TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.

Mario terus saja mengumpat, pemandangan tadi di depan pintu lift benar-benar membuat hatinya mendadak geram, terlebih situasi itu membuat ia dan Azka menjadi canggung, dia sampai tidak sempat memastikan keadaan Renzela, jangankan demikian, menyapa saja tidak bisa, Bang Darrel malah seperti kulkas berjalan yang membawa pergi istrinya tanpa menyapa mereka.

"Aisst, apa bisa wanita dan laki-laki yang tidak memiliki perasaan berciuman?" Bahkan kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya, dia tahu hasrat seorang lelaki lebih tinggi, bahkan mungkin tidak bisa di kontrol terlebih jika bersanding dengan seorang wanita cantik seperti Renzela tapi tidak harus begitu juga kan, "Kalau tidak menyukainya kenapa harus mencium nya, di tempat umum pula." umpatnya lagi. Entah perasaan apa, dia mendadak kesal sendiri, fakta kalau Renzela dan Bang Darrel adalah suami istri benar-benar membuatnya gusar.

"Uncle, uncle Mario! Kenapa mukanya ketus begitu, Uncle tidak mau menggendong ku ya?"

"Aisst!" Suara ocehan itu sampai kembali membuat Mario berdecak, saking fokus memikirkan Renzela dia baru tersadar kalau sedari tadi dia sedang menggendong Syakir membantu Tante Ana untuk mengasuhnya.

"Bukan karena benci menggendong mu Syakir, Uncle Mario sedang patah hati jadi wajahnya masam seperti itu."

"Patah hati? Mau Syakir bantu untuk menyatukannya kembali?"

Alih-alih menjawab, Mario malah mentoyor kepala Azka karena lelaki itu malah mendahului nya bicara, bahkan mengkontaminasi pikiran bocah yang tidak tahu apa-apa ini. "Dasar bodoh!" cecar nya pada Azka.

Bukannya kesakitan Azka malah terkekeh, terlebih ocehan Syakir terdengar begitu polos, so mau membantu menyatukan hati Mario yang patah itu, "Di kira tongkat kalau patah bisa di satukan lagi dengan cara di ikat." gumamnya sambil mengelus kepala Syakir. Kalau saja dia bisa membantu, dia mau, tapi sayangnya wanita yang di sukai Mario adalah Kakak iparnya sendiri.

"Syakira mau minta maaf kan pada Barbie nya Om Darrel?" Azka kini langsung bertanya pada Syakira yang sedang ia gendong, setelah menjemput si kembar tadi dia langsung keluar rumah sakit setelah Kak Ana meminta dia membantu si kembar meminta maaf pada Renzela, sekalian menjenguk keadaannya.

"Iya, tapi Syakira malu, bagaimana cara minta maaf nya?"

"Ayo kita ke rumah Om Darrel, dan bawakan sesuatu yang Barbie Om, sukai." Azka sampai menyeringai, bicara pada Syakira tapi tatapan matanya tidak lepas menatap Mario yang hendak membuka pintu mobilnya. "Lihat, bilangnya tidak suka pada Renzela, sekarang tiba-tiba terlihat bersemangat setelah tahu kalau kita akan menjenguk nya."

"Tapi Uncle, Syakira tidak tahu apa yang di sukai Barbie Om!" ucap Syakira dengan wajah melemas.

"Uncle Mario tahu betul apa yang di sukai Barbie Om Darrel, jadi Syakira tidak perlu khawatir." Azka kembali menyeringai, entahlah, apa ini salah atau tidak, dia terlalu bersemangat jika menyangkut kedekatan Renzela dan Mario, bahkan rasanya ingin sekali mendekatkan mereka, walau sudah tahu kalau wanita itu adalah Kakak iparnya

...***...

Di kediaman rumah Darrel. Suasana yang awalnya tenang kini jadi heboh. Agenda yang seharusnya di lakukan di luar kini berpindah tempat ke rumah ini. Butik besar dengan aneka busana andalannya kini berpindah tempat ke dalam ruangan besar di salah satu sisi, foto studio mewah dengan fotografer profesional pun ikut serta tercipta dan hadir memenuhi kediaman rumah ini menyempurnakan agenda yang harus di lalui.

Perintah sang Tuan rumah yang mengatakan kalau segala kegiatan hari ini harus di lakukan di dalam rumah benar-benar terealisasi hanya dengan beberapa jam saja.

Renzela yang sedang mencoba beberapa busana di bantu para staf sampai mayun-manyun tidak karuan, bagaimana tidak, dia masih kesal atas kesalahpahaman tadi, terlebih Om Darrel tidak ada niatan meluruskan kesalahpahaman itu pada Mario dan Azka, dan sekarang masih terlihat santai tanpa dosa bahkan terus membuatnya harus mencoba beberapa gaun yang ada.

"Berapa gaun lagi yang harus ku coba? Apa tidak bisa pilihkan satu saja." Renzela hanya bisa mengeluh, katanya tidak boleh membuat dia banyak bergerak, tapi yang ada malah membuatnya bolak-balik kesusahan gara-gara gaun-gaun ini.

