Silahkan Bermain-Main Dulu

Keesokan harinya di sekolah, Jani dengan murung turun dari motor milik Bagas. Sudah menjadi hal biasa untuk Bagas mengantar jemputnya setiap hari. Bedanya hari ini Anjani meminta dijemput di depan komplek, bukan di rumahnya. Tapi Bagas tidak curiga karena Anjani bilang tadi dia sarapan dulu di tukang bubur.

"Mukanya kenapa ditekuk gitu sih, Cantik?" Tanya Bagas seraya menaikan dagu Anjani dan menatapnya dengan lembut.

Perlakuan manisnya, tatapan hangatnya, sentuhan tangan di permukaan wajahnya membuat Anjani semakin dilema. Anjani semakin merasa bersalah karena dia belum mengatakan apapun pada Bagas mengenai perjodohannya dengan Arkan. Dia harus bagaimana sekarang?!

Perlahan Anjani menggeleng, dia tidak mungkin kan menceritakan apa yang membuatnya murung pagi ini? Padahal jika seperti ini biasanya dia akan bercerita panjang lebar mengenai banyak hal pada Bagas.

Bagi Anjani, Bagas bukan hanya sekedar pacar, tapi juga rumah yang akan selalu menjadi tempat ternyaman untuk kembali dari kehidupan dunia yang membuatnya suntuk dan hampir menyerah. Iya, seperti itu Bagas untuknya.

"Ya udah kalau masih belum bisa cerita, tapi jangan dipendam terlalu lama ya?" Ucap Bagas bijak.

Anjani mengangguk, setelah itu dia berjalan bergandengan tangan dengan Bagas. Sudah tidak asing lagi bagi penghuni SMA Taruna Nusantara melihat couple goals itu berjalan beriringan di koridor sekolah. Bahkan mereka pasangan yang suportif karena sering mengikuti lomba atau olimpiade bersama.

Langkah Anjani dan Bagas melambat ketika melihat seseorang yang berjalan di hadapan mereka. Arkan, gawat! Namun sepertinya tidak ada ekspresi yang keluar dari wajahnya. Dia tetap datar seperti sebelum-sebelumnya. Tapi ya tetap saja membuat mereka berdua sedikit terintimidasi.

Anjani pikir, Arkan akan menghampirinya dan mengatakan semuanya pada Bagas, tapi ternyata dia malah membuka pintu ruangannya dan masuk ke sana. Mereka berdua bernapas lega, karena tidak terjadi hal-hal buruk yang sudah mereka pikirkan skenarionya di kepala. Tapi ya baguslah, lebih baik mereka lanjut ke kelas dari pada pusing sendiri.

"Belajar yang bener, mukanya jangan ditekuk terus," peringat Bagas seraya mengusap puncak kepala gadisnya itu dengan lembut.

"Iya, siap pak boss! Aku semangat kok, kamu juga ya!" Balas Anjani.

Bagas menganggukkan kepalanya sebentar, dia juga tidak lupa mengantarkan Anjani sampai duduk di bangku dan aman bersama teman-temannya. Setelah selesai mengantar Anjani ke kelas, tidak lama setelahnya bel masuk berbunyi. Anjani mengeluarkan buku-buku paketnya dan dia sudah siap untuk belajar. Untung saja pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris, pelajaran kesukaan Anjani.

Dia cukup enjoy menikmati hari pertama pelajarannya sampai tidak sadar kalau bel berbunyi dan menandakan sudah berganti pelajaran. Kelas yang tadinya sangat ramai seketika menjadi hening saat Arkan masuk ke dalam kelas untuk mengajar.

Anjani menghela napasnya saat mengangkat kepalanya dia sudah langsung eyes contact dengan Arkan. Aduhh, dia lupa lagi kalau hari ini pelajaran Matematika. Dengan segera dia mengganti bukunya dengan buku pelajaran yang semestinya. Sementara Arkan sibuk dengan absensi.

Harus Anjani akui, untuk urusan mengajar Arkan memanglah pintar untuk menyampaikan materi dan rumus-rumus yang cukup memusingkan. Dia selalu memberikan cara-cara sederhana untuk menyelesaikan soal. Andai saja Arkan tidak menyebalkan dan andai saja dia tidak dijodohkan dengan Anjani, Anjani sudah menjadikannya guru favorit sekarang.

