*** Chapter 9 ***
Seto melirik arloji yang ia kenakan di tangannya menunjukkan pukul sembilan malam.
"Semua udah siap, kan?" tanyanya.
"Siap dong!" sahut Angel.
"Saya gak mau ya kalau ada yang iseng sama adik kelas."
"Ya elah iseng dikit doang mah boleh kali hehehe." Angel terkekeh.
"Gak bisa, pokoknya saya gak mau di panggil sama kepsek jadi jangan macem-macem deh!" ancam Seto
Acara jurit malam pun dimulai, para murid dibagi dalam beberapa regu yang satu serunya terdiri dari delapan murid. Setta mendapat kelompok bersama Dahlia, Nurul, Rania, Rama, Ravi, Akbar, dan Della. Rama menawarkan diri untuk menjadi pemimpin regu dan tak ada yang membantahnya.
Mereka mengikuti perintah Rama menuju ke tiap-tiap posko. Setta selalu berhasil membantu tim nya menjawab soal di tiap posko dan berhasil menjadikan timnya memperoleh poin tertinggi di acara jurit malam itu. Semua regu yang menyelesaikan semua pertanyaan di posko berkumpul kembali di aula sekolah.
"Sebagai kelompok pemenang kalian berhak mendapatkan sekotak susu coklat dan selimut. Yang lain gak boleh pakai selimut ya, tapi jaket boleh," ucap Seto sambil memberikan masing-masing satu susu cokelat kemasan kotak.
"Ada yang mau pipis, gak?" tanya Dahlia.
"Yuk sama aku!" Rania menyahut merangkul bahu Dahlia.
"Eh jangan pakai toilet yang di pojok ya, soalnya tadi rusak." Setta mencoba memperingatkan meski terpaksa menggunakan alasan palsu.
"Oke, makasih ya," sahut Dahlia.
Lalu keduanya berjalan menuju toilet perempuan.
Setelah menuntaskan hajatnya, Dahlia merangkul bahu Rania yang menunggunya di depan toilet.
"Ayo kita balik! " ajak Dahlia.
Akan tetapi, Rania melepas rangkulannya. Gadis itu berbelok menuju ke arah perpustakaan sekolah di bagian sudut sekolah.
"Eh Rania, elo mau ngapain kesana?" teriak Dahlia namun Rania tak menoleh, dia masih saja berjalan menuju ke arah perpustakaan.
"WOI...!!!"
"Aaaaaaaaaaaaaa."
Dahlia berteriak sekuat tenaga karena merasakan bahunya di tepuk seseorang. Akhirnya dua kakak seniornya menghampirinya.
"Kalian kenapa, woi?!" Satu kakak senior berteriak ke arah Dahlia.
Dahlia menoleh ke belakangnya yang ternyata Rania.
"Enggak kak, maaf saya kaget tadi," sahut Dahlia.
"Lagian kamu kenapa sih? mana ninggalin lagi!" seru Rania dengan bibir maju beberapa senti.
"Lah, tadi kan aku udah ajak kamu, barusan malah kamu pergi kesana, ke arah perpus," ucap Dahlia dengan wajah heran dan sangat bingung.
"Ah ngaco! ini buktinya aku ada di sini, masa bisa aku pergi kesana, udah yuk balik ke aula."
Rania bergegas pergi menuju aula, disusul Dahlia yang tiba-tiba ketakutan. Bulu halus di tangannya meremang dan tak berani menatap ke arah perpustakaan sekolah.
Dahlia menceritakan kejadian yang menimpanya barusan pada regunya yang langsung ketakutan mendengarnya.
"Masa sih ada yang mirip sama aku? ih serem ih!" gumam Rania.
"Terkadang nenek aku bilang, bangsa jin yang biasa kalian bilang setan atau hantu itu, emang suka menyerupai manusia, udah banyakin doa aja biar gak ketemu lagi." sahut Setta
***
Jam dinding di kelas berdetak di kesunyian malam di area kelas Setta, menunjukkan pukul satu dini hari. Cahaya bulan menerangi jendela memantulkan sinarnya ke dalam kelas. Tiba-tiba suara cekikikan terdengar dari dalam lemari. Sontak membuat Setta tersadar dari tidur lelapnya.
Suara cekikikan itu kembali terdengar makin jelas ketika gadis itu melangkah maju mendekati lemari buku dalam kelasnya. Setta yang penasaran membuka lemari itu perlahan. Menimbulkan suara berdecit yang tercipta dari gesekan pintu lemari kayu yang mulai seret.
