*** Chapter 17 ***
Hari kedua di SMA Lentera.
Pagi ini Nathan mengantarkan Setta ke sekolah sampai depan gerbang. Selang tak berapa lama kemudian, Rania datang dan berlari menghampiri Setta.
"Hari ini pembagian kelas ya?" tanya Rania sambil merangkul bahu Setta.
"Kayaknya iya," sahut Setta.
"Awas aja nih kalau aku sampai gak sekelas sama kamu, aku bakalan lapor ke papi biar di pindahin ke kelas yang sama dengan kamu." ancam Rania.
Setta menoleh sambil mengernyitkan dahi ke arah Rania.
"Eh tuh papan pengumuman rame banget sih, lihat yuk!" ajak Rania menarik tangan Setta menuju papan pengumuman.
"Kami selaku seluruh staff SMA Lentera mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya ananda Mila Karisma siswa kelas XII.IPA
Semoga segala perbuatan baik almarhumah diridhoi oleh Tuhan. Semoga dia memperoleh tempat yang tenang di sisi-Nya"
Begitu bunyi pengumuman tersebut berikut foto siswi SMA Lentera yang bernama Mila Karisma.
"Ta, inikan yang kemaren kecelakaan depan kita itu kan ya? nih aku masih punya videonya," ucap Rania mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video yang ia rekam kemarin.
"Udah Ran, gak usah! aku juga masih inget," ucap Setta seraya menepis ponsel Rania. Di belakang Rania telah berdiri hantu Mila dengan penampakan seramnya, ia melihat ke arah Rania dengan tatapan datar tapi tak berpindah tempat dan fokusnya hanya kepada Rania.
"Ran, ngumpul yuk di aula!" pinta Setta menarik lengan Rania yang masih asik menunjukkan video tersebut pada kawan baru di sebelahnya.
"Pagi semua... nama saya Ratu Mayang Sari, selaku ketua OSIS periode tahun ini, dan yang berjejer di samping kanan saya ini para anggota OSIS yang harus kalian hormati sebagai senior kalian. Setelah acara apel pagi, nanti bakal ada papan pengumuman di sini yang menentukan daftar kelas kalian, setelah itu silahkan kalian pergi ke kelas masing-masing sesuai daftar nanti, nah silahkan kalian ikut apel pagi di lapangan sekolah!"
Perintah Ratu, ketua OSIS di SMA Lentera yang terlihat cantik dengan rambut hitam panjang sebahu yang terurai indah. Konon katanya Ratu merupakan siswi terpintar di angkatannya. Banyak prestasi yang juga ia dapat, membuat Setta langsung terkagum akan sosok Ratu.
"Woi... anak kecil...! kebiasaan nih demen banget nabrak!" tegur Jin pada Setta yang menabraknya saat menuju lapangan sekolah.
"Yee si abang eh kak, mana aku tahu kalau kakak bakalan di depan aku, lagian tinggi banget sih kayak tiang bendera," sahut Setta.
"Berarti aku tuh cowok sempurna tumbuh ke atas bukan bantet macam kamu hahaha," Jin mengejek Setta.
"Au amat lah..." gumam Setta meninggalkan Jin.
"Heh anak kecil ngomong apa barusan?"
Teriakan Jin terlambat, Setta sudah berlalu menuju lapangan.
"Kamu kenal sama dia?" tanya Ratu pada Jin.
"Oh tetangga dia sama aku, emang kenapa?" Jin bertanya balik.
"Namanya Setta Amora Yudha, kan?"
"Mana aku tahu nama lengkapnya, aku taunya Setta doang," sahut Jin.
"Oh... dia murid yang tertinggi nilai rata-ratanya pas masuk sini."
"Wah keren dong, gak nyangka pinter juga tuh anak kecil, yuk ah kelapangan!"
Jin meninggalkan Ratu yang masih memandang punggung Jin dari belakang.
"Kenapa Tu? masih datar aja tuh Jin sama kamu?" Santi merangkul bahu Ratu.
"Gak tau lah, aku tuh bukan apa-apa buat dia," sahut Ratu.
"Bueeuuh yakin aku kalau matanya Jin picek, atau jangan-jangan dia gak normal, masa dari kelas sepuluh dia nyuekin kamu aja."
