TPK Bab 3 : Persetujuan.

"Bang! Apa yang ada mengganggu pikiran mu? Abang terlihat tidak fokus seharian ini." Sudah ketiga kalinya Arkan keluar masuk ruangan atasannya ini, dan beberapa kali pun ekspresi itu yang selalu dia lihat, terlihat suram dan masam. "Apa gara-gara rumor itu?" tanyanya lagi karena belum ada jawaban. Kakak iparnya masih tetap diam.

"Kakak ipar! Halo." Telapak tangannya bahkan bergerak naik turun di depan wajah yang sedang melamun itu.

"Aisst," Darrel sampai kesal, dia malas bicara dengan siapapun. Di kepalanya sedang di penuhi rumor sialan yang telah menghancurkan citranya dan kini bayang-bayang permintaan Pak Kenan seolah seperti angin segar yang akan menguntungkan nya. Tapi tetap saja dia enggan sekali jika harus menikah, dan memiliki hubungan sakral, terlebih dengan seorang wanita yang tidak dia kenal. "Minggir kau!"

"Oke -oke aku mundur, tapi diluar ada seseorang yang ingin bertemu dengan Kakak ipar."

"Siapa?" Darrel sampai sedikit terkejut, jangan bilang itu Pak Kenan. Akan bahaya kalau adik iparnya mengetahui permintaan aneh Pak Kenan, karena jika dia menerima permintaan itu pun ada sesuatu yang sudah dia rencanakan, dan itu tidak boleh di ketahui pihak keluarganya.

"Pak menteri, beliau yang waktu itu menyeponsori acara kita, Bang. Kalau tidak salah namanya Pak Atmaja." Arkan langsung menjelaskan saat melihat keterkejutan Bos nya. "Bahkan beliau ke seni bersama istrinya; ibu Arini." ucapnya lagi menjelaskan.

Darrel sampai menghela nafas, sedikit lega karena itu bukan Pak Kenan tapi kesal kenapa harus keluarga lebay itu, dia enggan sekali menemui mereka, "Kau saja yang temui mereka, dan tanya apa mau nya. Bilang saja aku tidak ada di kantor!"

"Tapi Kak?"

"Lakukan atau ku ingin ku pecat dari perusahaan ini." Darrel sampai melotot, bahkan nada suaranya terdengar dingin, sudah bosan bekerja bersamanya kah, sampai mengabaikan perintah nya.

"Iya-iya." Arkan hanya bisa menunduk takut, lekas keluar ruangan meski ini begitu di sayangkan, "Padahal mereka ingin membicarakan tentang putri mereka." keluhnya dalam hati. Kalau putri Pak Menteri berjodoh dengan Kakak ipar nya, itu akan lebih bagus.

Pintu ruangan kembali tertutup, Darrel kini sudah memantapkan pilihannya, dia benar-benar akan menerima permintaan Pak Kenan, bukan hanya karena akan mendapatkan jaminan kerjasama dengan jangka waktu yang panjang, pernikahan itu juga akan meredakan rumor yang sudah beredar.

"Selamat sore Pak!" Darrel langsung menyapa saat panggilan telepon nya sudah tersambung dengan Pak Kenan, "Maaf saya baru menghubungi Bapak!" ucapnya lagi.

"Tidak apa-apa Nak, Darrel. Saya mengerti, pasti akan sulit bagi anda untuk mempertimbangkan ini." Kenan di sebrang sana sampai begitu antusias, dia sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban lelaki itu. "Jadi bagaimana keputusan anda?"

"Baik Pak, saya akan membantu Bapak dan keponakan Bapak. Tapi seperti yang anda ketahui pernikahan bukan sesuatu yang enteng, maaf jika kedepannya mungkin saya akan mengecewakan, bapak." Darrel tidak ingin menanggung resiko, alasan Pak Kenan ingin menikahkan keponakannya dengannya, masih membuatnya terheran-heran, jadi dia tidak bisa berjanji benar-benar bisa menuntaskan masalah mereka.

"Tidak apa-apa Nak Darrel. Sebelum nya saya sangat berterima kasih karena Nak Darrel sudah mau mambantu. " Kenan sampai memasang seulas senyum, memang tidak salah dia memilih calon untuk Renzela, lelaki ini begitu penuh kesopanan dan berwibawa. "Jadi, Nak Darrel bisa kan besok ikut bersama saya ke London untuk bertemu dengan Renzela?" tanyanya lagi memastikan.

Darrel sampai menghela nafas, bisa-bisanya Pak Kenan langsung mengajaknya pergi ke luar negeri mendadak seperti ini, bagi beliau sepertinya Indonesia-London sudah seperti Jakarta-Bandung yang terhalang jarak dekat. "Iya, tapi saya juga memiliki satu permintaan Pak!" Darrel kini memberanikan diri mengutarakan keinginannya, balasan karena Pak Kenan tiba-tiba langsung mengajaknya menemui Renzela tanpa menyuruhnya untuk sedikit bernafas setelah menerima permintaan itu.

