TPK Bab 10 : Mertua.

Mobil yang di tumpangi Renzela sudah memasuki pekarangan rumah, sebuah rumah yang megah nan luas, pemandangan dari luar saja sudah menunjukkan kalau orang-orang yang ada di dalam sana bukan orang-orang biasa, dengan segala kemewahan yang ada.

"Akh, aku tidak tahu latar belakang keluarga Om Darrel, semoga saja mereka orang-orang baik yang mau menerima aku apa adanya." Renzela sampai menarik nafas berusaha menenangkan diri, Om Darrel saja bisa menarik perhatian Papi nya tanpa di curigai sedikitpun, kenapa dia tidak. "Pokoknya kau harus bisa Renzela."

Saat melamun, pintu mobil terbuka. Martin dengan sigap membukakan pintu untuk Renzela setelah membukakan pintu untuk Tuan nya. "Silahkan Non!"

"Terima kasih." Renzela sampai malu sendiri, seharusnya tidak harus berlebihan dan memperlakukan nya bak seorang putri. Dia hanya sekedar istri kontrak Tuan nya, tidak harus totalitas seperti itu saat melayaninya.

"Ayo!" Darrel sendiri langsung mengulurkan tangannya, mereka harus bergegas masuk dan setidaknya mereka harus terlihat dekat agar sandiwara nya tidak terbaca oleh keluarganya, "Ingat, kau harus berperan baik. Bertingkah seperti kita memang saling menyayangi!" titahnya dengan berbisik.

Renzela langsung mengangguk dan menerima uluran tangan itu, sungguh hatinya benar-benar gelisah, rupanya momen pertama kalinya bertemu dengan Ibu dan Ayah mertua lebih menakutkan dari bayangannya, "Bagaimana kalau seperti di drama-drama, kedua orang tua suami tidak menyukai istri putranya dan berakhir menghina bahkan langsung mengusirnya." Aisst, pikiran Renzela bahkan sudah berimajinasi kemana-mana, ketakutan ini benar-benar hal yang nyata.

Darrel yang melihat kegugupan itu sampai tersenyum kecil, terlebih telapak tangan Renzela yang ada dalam genggaman nya sampai bergetar, "Heh, keluarga ku menyukai orang-orang baik, dan kau termasuk orang-orang itu." bisiknya berusaha merendam kegelisahan Renzela. Kasihan juga, bertemu dengan ibu dan Ayah mertua pasti hal tabu, yang tidak pernah terpikirkan sedikitpun oleh gadis kecil ini. "Percaya pada ku, kau akan baik-baik saja!" ucapnya lagi sambil menarik tubuh kecil itu untuk berjalan beriringan di sampingnya.

Sementara itu keadaan di dalam rumah, semua orang sudah duduk manis berkumpul di ruang tamu, harap-harap cemas menunggu sosok Darrel yang katanya sudah tiba di Indonesia satu jam lalu.

"Bosan!" Syakir mulai merajuk, keadaan di dalam ruangan ini sungguh membosankan, kakeknya hanya terdiam meneguk secangkir kopi yang dari tadi belum habis juga, Ayah dan ibunya terus memainkan ponsel dengan kesibukan masing-masing, sedangkan sang Nenek terus bolak-balik menatap pintu masuk yang sampai sekarang tidak ada siapapun yang masuk dari sana. "Uncle ayo main saja!" ajaknya sambil menarik tangan lelaki yang sedang asik bermain game di ponselnya.

"Iya, Uncle ayo kita ke belakang. Ayo kita main." Syakira ikut menimpali bahkan ikut menarik tangan sang Uncle agar beranjak berdiri dan mengikuti mereka.

"Akh, Iya-iya." Azka hanya bisa pasrah, dan lekas berdiri. Langsung menyimpan ponselnya dan menuntun kedua bocah itu untuk pergi ke belakang. Namun baru juga tiga langkah mereka meninggalkan sofa, suara langkah kaki terdengar semakin jelas memasuki rumah membuat Azka berhenti dan menoleh ke sumber suara. "Bang Darrel!" Matanya sampai membelalak sempurna tatkala melihat sosok wanita di samping Kakak nya itu.

"Apa Bang Darrel menikahi janda tua?" Ffersefkti nya langsung berkata, mungkinkah wanita itu adalah putri dari wanita yang di nikahi Kakaknya, kecil dan mungil, cocok sekali untuk menjadi putri Kakak nya.

Mendengar gumaman itu, Baskara, Iriana, Mariana dan Arkan yang awalnya fokus dengan kesibukan masing-masing langsung mengangkat kepala melihat ke arah pintu masuk di mana Darrel berada, bahkan ekspresi mereka tidak kalah terkejut, seperti Azka.

Arkan dan Mariana bahkan langsung berdiri terus menengok ke belakang Darrel, "Lalu, mana ibu dari gadis itu?" Ffersefkti yang sama, suami istri itu benar-benar sepemikiran dengan Azka, setua apa wanita yang di nikahi Kakak mereka sampai putrinya sudah sebesar itu. "Bang Darrel!"

Darrel yang heran dengan ekspresi keluarganya langsung menatap Arkan dan Mariana dengan tajam, "Apa yang kalian cari?" tanyanya kesal. Bukannya menyambut kedatangannya, mereka malah bertingkah konyol yang membuatnya semakin jengkel.

"Mana istri mu, Bang? Bukannya Abang sudah menikah?" Arkan langsung bertanya mewakili semuanya, bahkan tanpa rasa malu masih saja menggerakkan kepalanya menoleh ke belakang Kakak iparnya berharap matanya melihat sosok yang semua orang tunggu dari tadi. "Kita dari tadi sudah penasaran ingin melihat istri mu." oceh nya lagi tanpa malu.

