TPK Bab 11 : Renzela Bastian.

Di sebuah ruangan kerja milik Baskara, Ayah dan Anak itu tengah duduk saling berhadapan dengan suasana yang terasa begitu mencekam.

Baskara sampai memijat pelipisnya saking heran dengan pemikiran putra pertama nya ini, bisa-bisanya tiba-tiba menikah dan ternyata istrinya itu seorang gadis kecil yang bahkan usianya bisa dia perkiraan lebih muda dari usia anak bungsunya. "Jelaskan apa sebenarnya semua ini hah?" tanyanya masih menatap Darrel dengan tajam.

Darrel sendiri masih duduk tegak menyilang kedua kakinya, kedua tangannya pun dia silangkan di dada, "Bukankah sudah aku peringatkan perlakuan dia dengan baik kalau Ayah tidak ingin aku menduda seumur hidup." Darrel tidak kalah dingin menatap sang Ayah, kembali mengulang kata ancaman itu seolah berkata kalau segala keputusan nya tidak ada yang bisa menggangu gugat. Mau menerima atau tidak pernikahan nya, setidaknya sambutan lah menantunya dengan baik.

"Darrel." Baskara sampai menghela nafas berat, dia tahu seperti apa putranya; keras kepala dan tidak mudah mendengarkan ocehan orang lain, tapi tetap saja walau dia ingin putranya menikah kenapa harus dengan seorang gadis kecil, "Masih banyak wanita yang menyukaimu di luaran sana, bahkan lebih pantas dari pada gadis itu, kenapa kau malah menikahi anak kecil?" tanyanya lagi dengan penuh heran. Kemarin begitu tegas menolak pernikahan dan sekarang tiba-tiba membawa seorang gadis kecil, yang bahkan mereka tidak cocok untuk menjadi pasangan suami istri.

"Renzela Bastian. Dia punya nama, Yah."

"Ayah belum yakin nama Bastian bisa di sematkan di nama gadis itu," Baskara tidak mau mendengar ocehan putranya, jujur dia belum bisa menerima sosok Renzela. "Jangan bilang kalau kau menyeting semuanya dan membayar gadis itu untuk meredam rumor yang beredar?" ucapnya berusaha menebak, sepertinya itu lebih masuk akal.

"Aisst," Darrel sampai hampir kehabisan kata-kata, tidak heran jika Ayahnya itu lebih peka dan lebih tahu tentang dirinya, karena jelas keadaan sekarang memang tidak menggambarkan kepribadian dirinya sama sekali, tiba-tiba menikah dan istrinya seorang gadis ingusan, jelas Ayah nya tidak akan percaya begitu saja. Tapi walaupun begitu dia harus berusaha meyakinkan nya.

"Kalau ini setingan kenapa aku harus jauh-jauh menjemputnya ke London, Yah. Aku menikahi nya karena mencintainya. Jangan berpikir yang aneh-aneh." Dengan begitu percaya diri Darrel menangkis prasangka itu.

"Kau pikir bisa membodohi Ayah." Baskara kembali memancing kejujuran Darrel, dia masih belum percaya selera putranya ternyata seorang bocah seperti itu. "Apa kau tidak sadar kalau kau begitu mencurigakan," desaknya lagi. Bayangkan saja sosok Darrel yang kemarin begitu keras menolak sebuah pernikahan, dan kini tiba-tiba malah membawa seorang istri yang bahkan tidak sesuai dengan kriteria nya sama sekali, bukannya bodoh kalau dia tidak curiga.

Kepercayaan diri Darrel mulai goyah, tapi tetap saja dia harus menyembunyikan hubungan kontrak pernikahan ini dari keluarganya, dan harus membuat mereka semua menerima Renzela dengan lapang dada, "Yah, aku menyukainya sejak dua tahun lalu. Dan selama itu aku bersabar menunggunya sampai dia cukup dewasa untuk aku nikahi. Dan itulah alasan kenapa aku terus menolak segala tawaran perjodohan bahkan lamaran dari setiap rekan kerja Ayah. Aku sudah bertekad akan menikahi Renzela saat usianya cukup dewasa."

Baskara sampai kembali menghela nafas. Penjelasan Darrel memang masuk di akal, tapi tetap saja ada hal yang membuat nya heran, "Kenapa bisa kau menyukai gadis yang bahkan lebih pantas menjadi pacar adik mu. Apa kau tidak punya otak." cecar nya lagi sudah kehabisan kata-kata. Dia sudah bisa membayangkan bagaimana orang-orang menilai hubungan pernikahan putra pertama nya ini.

