TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.

Renzela terduduk, tangannya memegang lembut telapak tangan sang Mami dengan begitu hangat. Berharap besar ada keajaiban dan Mami nya bisa kembali siuman. "Mih. Renzela merindukan Mami. Mami cepat bangun!" mohon nya lirih. Kepalanya langsung tertunduk, air matanya sampai terjatuh membasahi punggung tangan sang Mami saat dia mengecup nya.

Hatinya benar-benar retak tak beraturan, sini lain begitu sedih melihat keadaan sang Mami, sedih karena harus menjalani kehidupan yang penuh akan kepalsuan, bahkan harus pergi meninggalkan sang Mami. Dan di sini lain hatinya begitu sakit, dia yang berani terjerumus dalam lubang hitam sebuah pernikahan demi menyadarkan sang Papi untuk kembali menjalani rumah tangga yang utuh bersama sang Mami tapi Papi nya malah bersenang-senang dengan wanita lain.

"Renzela akan kuat, Mim. Ini demi Mami. Renzela akan membuat Papi menyesal telah menduakan Mami dan kita akan menjadi keluarga yang utuh lagi."

Suara pintu ruangan terbuka, Renzela dengan cepat menyeka air matanya dan menoleh ke arah pintu, "Om Darrel?" Dia langsung memanggilnya tatkala lelaki itu berjalan perlahan ke arahnya.

"Kita harus bersiap-siap sekarang, Renzela!" Darrel hanya berdiri tegak, menatap ibu mertuanya yang terkujur kaku, walau tidak tega memisahkan mereka, Renzela tetap harus pergi sekarang, mereka harus bergegas karena waktu penerbangan ke Indonesia tinggal beberapa jam lagi. "Kau harus mengemas barang-barang mu!" titahnya lagi.

Renzela hanya mengangguk, kembali menatap Maminya dengan senyuman yang begitu hangat, "Mih, Renzela pamit dulu. Mami harus cepat sembuh dan segera susul Renzela ya!" ucapnya dengan begitu ceria. Iya, bibirnya mungkin tersenyum, tapi hatinya menjerit sakit, dia pasti akan merindukan Mami nya terlebih dengan keadaannya yang sedang koma. Namun ia harus terlihat kuat agar saat Maninya tersadar nanti, beliau tidak akan merasa bersalah dengan jalan yang di pilihnya sekarang.

Darrel sendiri terdiam, melihat pemandangan ibu dan anak itu hatinya mulai goyah, padahal sedari awal dia menerima tawaran pernikahan ini karena memang akan saling menguntungkan, tapi saat melihat orang-orang di sekitar Renzela membuat dia semakin terbebani kalau dia benar-benar harus menjaga wanita yang kini berstatus sebagai istrinya dengan baik,

"Aisst sungguh merepotkan." Dia hanya bisa membatin. Melihat Renzela yang terabaikan oleh kasih sayang dari orang tua membuat dia berpikir; pantaskah kalau dia juga mengabaikannya. Rasanya kalau bisa memutar waktu kembali, dia tidak ingin terjerumus dalam hubungan ini.

"Om, barang-barang ku di rumah, sepertinya aku harus pulang dulu untuk mengambilnya." Renzela perlahan berdiri dan menghampiri sang suami. Walau beberapa pakaian ganti dan barang-barang lainnya ada di rumah sakit. Tapi dia tetap harus mengambil barang-barangnya yang lain. Sekarang dia bukan hanya sekedar ingin menginap beberapa minggu, tapi sekarang dia akan pindah dan tinggal di rumah suaminya.

"Tidak harus pulang. Ambil yang penting-penting saja. Jangan membawa pakaian atau apapun itu, segala keperluan mu akan ku siapkan, dan jika kau memerlukan sesuatu bilang saja, saat sudah sampai di Indonesia kau bisa membelinya dengan yang baru." Darrel tidak mau waktunya tersita habis, terlebih menjamin segala keperluan Renzela itu memang tanggung jawabnya.

"Tapi Om, aku tetap harus pulang ke rumah dulu!" Pintanya lagi, setidaknya Renzela harus mengambil beberapa foto keluarga ataupun foto dia bersama sang Mami agar dia tidak merasa seorang diri saat di Indonesia nanti.

"Renzela!" Darrel sampai memanggil gadis itu dengan begitu dingin, rupanya mengatur gadis ini lebih sulit dari pada mengatur adiknya sendiri, "Kalau kau harus pulang dulu itu akan memakan waktu yang cukup lama." ucapnya berusaha menjelaskannya.