"Udah lah yuk ke lapangan."
***
Rania bersorak gembira ketika mengetahui dirinya sekelas dengan Setta.
"Yess kita duduk satu meja ya," pinta Rania.
"Setahu aku mejanya satu orang satu deh," sahut Setta.
"Emang iya? hmmm aku tetep duduk di samping kamu pokoknya."
Rania bergegas menuju kelasnya untuk memilih tempat duduknya dan juga untuk Setta.
Setelah berkenalan dengan teman-teman sekelas dan juga wali kelas, jam istirahat pun berbunyi. Semua murid bergegas menuju kantin. Setta melihat Aryo dan Jin yang bercanda dengan para siswa lainnya di bawah pohon besar yang angker itu.
Rambut panjang berantakan terurai menuju kepala Aryo.
"Ini apaan sih perasaan kepala aku gatel banget sampe ke jidat?"
Aryo mengibaskan tangannya dan mengusap dahinya karena tak tahu rambut kuntilanak bermain manja di kepalanya.
"Dilalerin kali hahaha," ejek Jin.
"Sembarangan kamu pikir aku bangkai apa?!" sahut Aryo dengan nada kesal.
"Woi...!! anak kecil...!! sini...!!!" Jin melambaikan tangan kanannya pada Setta.
"Ta, kamu di panggil kak Jin tuh." ucap Rania mengarahkan Setta menoleh pada Jin.
Setta hanya menggerakkan kepalanya ke atas sedikit dengan tatapan datar ke arah Jin.
"Beliin teh kotak dong, nih duitnya!" teriak Jin.
"What...??!! mentang-mentang senior nyuruh-nyuruh," gumam Setta.
"Aku aja yang beli Ta, yuk kita anterin," sahut Rania.
Rania menarik lengan Setta menghampiri Jin dan kawanannya di bawah pohon besar itu.
"Wah makasih ya," ucap Jin sambil menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan.
"Gak usah kak, saya yang beliin," ucap Rania sambil tersenyum manis.
"Wah makasih banyak nih," balas Jin.
"Kok Jin doang sih, aku mana?" pinta Aryo.
"Oh iya bentar saya beliin lagi ya kak," Rania bergegas kembali ke kantin, Setta berniat menahannya tapi terlambat, langkah Rania sudah lebih cepat.
"Baik banget ya temen kamu," ucap Jin.
"Hmmm..." Setta hanya menggumam, lalu ia mundur beberapa langkah perlahan-lahan saat melihat rambut hitam berantakan itu menjulur ke dahi Aryo. Kepalanya perlahan-lahan terlihat lalu memutar 180 derajat melihat ke arah Setta dengan wajah menyeringai, matanya merah meneteskan darah yang jatuh ke piring siomay di samping Aryo. Kuntilanak itu cekikikan dengan kencangnya sampai Setta menutup telinganya.
"Heh anak kecil kamu kenapa? kupingnya pengeng ya?" tanya Jin.
"Eng... i-iya, aku... aku mau ke kelas."
Setta segera bergegas menuju kelas.
"Ta mau kemana? woi tungguin dulu lah!" Rania berteriak pada Setta lalu bergegas menyusulnya setelah memberikan teh kotak pesanan Aryo pada Jin.
"Kamu kenapa sih, buru-buru banget?" tanya Rania.
"Aku lupa aku mau ke toilet," jawab Setta berbohong.
"Oh pantesan, eh tapi kalau toilet kan ke kanan kok kamu mau ke ruang guru sih?" Rania menepuk punggung Setta pelan.
"Oh iya lupa jadi linglung hehehe."
Setta meringis ke arah Rania dan berbalik arah menuju ke toilet.
*****
Bersambung ya...
Jangan lupa mampir ke novel Vie lainnya
- Pocong Tampan
- Kakakku Cinta Pertama ku
- 9 Lives
- Gue Bukan Player
Vie Love You All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Berdo'a saja
mau menjajah setta tuh jin
2023-01-03
0
Penjelajah
kalo ada yang aneh2 dideket saia bati setan tinggal baca ayat kursi ilang
2022-02-13
0
Penjelajah
anjim nih daprt pengalaman
2022-02-13
0