TPK Bab 2 : Desakan.

"Sudah hampir satu Minggu, apa Darrel belum menghubungi mu?" Kenan sampai menghela nafas, padahal katanya Darrel akan mempertimbangkan permintaannya tapi sudah selama ini lelaki itu belum juga menghubunginya.

"Belum, Pak. Sepertinya Pak Darrel menolak secara halus permintaan Bapak, dengan beralasan ingin mempertimbangkan nya."

"Tolong bujuk dia dengan cara apapun. Renzela benar-benar membutuhkan calon suami seperti dia." Kenan kembali bicara pada sekretarisnya. Keadaan sekarang sudah sangat mepet sebelum Bernard mensertifikasi semua aset warisan milik Renzela atas namanya sendiri. Meskipun Bernard Ayah kandung Renzela tetap dia tidak rela jika kekayaan itu di gunakan Bernard untuk berfoya-foya dengan wanita simpanannya.

"Pak, maaf sebelumnya." Sekretaris itu sampai membungkuk, cukup ragu mengutarakan pendapatnya. "Apa anda yakin akan menikahkan Nona Renzela dengan Pak Darrel? Ada rumor yang beredar kalau Pak Darrel memiliki kelainan, Pak." ucapnya menceritakan.

"Kelainan?" Kenan sampai kaget, padahal saat pertama kali dia melihat sosok Darrel, hanya kesempurnaan yang dia lihat; wajah yang tampan, rambut hitam berkilau, tubuh tegak dan tinggi, serta otot-ototnya yang kokoh nampak terlihat begitu maskulin meski terhalang sebuah jas hitamnya. Benar-benar bak model papan atas, sampai rasanya kalau Darrel sendiri yang menjadi model untuk desain produk fashion nya, itu akan lebih baik di banding model-model karyawan nya sendiri.

"Rumor yang beredar mengatakan kalau Pak Darrel lelaki impoten, Pak." Dengan ragu sekretaris itu menjelaskan, jika saja rumor itu benar, bukankah itu tidak baik untuk Nona Renzela. Meski pernikahan ini begitu mendesak, menurutnya memilih calon yang baik adalah hal yang paling penting.

"Itu hanya sebuah rumor kan." Kenan malah menanggapi nya dengan begitu enteng, tidak heran, jika memang itu benar, manusia memang tidak luput dari kekurangan, tapi ada satu hal yang bisa dia manfaatkan dengan adanya rumor itu, "Justru bukankah itu lebih baik." timpalnya lagi dengan menyeringai.

Kalau itu benar-benar rumor yang beredar, sekarang dia bisa sedikit bernafas lega karena sepertinya Darrel akan menerima tawaran dari nya untuk bisa menikahi Renzela.

Sekretaris itu malah melongo heran, ekspresi macam apa itu, Pak Kenan malah terlihat begitu senang dengan adanya rumor itu. "Akh begitu kah?" Dia hanya bisa pamit dengan mundur perlahan. Otaknya sepertinya cukup lembut untuk bisa memahami apa maksud dari ucapan atasannya itu.

...***...

Keadaan di kediaman keluarga Baskara, semua anggota keluarga itu terlihat sedang berkumpul di meja makan, Pak Baskara sengaja mengumpulkan ketiga anaknya karena sudah lama tidak melakukan quality team untuk acara makan malam bersama.

Seperti biasa, Darrel yang merupakan putra pertama duduk paling dekat dengan sang Ayah, Mariana adik kedua Darrel duduk di depannya bersebelahan dengan sang Ibu. Sedangkan Azka adik bontot Darrel yang masih kuliah, duduk paling ujung bersama kedua keponakan kembar nya yang baru berumur enam tahun; Syakir dan Syakira.

"Bagaimana kuliah mu Azka?" Baskara mulai bicara untuk menghangatkan suasana, walau mereka tinggal serumah, dia jarang memperhatikan nya karena selalu sibuk dengan tambang batubara nya.

"Lancar, Yah." Azka menjawab singkat, dari pada menanggapi acara makan malam keluarga yang begitu membosankan dia lebih senang bisa bertemu dengan kedua keponakannya yang sedang masa aktif aktifnya. Bahkan dari tadi dia tidak henti-hentinya menyuapi kedua bocah itu membantu Arkan Ayah mereka berdua.

"Kau sendiri Darrel, bagaimana perkembangan perusahaan mu sekarang?" Baskara kini beralih pada putra pertama nya. Sejujurnya inilah alasannya dia mengundang semua anaknya, karena kalau dia meminta Darrel untuk menemuinya seorang diri, putranya pertamanya ini tidak akan menemuinya dengan mudah.

"Berjalan baik, Yah." Seperti biasa, Darrel pun menjawab singkat, dan kembali menyantap makanan nya. Dia benar-benar ingin segera menghabiskan makanan ini agar bisa lekas pulang ke kediaman nya sendiri.

Melihat cara makan putranya yang begitu tergesa-gesa, Iriana dengan sengaja menambahkan daging steak kesukaan Darrel agar putranya itu bisa lebih lama duduk bersama mereka, "Makan yang banyak sayang."