"Maaf, Non. Kata Tuan masih belum ada gaun yang cocok."

Renzela kembali menghela nafas. Iya inilah yang kelima kalinya dia memperlihatkan gaun yang dia coba di hadapan Om Darrel dan di mata suaminya itu kelima limanya tidak ada yang cocok untuk nya. "Akh.... Yang seperti apa sebenarnya yang cocok di matanya?" Ingin rasanya dia menjerit sekeras-kerasnya. Bahkan sekarang kakinya dia seret dengan paksa untuk memperlihatkan gaun yang dia kenakan sekarang.

"Om, apa ini sudah cukup?" tanyanya memastikan, bahkan dia langsung memutar tubuhnya memperlihatkan gaun itu dari segala sisi. "Yang ini bagus kan?" tanyanya lagi seolah berkata, sudahlah, mau bagus atau tidak dia tidak mau mempedulikannya, dia hanya ingin semua kegiatan ini cepat selesai.

Darrel yang tadi terdiam tiba-tiba mengangkat sudut bibirnya, ini lebih baik, gaun itu terlihat lebih pantas tapi kenapa dia merasa ada yang janggal. "Mendekat!"

Renzela sampai langsung menengok kiri kanan seolah meminta bantuan dua staf yang sedari tadi membantunya, "Mbak tolong!" pintanya dengan tersenyum kikuk. Gaun yang panjang, sepatu heels tinggi yang dia kenakan membuat dia tidak bisa berjalan sendiri, dia belum pernah menggunakan sepatu setinggi ini jadi tidak bisa yakin bisa berjalan dengan selamat.

Darrel yang melihat itu sampai menatap gadis itu dengan penuh heran, "Berjalan sendiri!" titahnya dengan suara datar, bahkan kini tatapan matanya langsung tertuju pada bagian bawah kaki Renzela. Sok-sokan ingin memutuskan mengenakan gaun itu padahal jelas itu terlalu panjang sampai harus mengenal heels tinggi untuk mengimbanginya. "Kenapa, kau kesusahan kan?" ucapnya saat Renzela tidak bisa melangkah dengan benar dengan sepatu itu, dia pun beranjak berdiri menghampiri sang istri.

"Aku tidak mencari gaun yang indah dan mewah. Aku mencari gaun yang bisa kau gunakan dengan nyaman. Apa kau tidak bisa memilih sendiri." omelnya lagi.

"Semua gaunnya seperti ini Om, mau di coba semuanya pun semuanya tidak nyaman." Renzela akhirnya berani bicara setelah melihat tatapan kesal lelaki ini. Jujur dia benar-benar tidak nyaman mengenakan gaun ini terlebih sepatu heels tinggi yang dia gunakan, tapi bagaimana lagi, dia sudah lelah dan ingin menyudahi semuanya.

Dari semua gaun yang Renzela coba memang tidak ada yang pas di tubuhnya, ada yang terlalu panjang, terlalu besar, terlalu mewah sampai dia kesusahan bergerak, dan lebih parah ada yang terlalu terbuka, "Bahkan ada yang sampai memperlihatkan belahan dada, sampai aku tidak berani memperlihatkan nya pada Om." ucapnya keceplosan. Setelahnya dia langsung menutup mulut saking malunya.

"Aisst, dasar anak ini." Darrel sampai geleng kepala melihat kepolosan gadis ini, iya dia tahu itu karena dari kebanyakan gaun itu dia yang mendesainnya, dan tentunya desain itu dia targetkan untuk wanita yang sudah cukup dewasa bukan gadis kecil yang masih bau kencur seperti Renzela. "Martin!" Akhirnya dia memutuskan untuk memanggil bawahannya.

"Iya, Tuan." Dengan sigap Pak Martin langsung mendekat.

"Suruh desainer membuatkan gaun yang cocok untuk Renzela, dan pastikan buat konsep yang sesuai dengan usianya!"

"Baik, Tuan." Martin langsung kutar ketir, lekas menjalankan tugasnya, seketika kepalanya di bikin pusing. Bukannya tugas ini terlalu berat, membuat sebuah gaun dengan konsep baru dan lebih parahnya harus beres sebelum jam tujuh pagi karena harus di gunakan Nona Renzela sebelum resepsi. Dia sudah bisa membayangkan orang yang harus dia perintah juga pasti akan kewalahan.

"Padahal Nona Renzela hanya Istri kontrak tapi perhatian Tuan melebihi perhatiannya pada Nona Alessandra,"

Terpopuler

Comments

Anisnikmah

Anisnikmah

kutunggu Lo update nya

2023-02-16

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

berarti tuanmu itu pengen lihat istrinya terlihat sempurna, kan jg nanti Darrell bakal bucin sama renzela

2023-02-15

1

Mila Purnamasari

Mila Purnamasari

aku sangat menyukai alur cerita nya.

semoga om Darrel cepat bucin😁😁😁😁😁

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!