Tring.... Notifikasi sebuah chat terdengar masuk di ponsel Darrel, sang empunya yang sedang kesal melihat mimik Renzela yang tiba-tiba murung langsung menyabit ponselnya dengan asal. "Ada apa lagi, bukannya aku sudah menjelaskan semuanya?" umpatnya dalam hati saat tahu kalau itu chat dari kepala pelayan yang baru saja dia berikan perintah. Dia pun langsung memeriksa chat itu untuk memastikan.

💬 "Maaf Tuan, bagaimana kita harus mendekor kamarnya. Saya tidak yakin selera saya akan di sukai Nona?"

Darrel sampai kembali berdecak, haruskah sampai sedetail itu, hanya di suruh menyiapkan kamar untuk Renzela saja harus meminta saran darinya, dengan cepat dia mengetik balasan dan langsung mengirimnya. 💬 "Terserah kalian saja, yang penting saat aku kembali semuanya sudah siap."

💬 "Tapi bagaimana kalau Nona tidak suka dan malah tidak nyaman tinggal di sini. Nona pasti akan merajuk dan meminta pulang kembali."

"Aisst, kalau pada akhirnya aku yang report kenapa harus mempekerjakan mereka, sungguh menjengkelkan." Darrel lagi-lagi mengumpat dalam hati, setelah fokus melihat ponselnya kini dia kembali menatap Renzela, "Ayo, kau ingin pulang dulu kan?" ajaknya sambil berlaju pergi.

"Sungguh?" Mata Renzela kini berbinar kembali, padahal tadi tatapan lelaki itu terlihat begitu tajam membuat dia ketakutan, "Om akan mengantar ku?" tanyanya lagi begitu kegirangan, dia kira perkataan lelaki ini mutlak tidak bisa di rubah.

"Cepat sebelum aku berubah pikiran!"

"Iya-iya." Renzela langsung berjalan cepat, berusaha mengimbangi langkah Darrel yang begitu panjang sebelum lelaki itu benar-benar berubah pikiran, "Om, tunggu!"

Darrel sesaat menoleh Renzela, setelahnya kembali fokus ke depan, sudut bibirnya sampai terangkat melihat gadis kecil itu yang sedang keteteran mengikutinya, "Berjalanlah lebih cepat!"

"Om Darrel!" Renzela sampai kesal sendiri, apa lelaki itu tidak sadar kalau langkahnya tiga kali lipat dari langkah kakinya yang kecil. Lihat bahkan lelaki itu tidak mempedulikan rengekan nya, dan terus melangkah ke depan. "Aisst, dasar lelaki tua!" umpatnya dalam hati.

Sepuluh menit berlalu, Renzela kini sudah sampai di depan rumahnya, benar-benar rekor baru baginya biasa sampai di rumah secepat itu, padahal biasanya dia selalu memakan waktu paling cepat dua puluh menit untuk bisa sampai rumah dari rumah sakit.

"Apa Om Darrel seorang pembalap, bukan hanya langkahnya yang begitu cepat, bahkan saat mengemudikan mobil pun dia tidak kalah cepat." Renzela sampai mengumpat dalam hati, lekas masuk rumah setelah mempersilahkan suaminya masuk. "Om bisa tunggu di sini!" titahnya sambil perlahan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tapi bukannya duduk di ruangan tamu yang dia maksud lelaki itu malah terus mengekor di belakangnya. "Om?"

"Kenapa berhenti?"

"Ekh, bukannya aku yang harus bertanya?" Renzela sampai menatap lelaki itu dengan begitu heran, bisa-bisanya ekspresi lelaki itu masih terlihat datar, ini rumah nya kenapa lelaki itu berjalan dengan begitu santai mengikutinya seolah ini memang rumah mereka, "Kenapa terus mengikuti ku? Om bisa menunggu di bawah!"

"Aku harus memastikan kau mengemas barang-barang nya dengan cepat. Ayo!" Darrel sampai harus memegang kedua pundak Renzela dan membalikkan tubuhnya untuk melangkah maju, kalau bukan karena bawahannya yang tidak becus dalam bekerja dia juga tidak akan melakukan hal begini, dan mengikuti gadis ini sampai kamarnya, "Cepat!" titahnya lagi sambil mendorong pelan tubuh itu.

Pintu kamar Renzela sudah terbuka lebar, Renzela lekas masuk mengambil sebuah koper kecil dan mengemasi barang yang benar-benar dia butuhkan, Darrel sendiri langsung masuk menuju sebuah meja kecil yang sepertinya selalu Renzela gunakan untuk belajar.