Dibukanya pintu lemari tersebut perlahan, tapu tak ada apapun disana.
"Kosong, lalu tadi itu suara siapa ya?"
gumam Setta lalu menutup pintu lemari itu kembali dan tiba-tiba seorang murid perempuan berdiri di samping lemari yang baru dia tutup dan mengejutkan Setta. Lebih terkejutnya lagi, murid perempuan itu tak mempunyai kepala.
"Astagfirullahalazim..."
Setta mundur beberapa langkah nyali nya ciut juga kala melihat penampakan tersebut. Terlihat bagian kerah seragam hantu itu penuh darah. Bau busuk menyeruak bercampur dengan anyir darah yang menusuk ke dalam hidung, membuat mual menyeruak ke dalam tubuh yang isinya ingin memberontak minta di keluarkan.
"Maaf, saya gak bermaksud mengganggu kamu."
Setta mencoba kembali lagi ke alas tidurnya yang berupa tikar. Merebahkan tubuhnya sambil mencoba untuk terlelap. Sesuatu menggelinding seperti bola menuju ke arah wajahnya yang sempat terantuk.
"Aduh, apa ini?" tanya Setta pada diri sendiri.
Seketika gadis itu membuka matanya dan langsung membuatnya terbelalak. Sesuatu yang menggelinding itu adalah kepala perempuan yang sedang menatapnya sambil tersenyum menyeringai. Wajahnya pucat pasi dengan bola mata berwarna merah. Kepala itu mengeluarkan suara cekikikan yang membuat siapapun mendengarnya merinding.
Setta langsung membalikkan tubuhnya dan membaca ayat kursi berulang kali. Dahlia membalikkan tubuhnya ke arah Setta.
"Setta..."
"Astagfirullah... kenapa sih kamu buat kaget aku aja!" pekik Setta terkejut, karena belum juga hilang rasa takutnya pada sosok tadi, kini Dahlia malah mengejutkannya.
"Hehehe, anterin aku pipis yuk," pinta Dahlia.
"Gak mau ah, sepi tau, udah tahan aja sampai pagi!"
ujar Setta, dia tak mau jika harus bertemu hantu dalam toilet tadi. Apalagi hantu yang dia lihat barusan belum juga beranjak dari samping lemari di kelasnya.
"Yah... nanti ngompol deh nih," ucap Dahlia masih dengan wajah melasnya.
"Coba tuh kali aja ada kakak kelas di luar sana, minta anterin sana!"
"Ah... aku maunya kamu aja yang anterin Set, eh Ta aja lah manggilnya."
"Tahan aja sih!" Setta sedang tak ingin berurusan dengan para hantu malam itu, ia memilih memejamkan matanya di hadapan Dahlia yang masih merengek.
"Ah tau ah, nekat aku," ucap Dahlia meyakinkan dirinya untuk berdiri dari pembaringannya.
"Gak jadi deh, aku tahan aja."
Dahlia kembali ke posisi tidurnya seperti tadi ia tak berani lagi ke kamar mandi sekolah mengingat kejadian yang menimpanya tadi. Posisi tidur Dahlia kali ini memandang wajah teduh Setta yang sudah terlelap setelah membaca doa tidur di dalam hatinya.
***
Pagi itu Nathan sudah siap menjemput Setta di halaman sekolahnya bersama dengan wali murid lainnya. Setta masuk ke dalam mobil Nathan dan mencium punggung tangan abangnya itu.
"Gimana tidurnya nyenyak?" tanya Nathan lalu melakukan mobilnya pulang kerumah .
"Yah gitu deh kak, aku mau lanjut bobo lagi di rumah ah." Setta merentangkan tubuhnya karena badannya terasa ngilu setelah semalaman harus tidur beralaskan tikar.
"Ada hantunya, dek?" tanya Nathan penasaran.
"Banyak bang, semalam aja nemu dua, terus temenku Dahlia juga nemu." Setta menjawab.
"Wuih...."
*****
Bersambung guys...
Cuma mau ngingetin di Like and Vote ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🍍manis
kalo aku jadi setta,aku ga bakal buka mata pas ada yg menggelinding ke arah aku. bodo ah dia mau bola ke, semangka kek, bodoamat
2023-09-25
0
Icha Sabilla
pas banget baca horor ehh tv nayangin nya juga horor hadehh
2023-03-28
0
Berdo'a saja
waaah si Abang parah bukan nanya setta sehat ga , eh malah nanya hantu
2023-01-02
0