"Kerjakan halaman 5 setelah itu di kumpulkan di meja saya."

.

.

.

"Saya menunjuk Clarissa Anjani sebagai Ketua Kelas. Setelah ini jangan lupa susun Organisasi Kelas dan laporkan ke saya," perintah Arkan setelah selesai menyudahi kelas.

"Baik, Paaakkk," ucap seisi kelas.

Tak lama dari itu bel istirahat sudah berbunyi, sesuai janjinya kemarin Anjani akan menghabiskan waktu istirahatnya untuk melihat pertandingan futsal Bagas di stadion sekolah. Sekolahnya memang sangat elite, fasilitasnya juga lengkap. Jadi tidak heran jika memiliki stadion sendiri meskipun stadion kecil.

"Ke kantin gak, Jan?" Tanya Nanda yang kini menghampiri meja Jani.

"Duluan aja, aku udah janji sama Bagas mau liat dia tanding sekarang, gapapa, kan?"

"Tanding futsal? Berarti ada Azzam juga?" Tanya Della antusias.

"Ya pasti adalah, kan satu tim," jawab Anjani sambil terkekeh.

"Oke aku mau beli minum ke kantin buat Azzam, setelah itu aku sama Nanda nyusul!" Della dengan semangat langsung menarik tangan Nanda menuju kantin, sementara di sana hanya menyisakan Anjani dan juga Arkan yang masih merapikan buku-buku muridnya untuk diperiksa.

Anjani menoleh saat dia akan berlari ke luar kelas, tatapan mata Arkan tidak berubah juga. Berarti tidak ada masalah, kan seharusnya? Ah tapi untuk apa juga memikirkannya, Bagas adalah pacarnya. Kalau Arkan mau protes ya dia tidak peduli, kalau dia meminta batal justru akan lebih bagus. Tanpa mempedulikan Arkan, Anjani melanjutkan langkahnya dan segera lari ke stadion.

Anjani sampai di sana tepat waktu, enaknya di sekolah ini adalah. Istirahat bisa menjadi satu jam ketika ada pertandingan seperti ini. Tapi ya resikonya mereka akan belajar lebih lama. Tapi tidak masalah juga, karena mereka saling suport dan menyukai acara-acara seperti ini.

Anjani duduk di paling depan, sesekali dia tersenyum saat Bagas mencetak goals dan melambaikan tangan ke arahnya. Saat-saat seperti ini memang selalu menjadi kesukaannya. Karena Bagas pasti akan selalu mengusahakan yang terbaik dan membuatnya bangga. Sampai akhirnya kini babak penentuan kemenangan.

Terlihat ada adu penalti di sana dan Bagas yang menjadi playernya. Sebelum menendang bola, Bagas menatap ke arah Anjani. "ANJANI, GOALS INI UNTUK KAMU. I LOVE YOU!"

Anjani terkejut, ini pertama kalinya selama mereka berpacaran Bagas mengucapkan kalimat itu saat pertandingan. Semua orang bersorak merasakan kebucinan mereka. Anjani jelas salah tingkah, tapi dia senang. Ya benar saja ... Setelah mengucapkan itu Bagas mencetak goals dan membawa timnya menuju kemenangan.

Anjani sontak melompat kegirangan dan berpelukan bersama Nanda dan juga Della. Pokoknya dia bangga sekali pada kekasihnya. Tanpa dia sadari seseorang memperhatikan mereka dari ujung stadion. Arkan hanya terkekeh seraya memijat pangkal hidungnya. "Cinta monyet anak SMA."

Setelah selesai pertandingan Anjani menghampiri Bagas yang sudah menyambutnya dengan sebuah senyuman. "Congratss, aku bangga sama kamu."

Bagas menjawil pipi Anjani gemas, gemas sekali memang Anjani dalam mode seperti ini. "Makasih, Sayang. "

Anjani mengulurkan sebotol minuman lalu Bagas meminumnya. Gadis itu tersenyum melihat pemandangan ini. Menurutnya ya enak saja untuk dilihat, setelah itu dia mengulurkan handuk kecil pada Bagas untuk mengusap keringatnya. "Nih."

Bagas tersenyum, bukan menerimanya Bagas malah menggenggam pergelangan tangan Anjani lalu menuntun tangannya untuk mengelap keringat menggunakan handuk itu. Anjani terkekeh, tidak protes juga. Dia mengikuti kemauan kekasihnya untuk mengeringkan tubuhnya dari keringat.

