Pakaian Sexy

"Aww!!" teriak Dom sambil mengibaskan salah satu tangannya yang baru saja di gigit oleh Emily.

"Rasakan!!" kesal Emily. Puas rasanya menggigit telapak tangan pria tua.

"Dasar karnivora!!" umpat Dom, sambil bersiap untuk mengejar Emily.

Emily yang sudah membaca gerak-gerik Dom pun segera melarikan diri, kembali ke dalam Mansion.

"Lily!!" Dom memanggil gadis kecil itu sambil berlari.

"Mommy!!" seru Emily saat memasuki Mansion, ia melihat ibunya berjalan dari arah dapur. "Mommy, lindungi aku," ucap Emily yang kini bersembunyi di belakang Hana, meminta ibunya untuk menghadapi Dom.

"Hei! Hei! Kalian ini kenapa?!" Hana melotot ke arah Dom yang ingin menarik tangan putrinya.

"Berikan gadis nakal itu kepadaku!" jawab Dom dengan nafas yang terengah.

"Apa yang dia lakukan?" tanya Hana.

"Dia memakai pakaian sexy, sungguh tidak mencerminkan gadis Italia pada umumnya!" jawab Dom, berlebihan.

"Pakaian sexy?" Hana menggeser badannya, lalu menatap putrinya dari atas sampai bawah, kemudian menyibakkan baju Dom yang melekat pada badan putrinya.

"Lily! Kamu ingin menjadi model majalah dewasa? Kenapa memakai pakaian seperti ini!!! Pantas saja Uncle-mu sangat marah!" Kali ini Hana yang marah kepada putrinya, saat melihat tubuh putrinya di balut dengan pakaian sexy.

"Oh, My God! Kalian ini sangat kuno sekali. Ini namanya Fashion!" jawab Emily, sambil memutar-mutar tubuhnya, seperti seorang ballerina.

"No!!" jawab Dom, lalu segera menangkap Emily dan menggendong Emily di pundaknya, seperti menggendong karung beras.

"Uncle!!!" teriak Emily memukuli punggung lebar yang polos, karena saat ini Dom bertelanjang dada.

"Mommy, Help!" seru Emily, saat dirinya di bawa menuju tangga oleh Dom.

"Lain kali jangan membuat Uncle-mu marah, terimalah akibatnya," jawab Hana terkekeh. Ia senang dengan didikan keras Dom yang di terapkan kepada putrinya. Tidak seperti Dante yang selalu memanjakan Emily, dan selalu menuruti apa pun keinginan putri cantik mereka.

"Seperti perkataanku tadi, jika aku sendiri yang akan menggantikan pakaianmu!" Dom menurunkan Emily saat sampai di dalam kamar gadis tersebut. Dom segera mengunci pintu kamar tersebut, agar Emily tidak melarikan diri.

"Uncle, bercanda 'kan?" Emily menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menggeleng berulang kali, menatap Dom yang semakin mendekatinya.

"Apakah kamu pernah melihat aku bercanda?" tanya Dom menatap tajam Emily.

"Tapi, aku malu kalau Uncle yang mengganti bajuku, aku akan melakukannya sendiri!" ucap Emily dengan cepat, saat ini dirinya sedang di landa kegugupan yang luar biasa. Di tambah lagi melihat Dom bertelanjang dada, tubuh pria tersebut sangat menggairahkan, di mata Emily.

Emily langsung membalikkan badannya, lalu berjalan menuju ruang ganti dengan cepat.

Dom tersenyum tipis saat melihat gadis nakal itu ketakutan.

"Dasar setan kecil!" Dom bergumam sambil mendudukkan dirinya di tepian tempat tidur milik Emily.

"Kenapa aku selalu peduli dan mencampuri urusannya?" tanya Dom kepada dirinya sendiri, padahal sebelumnya ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri jika tidak akan pernah memedulikan gadis itu lagi, akan tetapi dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia tidak bisa melakukannya.

"Uncle, sudah membuat otakku konslet! Bagaimana bisa ada pria tua se-hot itu. Huh, jantungku rasanya ingin lepas dari tempatnya saat melihat jejeran roti sobeknya." Emily terus bergumam, sambil mengganti pakaiannya dengan dress yang lebih sopan.