarang keluar rumah jadi gak gitu kenal sama kak Jin," sahut Setta.
"Oh..."
"Ta, ayo temenin masuk!" pinta Rania menarik lengan Setta buru-buru ke dalam.
Setta menunggu Rania didepan cermin toilet. Tiba-tiba saat ia mencuci tangan sebuah bayangan perempuan muncul di cermin mengejutkannya.
"Astagfirullah..."
Setta langsung mundur beberapa langkah dengan refleknya. Bayangan gadis itu lalu keluar dari dalam cermin merangkak dengan kedua tangannya yang tiba terlebih dahulu. Kedua tangannya pucat dan penuh darah sangat mengerikan. Perlahan kepalanya juga ikut keluar menampilkan wajahnya yang tadinya tertutup rambut. Wajah hantu itu masih Setta kenal.
"Kak Mila..." ucap Setta dengan suara lirih. Tenggorokannya terasa tercekat saat mengucapkan nama itu.
Perlahan hantu Mila menghampiri Setta setelah tubuhnya keluar sepenuhnya. Jalannya terseok-seok karena kaki kanannya patah bengkok ke arah berlawan. Uluran tangannya yang penuh dengan darah akibat luka menyeret aspal berusaha menyentuh Setta.
Gadis itu tersudut, tubuhnya mengunci di dinding tak bisa bergerak lagi saat wajah Mila yang hancur itu makin mendekat.
"To...long...aku..." ucap Mila dengan nada parau yang menakutkan.
Kedua tangan Mila sudah berada di agas bahu Setta. Bau anyir darah menusuk ke dalam hidung Setta membuat perutnya bergejolak minta segera di keluarkan. Setta tak berani menatap dan berusaha menahan nafasnya.
"To...long... a...ku," ucap Mila sekali lagi.
"WOI...!!! Bengong aja kamu di situ," Rania menepuk bahu Setta, sekejap itu juga hantu Mila menghilang.
"Setta... Setta...!!!" Rania mengguncang bahu temannya itu.
"Ah... apaan Ran?"
tanya Setta akhirnya bisa mengucap setelah kejadian mencekam tadi.
"Nah bengong kan, yuk ah pulang kalau kesambet di dalam sini bisa repot aku nanti," ajak Rania menarik lengan Setta.
Setta kembali menoleh ke dalam toilet, akan tetapi tak lagi di jumpai sosok hantu Mila tadi.
***
Di dalam mobil Rania, ponsel Setta berbunyi.
"Assalamualaikum... ada pa kak Jo?" tanya Setta yang menempelkan ponselnya ke telinganya.
"Ta, bisa ke Rumah Sakit Hero sekarang gak?" ucap Bejo dari seberang sana.
"Emangnya kenapa kak Jo?"
"Nathan... Nathan,Ta."
"Abang Nathan kenapa?" Tanya Setta mulai panik.
"Nathan di tusuk Ta," sahut Bejo.
"APA? TERUS GIMANA KONDISI ABANG?"
Setta makin panik, membuat Rania menoleh padanya.
"Nathan lagi di ruang operasi, buruan kesini!"
Sambungan teleponnya terhenti.
"Kenapa Ta?" Tanya Rania.
"Abang Nathan Ran, dia di tusuk orang," Setta sudah menangis saat mengucapkan pemberitahuan itu pada Rania.
"APA...?? terus sekarang ada di rumah sakit mana?" tanya Rania dengan nada mulai panik.
"Rumah Sakit Kota," sahut Setta.
"Ya udah kita kesana sekarang! ayo pak kita ke Rumah Sakit Kota!" ucap Rania menepuk bahu si supir.
"Baik non," sahutnya.
***
Sesampainya di rumah sakit, Setta sudah melihat Kak Bejo yang ternyata menunggunya si lobi rumah sakit.
"Ayo Ta ikut saya!" ajaknya.
Mereka melangkah dengan cepat menaiki tangga ke lantai tiga, karena di delan lift sudah berkerumun orang-orang yang akan menggunakannya.
Sesampainya di lantai tiga, Sarah juga sudah hadir di sana. Lalu ia menghampiri Setta dan memeluknya sambil menangis.
"Kenapa abang bisa di tusuk, kak?" tanya Setta pada Bejo sambil mengusap air matanya.