"Bu, aku sudah kenyang." Darrel sampai protes, gerak-gerik kedua orang tuanya malah membuat nya semakin curiga. Ada udang di balik batu, sepertinya memang ada maksud lain atas undangan makan malam ini. "Bicarakan saja apa yang kalian inginkan!" tidak mau berbelit-belit, dia pun langsung bertanya untuk memastikan.

"Akh, kau memang paling peka, Kak." Mariana kini yang menimpali, langsung menatap sang ibu dan saling melempar senyaman. Mereka akan mulai mengintrogasi lelaki lajang di hadapan mereka. "Kapan Kakak menikah, Kakak sudah cukup tua loh?" tanyanya langsung.

"Iya, Darrel. Kapan kau akan menikah? Lihat adik mu, bahkan dia sudah memiliki dua anak," Iriana menimpali dengan penuh semangat. Dia dan sang suami sudah cukup tua, mereka ingin melihat putranya menikah sebelum mereka benar-benar tiada. "Umur Ibu dan Ayah sudah sangat tua, bagaimana kalau kita keburu tiada sebelum kau menikah." timpalnya lagi.

Darrel sampai menghela nafas, inilah pertanyaan yang selalu dia dengan dari lima tahun yang lalu, dan selalu saja alasan meninggal yang kedua orang tuanya andalkan padahal sampai sekarang mereka masih tetap sehat dan bugar. "Aku belum mau menikah, Bu." Tolaknya tanpa pikir panjang. Baginya pernikahan dan menjalani sebuah hubungan adalah sesuatu yang merepotkan, dia benar-benar tidak tertarik dengan itu. Yang ada di pikirannya hanya pekerjaan saja.

"Darrel, umur mu sudah tiga puluh tahun Nak. Apa kau tidak malu sampai sekarang masih melajang seperti ini." Iriana berusaha mendesak, bagaimana pun, rumor yang sudah beredar sangat berdampak buruk pada keluarga mereka. Dan dia akan semakin mengkhawatirkan keadaan putranya.

"Kenapa harus malu Bu. Umur tiga puluh tahun hanya sekedar angka tiga dan nol, kenapa harus di permasalahkan." Darrel malah menimpali dengan begitu enteng, permintaan orang tuanya untuk segera menikah sudah dia anggap seperti hembusan angin.

"Kak Darrel!" Mariana yang kesal sendiri, bisa-bisanya kakaknya itu bicara sesantai itu, "Kakak harus menikah, setidaknya akan ada orang yang memperhatikan mu dan mengurus mu, kan?" ucapnya lagi berusaha membujuk Kakak nya.

"Tanpa menikah pun aku masih bisa hidup dengan baik, kau tidak perlu mencemaskan ku, Ana." Lagi-lagi Darrel menjawab dengan begitu enteng, bahkan tanpa merasa bersalah dia malah dengan begitu santai menyantap makanan tanpa mempedulikan sekitar. "Lihat saja kediaman ku yang luasnya dua kali lipat dari rumah mu, semuanya bisa ku urus dengan baik tanpa seorang istri." celetuknya lagi malah meledak sang adik.

Arkan yang mendengar alasan konyol itu sampai terkekeh, "Sudahlah sayang, di bujuk seperti apapun Kakak mu memang tidak ada niatan untuk menikah." ucapnya menimpali.

"Jadi rumor yang beredar memang benar kalau kau memiliki kelainan." Baskara kini yang menimpali.

Dan rupanya itu sukses membuat kedua alis Darrel berkerut. "Aisst. Apa kalian percaya pada rumor itu?" Dia malah balik bertanya. Kesal sendiri, rumor itu benar-benar mengganggu ketenangannya.

Bukan tanpa alasan, rumor itu benar-benar membuat citranya menjadi buruk dan tentunya itu sangat berpengaruh pada perusahaan, dan pemasaran produk fashion nya. Bahkan dalam jangka waktu seminggu saja sudah ada beberapa klien yang menolak produk-produknya hanya karena rumor itu.

"Awalnya kami ingin menyangkal nya Kak. Tapi kalau keadaan Kakak yang bersikeras tidak ingin menikah, bukannya itu seolah mengiyakan kalau rumor itu memang benar." Mariana yang menimpali, bahkan dia yang lebih khawatir kalau Kakak nya ini benar-benar memiliki kelainan. "Makanya Kakak harus segera menikah biar rumor itu menghilang dengan sendirinya."

"Aisst, dasar rumor sialan." Darrel hanya bisa membatin. Saking kesalnya dia sampai menusuk potongan terakhir steak nya dengan begitu keras, bahkan piring itu pun sampai hampir pecah di buatnya.

...*...

Acara makan malam selesai, Darrel kini sudah sampai di kediamannya, lekas memasuki kamar mandi membersihkan tubuhnya sebelum dia berisitirahat.