Sebuah tangan terulur dari samping Anjani, membuat Anjani reflek menoleh ke arah pria itu. Siapa lagi kalau bukan Arkan? "Selamat, saya bangga dengan kamu, Gas."

Bagas menyambut tangan itu dengan ragu. Tumben saja Arkan menghampirinya. Meskipun mereka sepupu ya tapi mereka jarang sekali bicara. "M-makasih, Bang."

Setelah itu bahu Bagas ditepuk oleh temannya dan berbalik badan. Entah apa yang mereka bicarakan yang jelas kini mata Anjani tidak lepas dari Arkan. Arkan berbalik dan menghampirinya. Tidak menyentuh atau menatapnya, dia hanya berdiri di samping Anjani dan sedikit berbisik. "Silahkan main-main dulu, karena setelah kamu menjadi istri saya moment ini tidak akan pernah terulang lagi."

Anjani membeku mendengar ucapan Arkan. Entah dia serius atau tidak ini membuat Anjani tertekan. Dia benar-benar tertekan, berbeda dengan Arkan yang setelah mengucapkannya malah berlalu pergi tanpa dosa. Anjani meremas handuk yang ada di tangannya, dia benar-benar merasa lemah kalau seperti ini. Tanpa sadar kalau sekarang Bagas menatapnya dengan bingung karena tidak merespon ucapannya.

"By?" Panggil Bagas sekali lagi.

"Hah, Emm ah iya? Kenapa-kenapa? Aku tadi gak fokus, maaf ya?" Ucap Anjani yang kembali fokus pada Bagas.

"Kamu kenapa?" Tanya Bagas lagi.

Anjani menggeleng, setelah itu dia tersenyum seolah tidak terjadi apapun. "Gapapa kok. Aku gapapa."