Darrel dengan sengaja duduk di sudut yang jauh dari pengelihatan Renzela, lekas mengeluarkan ponselnya dan mengambil sebuah video pendek memperlihatkan keadaan di dalam ruangan kamar itu, "Aisst, baru kali ini aku melakukan hal konyol seperti ini."

Setelah selesai mengambil video. Darrel lekas mengirimkan nya pada kepala pelayan rumah. Bahkan sebuah chat ia kirimkan bersama dengan video itu.

💬 "Ini keadaan kamarnya, lakukan dengan baik. Jangan mengecewakan!"

Tujuannya memasuki kamar Renzela berhasil, tidak ada alasan lagi untuk Darrel berlama-lama di sana, saat hendak berdiri, pandangan matanya malah tersita oleh sebuah foto kecil yang tergeletak di atas meja itu. "Bukannya ini lelaki yang waktu itu!" Rasa penasarannya semakin tinggi, tangannya langsung mengambil foto itu untuk memastikan nya dari jarak yang lebih dekat. Foto Renzela kecil yang di gandeng seorang anak laki-laki membuat dia yakin kalau ini memang lelaki yang waktu itu, "Mereka bahkan terlihat begitu dekat sejak masih kecil." gumamnya.

Renzela yang merasa heran kenapa Om Darrel tidak bersuara langsung menoleh memastikan, "Foto itu!" Dia sampai kaget dan lekas menghampiri sang suami, kenapa dari sekian banyak barang yang ada di meja belajarnya harus foto itu yang suaminya pegang. "Kembalikan Om. Aku lupa membuangnya!" pintanya bermaksud mengambil foto itu.

Bukannya mengembalikan Darrel malah mengangkat foto itu tinggi-tinggi, "Kenapa di buang, harusnya kau menyimpan ini baik-baik. Kalian sangat imut dan begitu serasi."

"Om, ayolah. Jangan melewati batas. Dalam perjalanan, kita tidak boleh mengusik kehidupan pribadi masing-masing kan?" Renzela sampai harus berjinjit berusaha mengambil foto itu, tapi percuma tubuh Darrel terlalu tinggi membuatnya susah hanya sekedar ingin menggapai tangannya saja. "Kembalikan, Om!" rengek nya lagi.

"Siap dia, apa pacar mu?" Bukannya mengembalikan Darrel malah semakin penasaran, "Siapa tahu setelah perceraian nanti aku bisa terbebas dengan tenang karena ada lelaki yang menyayangi mu." tuturnya lagi sambil menunduk menatap wajah gadis kecil ini, ekspresi nya benar-benar tidak bisa dia tebak, seperti apa sebenarnya kehidupan gadis ini yang sesungguhnya. "Kalau lelaki itu benar-benar pacar mu, aku akan mengizinkan mu terus berhubungan dengan nya." ucapnya lagi karena Renzela masih terbungkam.

Seketika hati Renzela terhenyak, padahal hati kecilnya sedikit berharap kedepannya pernikahan ini akan baik-baik saja, tapi belum apa-apa, bahkan baru juga lewat beberapa jam setelah mereka melaksanakan akan nikah yang begitu sakral lelaki ini sudah membahas perceraian bahkan menyuruh nya berhubungan dengan lelaki lain.

Darrel sampai keheranan, kenapa gadis ini tetap diam tanpa ada niatan menjawab pertanyaan nya. "Jawab, kenapa diam saja?" tanyanya lagi sambil menurunkan tangannya dan mengembalikan foto itu. Apa dia salah bicara dan menyinggung perasaan nya, kenapa Renzela malah membeku. Dia jadi tidak enak kalau harus terus di sana. "Jangan di jawab kalau tidak mau, cepat kemasi barang mu, aku tunggu di bawah!" tuturnya dan lekas pergi.

Renzela sampai mengepalkan tangannya, jadi begini rasanya terjerat sebuah bayang-bayang hubungan di atas kertas, rasanya kalau dia tidak membutuhkan bantuan lelaki itu dia ingin sekali mengakhiri semuanya.

"Dia adalah putra dari wanita yang menjadi selingkuhan Papi. Om puas."

"Apa?"

Terpopuler

Comments

Anisnikmah

Anisnikmah

sabar renzela bahagia menanti dengan om tua

2023-01-29

0

Sri Indah

Sri Indah

aadduuhh nanggu banget🤭🤭

2023-01-24

0

eka agustyan

eka agustyan

ditunggu up nya thor
suka sm ceritanya

2023-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!