"Aisst!" Darrel sampai berdecak dalam hati. Oke, dia dan Renzela memang berselisih umur yang sangat jauh tapi tidak harus mengira kalau dia menikahi ibu gadis ini kan. "Ayah, Ibu!" Dari pada menanggapi perkataan adik iparnya dia memilih langsung menatap kedua orangtuanya untuk memperkenalkan Renzela. "Ini, Renzela. Dia istri ku." ucapnya dengan tegas, bahkan tangannya ikut bergerak merangkul pinggang Renzela menyakinkan pernyataan nya itu.

Uhuk.... uhuk.... Cairan kopi yang baru Baskara telan rasanya malah menyakut di tenggorokan, rasa penasaran yang awalnya melanda hati Iriana berubah menjadi keterkejutan, ponsel yang sedari tadi di genggaman Arkan dan Mariana sampai tak sadar terjatuh ke lantai saking kagetnya, begitupun dengan Azka, tangan yang sedari tadi menuntun kedua keponakannya langsung terlepas begitu saja.

"Dia?" Bak paduan suara, semua yang ada di sana sampai bertanya dengan begitu kompak untuk kembali meyakinkan, tidaklah ini hanya sebuah halusinasi.

"Istri mu?" Entah harus berekspresi seperti apa, Baskara sampai kehabisan kata-kata melihat fakta kalau seorang gadis kecil yang katanya itu adalah istri putranya. "Apa dia gila, gadis ini bahkan lebih pantas menjadi putrinya." hanya bisa membatin, antara senang dan kecewa. Padahal dia sudah kegirangan karena putranya sudah menikah tapi sekarang dia kecewa karena wanita itu tidak sesuai ekspektasi nya.

Suasana ini membuat Renzela semakin canggung, dia bukan gadis bodoh yang tidak mengerti akan situasi, tapi rangkulan Om Darrel seolah berkata, tenanglah kalau semua akan baik-baik, "Selamat sore Ayah, Ibu." Dia bahkan harus berusaha tersenyum manis menyapa kedua mertua nya, setelahnya langsung menyapa semua orang yang ada di sana, "Selamat sore semaunya." tuturnya lagi dengan senyuman dan anggukkan kepala.

"So-sore." Mariana yang menjawab, meski masih terasa seperti mimpi, setidaknya gadis kecil ini terlihat begitu masih dengan sopan santun yang baik, "Selamat datang, Renzela."

Syakir dan Syakira langsung berbinar, sesuai perkataan sang Ayah tadi, Om mereka benar-benar membawa hadiah yang sepesial, dalam bayangan mereka Om nya itu sedang membawa hadiah yang sangat besar untuk mereka. "Uncle-uncel, Om Darrel membawa boneka Barbie yang besar!" Syakira sampai berceloteh dengan begitu polos, kegirangan sendiri sampai jingkrak-jingkrak menarik-narik tangan Uncle nya.

Bagaimana tidak, Syakira mengira demikian, sosok yang ada di samping sang Om terlihat begitu cantik nan manis, kulit putihnya, rambut panjang tergerai berwarna pirangnya, serta tubuh mungilnya yang imut benar-benar bak sebuah Boneka Barbie yang selalu menjadi koleksi mainannya. "Om, boneka Barbie nya buat Syakira kan?"

"Aisst," Azka yang kutar ketir, refleks langsung menggendong Syakira yang sudah bersiap berlari menghampiri istri Om nya yang di kira sebuah boneka, "Syakira cantik, itu bukan boneka sayang. Itu manusia."

"Turun Uncle, Syakira mau peluk Boneka Barbie nya Om Darrel."

Situasi macam apa ini, Renzela sampai keringat dingin, bingung harus bagaimana, di saat orang dewasa mengira dia putri dari wanita yang di nikahi Om Darrel, ini satu bocah malah mengira dia sebagai sebuah boneka. "Ya Tuhan. Bagaimana ini?"

"Darrel, ikuti Ayah."

Suasana masih canggung, kini Baskara malah meminta bicara berdua dengan putranya. Dan tentunya itu membuat Renzela semakin gugup.

"Om!" Bisiknya seolah berkata jangan meninggalkan nya seorang diri, terlebih dalam situasi seperti ini.

"Tidak apa-apa, duduklah dan tunggu aku kembali." Darrel bahkan sampai mengelus kepala Renzela, dia bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi gadis ini.

"Syakira!" Kini Darrel memanggil keponakannya dan menurunkan nya dari pangkuan Azka. "Tolong titip Boneka Om sebentar ya, boleh memeluk asal jangan menyusahkan nya!" tuturnya sambil mengacak-acak poni bocah kecil itu, tidak ada cara lain selain mengalihkan kegugupan Renzela dengan meladeni kemauan keponakannya ini.

"Hore!" Syakira benar-benar gembira, dia langsung memeluk Boneka Barbie Om nya dan menariknya untuk ikut duduk di sofa.

Terpopuler

Comments

putri bungsu 28

putri bungsu 28

iya Syakira itu boneka bisa main sendiri jalan sendiri bahkan mandi sendiri 🤣🤣

2023-11-29

0

putri bungsu 28

putri bungsu 28

🤣🤣🤣🤣 yah boneka Barbie 🤣🤣🤣

2023-11-29

0

putri bungsu 28

putri bungsu 28

kocak Thor 🤣🤣🤣🤣

2023-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!