"Terserah Ayah. Lagipula aku tidak akan memikirkan pendapat orang lain, seperti kata Ayah otak ku sudah tidak berfungsi karena di pikiran ku hanya ada Renzela, sampai tidak melihat wanita lain." Darrel bahkan geli sendiri mengucapkan kata itu, tapi mau bagaimana lagi, dia harus meyakinkan sang Ayah karena beliau kunci dari semua anggota keluarga nya.

"Assist. Dasar anak ini." Baskara sampai membatin, mau berdebat seperti apapun putranya itu memang tidak bisa di kalahkan, "Seperti apa latar belakang keluarga nya, jangan sampai dia mau menikah dengan mu hanya karena harta mu saja?" tanyanya penasaran. Jika alasan Darrel karena benar-benar mencintai gadis itu, lantas bagaimana dengan sebaliknya. "Rasanya tidak mungkin anak yang baru menginjak usia remaja mau menikah dengan lelaki yang sudah berumur seperti kamu!"

"Yah, aku tidak setua itu." Darrel malah kesal sendiri, bisa-bisanya malah meledak dirinya dan meragukan Renzela. "Renzela dari keluarga terpandang, jadi jangan berprasangka buruk pada nya." tuturnya lagi.

"Kalau begitu kenapa kau tidak sekalian mengajak keluarganya kemarin, kenapa melakukan pernikahan yang begitu mendadak?" Baskara kembali mendesak, secara logika, kalau memang dari keluarga terpandang pernikahan itu tidak akan sedramatis itu sampai harus di adakan dengan begitu mendadak.

"Aisst," Darrel semakin jengkel, tapi tetap saja dia tidak bisa melawan keras Ayahnya, "Terserah Ayah mau berspekulasi seperti apa. Yang jelas aku sudah menikahi Renzela dan sekarang dia adalah bagian dari keluarga kita." Dia sampai menegaskan ucapnya dan beranjak berdiri. Tidak ada gunanya terus meladeni sang Ayah, dia memilih beranjak pergi, kalau terus di sana pertanyaan sang Ayah pasti tidak akan ada habisnya, "Dan lagi, seharusnya Ayah manjadi wartawan saja, itu sangat cocok untuk orang yang selalu banyak tanya."

"Dasar anak keras kepala." Baskara sampai mengusap wajah nya dengan begitu kasar, bisa-bisanya dia memiliki putra menjengkelkan sekelas Darrel. Bahkan sebelum selesai bicara putranya itu sudah pergi meninggalkan nya. Dia pun memilih keluar mengikuti putranya untuk melihat dengan jelas seperti apa sosok wanita yang begitu di sayangi putranya itu.

Sementara itu keadaan di ruangan tamu, Renzela sampai mengangguk malu, bocah yang katanya bernama Syakira itu benar-benar menariknya dan mengajaknya duduk bergabung dengan yang lainnya.

"Uncle geser, Boneka Om mau duduk di sini." Syakira bahkan sampai menyuruh Sang Uncle untuk bergeser pindah ke sofa yang lain, sesuai arahan Om nya dia benar-benar akan menjaga Boneka Barbie ini.

"Tidak apa-apa, sayang. Kakak bisa duduk di tempat lain." Renzela yang tidak enak, terlebih bocah itu malah menariknya untuk duduk persis di samping Ibu mertuanya.

"Tidak boleh, kata Om Darrel, Syakira harus menjaga Boneka Barbie nya dengan baik, kalau tidak nanti Om Darrel marah. Bukan begitu Uncle?" Syakira sampai memasang ekspresi wajah kejam menatap sang Uncle, seolah berkata turuti lah perkataannya, dan pergilah dari sana.

"Aisst, bocah ini. Sejak kapan dia bisa berekspresi seperti itu." Azka sampai hampir kehabisan kata-kata, mau bagaimana lagi dia harus beranjak dari sana. "Baiklah silahkan duduk Kakak ipar." tuturnya sambil berpindahan ke tempat lain. Saat dia berdiri, tanpa sadar mata mereka saling bersetapa membuat dia bisa melihat jelas sosok wanita yang merupakan Kakak iparnya ini. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya mulai mengingat sesuatu.

Renzela sampai tertegun, apa lelaki ini bicara padanya? Tapi seingatnya dia tidak pernah bertemu dengan lelaki yang sepertinya seumuran dengan Kakak sepupunya ini sekalipun.