Terpopuler

Comments

Rea25

Rea25

babang arkan jelous kayaknya. 😁

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog — Guru Menyebalkan!
2 Hari Terburuk Anjani
3 Giovano
4 Penolakan Keras Dari Anjani
5 Silahkan Bermain-Main Dulu
6 Terpaksa Diakhiri
7 Jadi Saya Antagonis Atau Cameo Saja Di Cerita Kamu?
8 Menghadapi Macan Betina
9 Hari Pernikahan
10 Bukan Hanya Suami Tapi Juga Imam
11 Hukuman Menyebalkan
12 Panggil Saya Mas!
13 Anak Perempuan Mama Hera dan Papa Abdi
14 Arkan Atau Bagas Orang Ketiganya?
15 Sisi Lain Arkan
16 Kamu Mau Saya Marah?
17 Brownies Keju
18 Satu Langkah Lebih Dekat Dengan Anjani
19 Sebuah Rahasia Besar
20 Teman Patah Hati Anjani
21 Penjelasan Dari Bagas
22 Belajar Mencintai Saya dan Saya Akan Memberikan Dunia Saya
23 Karena Saya Mencintai Kamu, Anjani
24 Wisata Masa Lalu
25 Berusaha Menjalani Pernikahan
26 Kedatangan Andira dan Bagas
27 ANJANI MALU!!
28 Effort Arkan Sebagai Suami
29 Memang Belum, Kok! Tapi Aku Akan Belajar!
30 Kamu Akan Belajar Mencintai Saya, Kan?
31 Memberi Pelajaran Pada Yang Kurang Ajar!
32 Di Sekolah Tanpa Arkan
33 Kamu Pemenangnya, Oke?
34 Pujian Pertama Dari Suami!
35 Salah Tingkah!
36 Lebih Dekat Dengan Andira
37 Suami Istri Meresahkan
38 Acara Reuni Orang Dewasa
39 Pacar Gio Masih Balita
40 Mulai Terbiasa
41 Keterkejutan Andira
42 Memang Kamu Menikahi Anak Kecil!
43 Menjadi Istri Perhatian
44 Sakit Dua-Duanya.
45 Memulai Hubungan Baik Lagi
46 Mulai Tumbuh Perasaan
47 Terima Kasih Papa
48 Fans Arkan Menyebalkan
49 DiInterogasi
50 Cemburu Tapi Gengsi!
51 Aku Suka Sama Kamu, Puas?!
52 Pembahasan Tengah Malam
53 Tentang Sisi Gelap Pria
54 Nanda dan Masalahnya
55 Memang Kamu Siap Jadi Ayah?
56 Travelling
57 Romantisme Di Tengah Keributan
58 Anjani dan Bayi Besar
59 PMS Hari Pertama
60 Ulang Tahun Suami!!!
61 Give Me Some Kiss?
62 Bayi Cacing
63 Perkara Baju
64 Gara-Gara Asal Putar
65 Tanda Kepemilikan
66 Act Of Service
67 Kehebohan Di Sekolah
68 Nanda Akan Menikah
69 Tidak Boleh Kalah Dengan Rafi dan Nanda!
70 Kalau Mantan Ya Mantan Aja!
71 Keusilan Arkan
72 Ujian Nasional Hari Pertama
73 Bicara Soal Anak
74 Gadis Kecil Membanggakan
75 Acara Graduate
76 Jadi Setelah Ini Apa?
77 Kalau Nyicip Doang Boleh?
78 Nyicip Doang, Kan?
79 Kebablasan
80 Strawberry
81 Si Paling Mendadak!
82 I Love You
83 Happy Anniversary
84 Malam Romantis
85 Seana?
86 Kembali Pulang
87 Memperbaiki Rumah Yang Sempat Hancur
88 Selayaknya Suami Istri
89 Pembicaraan Kakak Adik
90 Berdamai Dengan Keadaan
91 Hari Pertama Ospek
92 Ketengilan Anjani
93 Arkan Cemburu?
94 Pertemuan Arkan dan Saka
95 Gebetan Presma Kampus
96 Baru Pergi Sudah Rindu
97 I'm Officially Married With Him!
98 My Gentleman! <3
99 Menjadi Pusat Perhatian
100 Kamu Kecewa Ya?
101 Anjani Sakit?
102 Terima Kasih, Karena Membuat Saya Menjadi Seorang Ayah.
103 Berusaha Menjadi Suami Siaga
104 Tentang Mertua Baik
105 Arkan dan Papa Abdi
106 Anak Ayah Happy?
107 Berbagi Beban Dalam Rumah Tangga
108 Tendangan Pertama
109 Baby Boy OR Baby Girl?
110 Seana dan Anjani
111 Izin
112 Chaos
113 Arkan Menghilang
114 Pembatalan Penerbangan
115 Penjelasan
116 DILAMAR PAK DUDA
117 Keramas
118 Kontraksi Tengah Malam
119 Bayi Kecil Cantik
120 Arsyla Mutiara Altair
121 Belajar Menjadi Orang Tua
122 "Saya Juga Suka Begitu"
123 Peran Arkan Sebagai Ayah
124 Kebiasaan Baru Sebagai Orang Tua
125 Membicarakan Pola Asuh
126 Imunisasi Pertama Baby Arsy
127 Pertengkaran
128 Rindu dan Kesedihannya
129 Aku Mau Charger Sebentar
130 Salah Pilih Lawan
131 Ayah dan Mama Pacaran Dulu
132 Silent Treatment
133 Drama Apa Lagi Sih?
134 Kacau
135 DIKEJAR MAS MANTAN [PROMOSI]