"Argh, ini benar-benar gila." Dia sampai mengusap kasar wajahnya saat air shower sudah mengguyur seluruh tubuhnya, pikirannya mendadak kacau, haruskah dia menerima tawaran Pak Kenan untuk menikahi gadis yang tidak dia kenal, bahkan alasan Pak Kenan memintanya menikahi gadis itu benar-benar membuatnya kehabisan akal.

"Renzela," Bibirnya sampai bergumam mengucapkan nama gadis yang bahkan dia tidak tahu rupanya seperti apa, saat pertemuannya dengan Pak Kenan waktu itu, dia tidak mau banyak bertanya karena memang dia bermaksud ingin menolak permintaannya. "Apa aku terima saja permintaan Pak Kenan, sepertinya itu tidak terlalu buruk, kita akan sama-sama di untungkan."

Terpopuler

Comments

Anisnikmah

Anisnikmah

bucinkah nantinya atau malah ada orang ketiga atau malah menyakiti renzela

2023-01-07

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

udah di Terima aja,,, itu lebih baik daripada kamu ada rumor yg mengakibatkan perusahaan kolep

2023-01-04

0

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦

Tepat sekali, akan saling menguntungkan, maka terimalah tawaran untuk menikahi Renzela, mungkin itu takdir yg harus di terima Darrel, jalan jodohnya dgn di jodohkan...

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2 TPK Bab 2 : Desakan.
3 TPK Bab 3 : Persetujuan.
4 TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5 TPK Bab 5 : Akad nikah.
6 TPK Bab 6 : Skenario.
7 TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8 TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9 TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10 TPK Bab 10 : Mertua.
11 TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12 TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13 TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14 TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15 TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16 TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17 TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18 TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19 TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20 TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21 TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22 TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23 TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24 TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25 TPK Bab 25 : Terabaikan.
26 TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27 TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28 TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29 POV Renzela bagian 1
30 POV Renzela bagian 2
31 Hukuman 1
32 Mendapat hukuman baru.
33 POV Darrel.
34 Tersesat.
35 Kemiripan.
36 Persiapan Meeting.
37 Manajer Baru.
38 Kakak ipar.
39 Hati yang goyang.
40 Senyuman palsu.
41 Hanya ingin kasih sayang.
42 Kembali goyah.
43 Bertingkah.
44 Akan patuh.
45 Siap siap ke luar kota.
46 Ancaman.
47 Kamar Hotel.
48 Dipojokkan.
49 Kekhawatiran.
50 Binatang buas.
51 Hari pertama pemotretan.
52 Malam yang panjang.
53 Seharian di kamar.
54 Kecelakaan.
55 Terbongkar.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
TPK Bab 1: Sebuah Rumor.
2
TPK Bab 2 : Desakan.
3
TPK Bab 3 : Persetujuan.
4
TPK Bab 4 : Kontrak Perjanjian.
5
TPK Bab 5 : Akad nikah.
6
TPK Bab 6 : Skenario.
7
TPK Bab 7 : Kontrak di mulai.
8
TPK Bab 8 : Bersiap pulang ke Indonesia.
9
TPK Bab 9 : Sesuatu yang sepesial.
10
TPK Bab 10 : Mertua.
11
TPK Bab 11 : Renzela Bastian.
12
TPK Bab 12 : Orang terdekat Renzela.
13
TPK Bab 13 : Adik sepupu.
14
TPK Bab 14 : Lebih Berhak.
15
TPK Bab 15 : Fitting Baju.
16
TPK Bab 16 : Baik-baik saja.
17
TPK Bab 17 : Sebuah Gaun.
18
TPK Bab 18 : Rasa Cemburu.
19
TPK Bab 19 : Memilih Sekolah.
20
TPK Bab 20 : Kartu Tanda Pengenal.
21
TPK Bab 21 : Tragedi Pagi Hari.
22
TPK Bab 22 : Ingin di sayang.
23
TPK Bab 23 : Panggilan Yang Meresahkan.
24
TPK Bab 24 : Gara-gara Gaun.
25
TPK Bab 25 : Terabaikan.
26
TPK Bab 26 : Ikut Andil Di Perusahaan.
27
TPK Bab 27 : Memulai Rutinitas.
28
TPK Bab 28 : Pantaskah Di Sebut Ayah.
29
POV Renzela bagian 1
30
POV Renzela bagian 2
31
Hukuman 1
32
Mendapat hukuman baru.
33
POV Darrel.
34
Tersesat.
35
Kemiripan.
36
Persiapan Meeting.
37
Manajer Baru.
38
Kakak ipar.
39
Hati yang goyang.
40
Senyuman palsu.
41
Hanya ingin kasih sayang.
42
Kembali goyah.
43
Bertingkah.
44
Akan patuh.
45
Siap siap ke luar kota.
46
Ancaman.
47
Kamar Hotel.
48
Dipojokkan.
49
Kekhawatiran.
50
Binatang buas.
51
Hari pertama pemotretan.
52
Malam yang panjang.
53
Seharian di kamar.
54
Kecelakaan.
55
Terbongkar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!