"Akh lupakan, mungkin aku salah orang." Azka langsung melengos, walau wajah Kakak iparnya itu terasa tidak asing, bahkan namanya masih terngiang-ngiang di telinganya, tapi tidak mungkin juga mereka pernah bertemu sebelumnya, mereka ada di belahan dunia yang berbeda, bahkan sekalipun dia tidak pernah menginjak kota Landon tempat asal wanita itu berada.

"Apa Uncle menyakiti Barbie?" Syakira kembali mengoceh setelah melihat interaksi Uncle nya yang terlihat serius, awas saja kalau Uncle nya menyakiti Boneka Barbie Om Darrel yang imut ini, dia benar-benar akan memberinya perhitungan. "Kalau ada yang macam-macam bilang Syakira ya, nanti Syakira laporin Om." tuturnya lagi.

Renzela sampai tersenyum melihat tingkah anak kecil ini, bukan hanya menggemaskan bocah cantik ini benar-benar pintar. "Iya baiklah. Syakira memang anak pintar."

Renzela kini duduk, berkat Syakira kini kegugupannya benar-benar berkurang, bahkan kini dia berani menyapa orang-orang yang ada di sana dengan lebih baik lagi.

"Bu." tuturnya sambil berbungkuk mengulurkan tangannya, setelah uluran tangannya di sambut sang Ibu mertua dia lekas mengecup punggung tangannya. "Maaf baru menyapa Ibu." tuturnya lagi dengan senyuman.

Iriana sampai terhenyak, dia kira gadis kecil seperti ini tidak akan tahu tata krama namun rupanya lebih sopan dari dugaannya. "Pasti lelah setelah perjalanan jauh, duduklah dengan nyaman."

"Terima kasih, Bu."

Di saat situasi mulai mencair, Arkan dan Mariana masih melongo heran, terlebih kini bukan hanya Syakira saja yang terlihat menyukai Renzela, Syakir; putra mereka pun perlahan mendekati Kakak ipar mereka seolah mencari perhatiannya.

"Sayang, apa kau pernah membayangkan kalau kita memiliki seorang Kakak ipar yang begitu imut seperti nya. Bahkan rasanya dia tidak cocok bersanding dengan Kak Darrel yang memiliki wajah menakutkan." Mariana sampai tak ada bosannya terus memperhatikan Renzela, senyuman nya bahkan terlihat semakin cantik saat kedua anaknya bergelayut manja di pangkuannya yang kecil itu.

"Entahlah." Arkan tidak mau banyak mengeluarkan pendapat, dia masih terheran-heran dengan situasi ini, terlebih saat melihat si kembar, padahal biasanya mereka tidak mudah dekat dengan orang asing, tapi saat melihat Renzela mereka seperti tertarik sebuah magnet sampai langsung menyukainya tanpa alasan.

"Aku ingat sekarang." Azka tiba-tiba mengagetkan suasana dan kembali berbalik menghampiri Renzela. Setelah melihat ponselnya dia benar-benar yakin kalau Kakak iparnya ini benar-benar sosok yang pernah dia kenal. "Kau Renzela Oskar kan? Adik sepupunya Kenzo putra Pak Kenan?" tanyanya memastikan. Bahkan nada suaranya terdengar begitu tinggi saking kagetnya dengan apa yang baru saja dia ketahui.

Renzela sampai tertegun, dia sendiri saja tidak tahu siapa nama lelaki ini dan siapa dia, tapi kenapa lelaki ini tahu banyak tentang dirinya. "I-...." ingin menjawab tapi sosok Darrel tiba-tiba muncul menghentikan perkataannya.

"Mundur! kau menakuti nya, Azka!" Tatapan Darrel terlihat begitu kesal, tangannya bahkan langsung menarik pundak adiknya itu untuk menjauh dari Renzela. "Renzela Bastian. Itu nama lengkapnya." tuturnya lagi menjelaskan. Ketenangannya mulai terusik. Kenapa adiknya itu bisa mengenal Renzela.

Terpopuler

Comments

Yurniati

Yurniati

lanjut thorr

2023-01-31

0

Yurniati

Yurniati

sahabat Kenzo, yg di SMA ya ,,,,
lupa SDH ceritanya,,,

2023-01-31

0

Anisnikmah

Anisnikmah

temennya Kenzo nih mbk.. di kisah pasutri saat SMA dulu mungkin ya

2023-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!