"Apa itu?"

"Saya ingin di beri kesempatan untuk bicara empat mata dengan keponakan, Bapak." Darrel langsung mengutarakan permintaan nya dengan tegas, walau sedikit ragu takut menyinggung, tapi dia tetap harus mengucapkan itu.

Kenan sesaat terdiam, "Nak Darrel tidak akan macam-macam kan?" Otaknya langsung traveling, kalau mau bicara berdua saja terkesan sangat mencurigakan.

"Tidak Pak Kenan, hanya saja kalau kita akan menjadi suami istri bukannya kita harus pendekatan dan saling mengenal satu sama lain." Untung Darrel punya alasan yang tepat, dia jadi tidak terlalu gugup saat Pak Kenan berbalik bertanya seolah sedang mengintrogasi nya.

"Iya, baiklah. Biar setelah di sana saya bicarakan dengan keponakan saya."

...****************...

London.

Renzela terlihat memasuki sebuah restoran, celingukan sana sini mencari beberapa pelayan, sesuai arahan yang tadi Daddy Kenan arahkan dia harus mencari pelayan restoran di sini biar dia langsung di arahkan ke tempat calon suaminya berada. Walau sedikit tidak nyaman harus bertemu sembunyi sembunyi seperti ini, tapi ini lebih baik dari pada di ketahui Papinya.

"Ada yang bisa saya bantu, Non?" Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang di cari-cari malah datang dengan sendirinya. Salah satu pelayan restoran itu terlihat menghampiri Renzela.

"Iya Mba, saya sudah ada janji dengan orang yang bernama Darrel. Darrel Bastian Baskara." Bahkan Renzela sampai menyebutkan nama calon suami nya itu dengan begitu lengkap takut pelayan ini salah menuntunnya.

"Oh, Pak Darrel. Sebelah sini, Non."

Renzela pun langsung mengekor di belakang pelayan itu, masih celingukan melihat keadaan, terlebih sekarang dia malah di arahkan ke sebuah ruangan yang terlihat lebih mewah, "Sepertinya orang itu memesan ruangan VIP." gumamnya dalam hati. Saking fokusnya melihat sekeliling dia sampai tidak sadar pelayan itu sudah membukakan pintu untuk nya.

"Silahkan Non. Pak Darrel sudah menunggu di dalam!"

Renzela langsung mengangguk berterima kasih, setelahnya kembali menoleh menatap pintu masuk ruangan itu, "Ayo, Renzela kau pasti bisa." Dia sampai menghirup nafas panjang. Walau dia enggan melakukan pernikahan ini tapi setidaknya ini demi Mami nya. Dia harus membuat Papinya tidak bisa bertindak sesukanya dan kembali menyayangi Mami nya seutuhnya.

Renzela perlahan masuk, setelah beberapa langkah berada di dalam, matanya kini melihat sosok lelaki yang tengah duduk tegak dengan setelah jas hitam melekat di tubuhnya, "Apa pelayan itu tidak salah menunjukkan arah." Langkahnya tiba-tiba berhenti. Daddy Kenan tidak menceritakan dengan jelas seperti apa sosok Darrel, jadi dia tidak yakin kalau ini benar-benar lelaki yang Daddy Kenan maksud.

Darrel yang baru sadar akan kehadiran seorang di ruangan itu langsung mengangkat kepala dan menatap gadis kecil itu dengan penuh tanya, "Siapa Kau?" tanyanya heran. Padahal ini ruangan VIP tapi masih saja ada orang yang salah masuk ruangan.

"Maaf! Saya sedang mencari Pak Darrel, dan katanya beliau ada di ruangan ini." Walau begitu gugup karena tatapan lelaki itu yang begitu dingin, Renzela memberanikan diri untuk bicara, karena memang pelayan tadi yang mengarahkan nya sampai sini.

Darrel sampai terkejut, kenapa gadis kecil ini tahu namanya, jangan bilang kalau gadis ini adalah wanita yang harus dia nikahi, "Apa kau Renzela?"

"Iya." Renzela langsung mengiyakan dan detik selanjutnya dia baru menyadari sesuatu, tidak ada orang asing yang tahu namanya kecuali orang ini benar-benar Darrel yang Daddy Kenan maksud. "Apa jangan-jangan anda Pak Darrel?"

Keterkejutan terlihat jelas di wajah dua insan itu, terlebih Darrel, lelaki itu hampir frustasi, tidak mengira kalau wanita yang harus dia nikahi masih balia seperti ini.

"Aisst, dasar bodoh. Kenapa aku begitu ceroboh mau saja mengiyakan permintaan Pak Kenan tanpa bertanya dulu beberapa umur wanita yang harus aku nikahi."

Terpopuler

Comments

Anisnikmah

Anisnikmah

bucin dah nantinya.. apa renzela dibully nantinya

2023-01-07

0

Budi Prasetyo

Budi Prasetyo

hahahahahahaha

2023-01-04

0

Mila Purnamasari

Mila Purnamasari

luar bisa ceritanya bagus banget

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!