"Nah itu aku juga bingung, pas di warung nasi Bu Ijah, tiba-tiba ada dua orang pakai satu motor RX King dateng tuh. Terus salah satunya langsung nusuk perut Nathan dan pergi gitu aja ngebut," ucap Bejo mencoba menjelaskan.
"Kamu sempat lihat gak wajahnya seperti apa?" tanya Sarah.
"Gak bisa lihat, kan mereka pake jaket yang ada tudungnya tuh terus pakai masker juga, yang satu sih kaya orang timur gitu ya, yang satu lagi kaya melayu biasa tapi aku inget banget motornya, makanya aku langsung suruh anak-anak buat cari motornya," ucap Bejo.
"Jangan-jangan musuh abang Nathan?" Rania mencoba menduga.
"Ya kalau di bilang musuh sih, kita juga gak tau Ta, kan pekerjaan kita nangkepin orang jahat ya pasti ada aja yang dendam sama kita," sahut Bejo.
"Udah sekarang gini aja, kita berdoa semoga Nathan gak kenapa-napa, bisa kembali sehat," ucap Sarah sambil mengusap punggung Setta dengan lembut.
"Aamiin..." sahut Setta, Rania, dan Bejo bersamaan.
Seorang dokter laki-laki keluar dari kamar operasi.
"Bagaimana dok kondisi abang saya?" Setta langsung menghampiri dokter tersebut.
"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan baik, untungnya luka tusuknya tidak sampai mengenai arterinya, dan pasien juga tidak kehilangan banyak darah, untuk sementara pasien di rawat dulu ya sampai pulih, kita lihat perkembangannya."
Ucap dokter yang di name tag nya bertuliskan
"Dr. Anwar Handoko"
"Baik dokter, terima kasih banyak sebelumnya," ucap Sarah.
"Nanti pasien akan di pindahkan ke kamar perawatan, baiklah saya permisi dulu ya," ucap dokter tersebut lalu pamit pergi.
"Itu abang Nathan keluar," ucap Rania menunjuk pasir yang berbaring di atas ranjang rumah sakit yang didorong oleh dua orang suster.
Nathan belum sadarkan diri saat Setta tiba-tiba memeluknya sambil menangis.
"Maaf, pasien akan kami pindahkan dulu ya," ucap salah satu suster.
Sarah menarik Setta agar menjauh sebentar dari Nathan. Mereka semua mengikuti para suster membawa Nathan menuju kamar perawatannya.
Nathan dipindahkan ke ruang VIP nomor 413 di lantai empat. Bejo yang tanpa malu langsung menuju lemari pendingin untuk mengambil minuman kaleng yang ada di dalamnya.
Rania memperhatikan Bejo dengan tatapan nyinyir.
"Haus saya nih, lagian orang di sediain sih buat kita," ucap Bejo menatap Rania yang tersenyum kecut.
"Kamu pulang aja Ta, biar Nathan saya yang jaga," ucap Sarah.
"Aku gak mau, aku mau jagain abang," rengek Setta.
"Ya udah kalau gitu, tapi pulang dulu ganti baju, bawain Nathan baju ganti juga, biar Bejo yang anter," ucap Sarah yang sudah merebahkan bokongnya di sofa.
"Aku aja yang anter kak," sahut Rania.
"Ya udah kalau gitu, antar Setta pulang ya, nanti baru boleh kembali lagi kesini."
"Iya kak, ayo Ta, pulang ganti baju dulu, makan siang dulu, kan elo belum makan tadi," ucap Rania merangkul Setta.
"Tapi Ran..."
"Ayo pulang dulu."
Rania menarik lengan Setta menuju mobilnya dan mengantarkan Setta untuk pulang.
******************
Bersambung ya...
Jangan lupa mampir ke novel Vie lainnya
- Pocong Tampan
- Kakakku Cinta Pertama ku
- 9 Lives
- Gue Bukan Player
Vie Love You All...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Eka Oktaviani
hahaha.. aku pun bingung pas baca pasir.. wkwk
2023-06-04
0
Tina
Maaf ya thor , kayaknya lama2 bosan deh baca novelmu ini ,rasanya kok ceritanya dataaaarrrrrr aja, nggak ada seru2nya !!! kesannya kok kurang greget gitu lho thor... hehehe, maaf jangan marah atau tersinggung ya thoi ✌️✌️✌️✌️✌️✌️🤗🤗🤗🤗🤗
2023-02-14
0
Berdo'a saja
komplotan mafia tuh
2023-01-03
0