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Prolog — Guru Menyebalkan!
2
Hari Terburuk Anjani
3
Giovano
4
Penolakan Keras Dari Anjani
5
Silahkan Bermain-Main Dulu
6
Terpaksa Diakhiri
7
Jadi Saya Antagonis Atau Cameo Saja Di Cerita Kamu?
8
Menghadapi Macan Betina
9
Hari Pernikahan
10
Bukan Hanya Suami Tapi Juga Imam
11
Hukuman Menyebalkan
12
Panggil Saya Mas!
13
Anak Perempuan Mama Hera dan Papa Abdi
14
Arkan Atau Bagas Orang Ketiganya?
15
Sisi Lain Arkan
16
Kamu Mau Saya Marah?
17
Brownies Keju
18
Satu Langkah Lebih Dekat Dengan Anjani
19
Sebuah Rahasia Besar
20
Teman Patah Hati Anjani
21
Penjelasan Dari Bagas
22
Belajar Mencintai Saya dan Saya Akan Memberikan Dunia Saya
23
Karena Saya Mencintai Kamu, Anjani
24
Wisata Masa Lalu
25
Berusaha Menjalani Pernikahan
26
Kedatangan Andira dan Bagas
27
ANJANI MALU!!
28
Effort Arkan Sebagai Suami
29
Memang Belum, Kok! Tapi Aku Akan Belajar!
30
Kamu Akan Belajar Mencintai Saya, Kan?
31
Memberi Pelajaran Pada Yang Kurang Ajar!
32
Di Sekolah Tanpa Arkan
33
Kamu Pemenangnya, Oke?
34
Pujian Pertama Dari Suami!
35
Salah Tingkah!
36
Lebih Dekat Dengan Andira
37
Suami Istri Meresahkan
38
Acara Reuni Orang Dewasa
39
Pacar Gio Masih Balita
40
Mulai Terbiasa
41
Keterkejutan Andira
42
Memang Kamu Menikahi Anak Kecil!
43
Menjadi Istri Perhatian
44
Sakit Dua-Duanya.
45
Memulai Hubungan Baik Lagi
46
Mulai Tumbuh Perasaan
47
Terima Kasih Papa
48
Fans Arkan Menyebalkan
49
DiInterogasi
50
Cemburu Tapi Gengsi!
51
Aku Suka Sama Kamu, Puas?!
52
Pembahasan Tengah Malam
53
Tentang Sisi Gelap Pria
54
Nanda dan Masalahnya
55
Memang Kamu Siap Jadi Ayah?
56
Travelling
57
Romantisme Di Tengah Keributan
58
Anjani dan Bayi Besar
59
PMS Hari Pertama
60
Ulang Tahun Suami!!!
61
Give Me Some Kiss?
62
Bayi Cacing
63
Perkara Baju
64
Gara-Gara Asal Putar
65
Tanda Kepemilikan
66
Act Of Service
67
Kehebohan Di Sekolah
68
Nanda Akan Menikah
69
Tidak Boleh Kalah Dengan Rafi dan Nanda!
70
Kalau Mantan Ya Mantan Aja!
71
Keusilan Arkan
72
Ujian Nasional Hari Pertama
73
Bicara Soal Anak
74
Gadis Kecil Membanggakan
75
Acara Graduate
76
Jadi Setelah Ini Apa?
77
Kalau Nyicip Doang Boleh?
78
Nyicip Doang, Kan?
79
Kebablasan
80
Strawberry
81
Si Paling Mendadak!
82
I Love You
83
Happy Anniversary
84
Malam Romantis
85
Seana?
86
Kembali Pulang
87
Memperbaiki Rumah Yang Sempat Hancur
88
Selayaknya Suami Istri
89
Pembicaraan Kakak Adik
90
Berdamai Dengan Keadaan
91
Hari Pertama Ospek
92
Ketengilan Anjani
93
Arkan Cemburu?
94
Pertemuan Arkan dan Saka
95
Gebetan Presma Kampus
96
Baru Pergi Sudah Rindu
97
I'm Officially Married With Him!
98
My Gentleman! <3
99
Menjadi Pusat Perhatian
100
Kamu Kecewa Ya?
101
Anjani Sakit?
102
Terima Kasih, Karena Membuat Saya Menjadi Seorang Ayah.
103
Berusaha Menjadi Suami Siaga
104
Tentang Mertua Baik
105
Arkan dan Papa Abdi
106
Anak Ayah Happy?
107
Berbagi Beban Dalam Rumah Tangga
108
Tendangan Pertama
109
Baby Boy OR Baby Girl?
110
Seana dan Anjani
111
Izin
112
Chaos
113
Arkan Menghilang
114
Pembatalan Penerbangan
115
Penjelasan
116
DILAMAR PAK DUDA
117
Keramas
118
Kontraksi Tengah Malam
119
Bayi Kecil Cantik
120
Arsyla Mutiara Altair
121
Belajar Menjadi Orang Tua
122
"Saya Juga Suka Begitu"
123
Peran Arkan Sebagai Ayah
124
Kebiasaan Baru Sebagai Orang Tua
125
Membicarakan Pola Asuh
126
Imunisasi Pertama Baby Arsy
127
Pertengkaran
128
Rindu dan Kesedihannya
129
Aku Mau Charger Sebentar
130
Salah Pilih Lawan
131
Ayah dan Mama Pacaran Dulu
132
Silent Treatment
133
Drama Apa Lagi Sih?
134
Kacau
135
DIKEJAR MAS MANTAN [PROMOSI]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!