Bianca yang keluar rumah dengan kesal langsung melajukan mobil mewahnya meninggalkan rumah.
"Bisa-bisanya ada pembantu secantik itu, harusnya aku yang paling cantik dan tidak ada yang boleh menyaingiku".
Bianca mengemudikan mobilnya ke arah rumah pacarnya.
ia sudah menyelesaikan pendidikannya dan sekarang setiap hari ia hanya bersenang-senang dengan pacarnya, padahal ayahnya selalu menyuruhnya mengurus perusahaan milik ayahnya itu. Tapi ia tidak pernah mau karena ia hanya mau hidupnya bebas. Apa lagi sekarang ia berpacaran dengan seorang mafia besar bernama jerome.
Hidupnya makin bebas tanpa aturan. Jerome adalah laki-laki yang sangat Bianca inginkan. Ia sudah melakukan banyak hal untuk mendapatkan mafia tampan tersebut.
Termasuk memberikan dirinya seutuhnya pada Jerome, Ia rela setiap hari mendatangi kediaman mafia tersebut hanya untuk menjadi budak sexnya. Itu semua ia lakukan karena ia sangat tergila-gila dengan Jerome.
Ia sampai merelakan kehormatannya yang penting Jerome mau bersama dirinya.
Bianca sampai di mension Jerome.
Jerome sedang duduk di ruang tengah rumahnya bersama dengan ajudannya. Jerome meminum wine di tangannya dan ajudannya memegangi botol di samping kursinya.
"Sayang ko aku telepon gak di angkat si". Ucap Veronica duduk di pangkuan Jerome.
"Menyingkirlah duduk dengan benar".
"Kamu kenapa si biasanya juga aku sering di pangku gini".
"Aku bilang menyingkir". Jerome membentak Bianca
"Oke oke fine".
Bianca menyingkir dan duduk di sofa sebelahnya.
"Kamu kenapa si, lagi ada masalah ya. Cerita dong".
"Tidak ada gunanya aku cerita sama kamu".
"Aku kan kekasih kamu, aku mau ko jadi tempat keluh kesah kamu".
"Jangan banyak bicara atau aku akan menyuruh anak buahku untuk melempar kamu ke luar".
Bianca terdiam. Ia memang sering di perlakukan seperti ini oleh Jerome, dan ia hanya bersikaf manis saat dirinya di puaskan saja. Tapi walaupun begitu Bianca tidak masalah asalkan ia tetap menjadi kekasih Jerome. Dan membuat semua wanita iri padanya.
"Ada perlu apa kamu ke sini, aku tidak menyuruhmu datang".
"Aku kan kangen". Bianca mendekati Jerome lagi.
"Aku bilang menyingkir dariku".
"Kamu ko gitu banget si, bersikaf lembutlah dengan ku sekali saja".
"Aku sedang tidak butuh kau. Jadi pergilah dari hadapanku".
"Aku mau di sini, menemani kamu ya".
"Kalau begitu buat aku senang".
"Ya aku akan selalu membuat kamu senang seperti biasa".
"Buka bajumu".
"Di sini?".
"Iya".
"Tapi di sini banyak orang, kita ke kamar saja ya".
"Aku bilang di sini".
"Masa kamu mau melihat kekasihmu tubuhnya di lihat orang lain, suruh mereka semua keluar dulu".
Jerome memberi kode dan para anak buahnya pun meninggalkannya dan Bianca hanya berdua saja di ruang tengah rumah Jerome.
"Kamu mau melakukannya di sini?". Tanya Bianca
"Tidak, aku sedang tidak ingin".
"Lalu kenapa kamu menyuruhku membuka baju?".
"Aku ingin kamu menari di depanku tanpa sehelai bajupun".
"Kamu nakal ya". Bianca mencubit hidung Jerone
"Jangan menyentuhku, lakukan saja permintaanku".
Jerome menutar musik dan Bianca pun mulai menari tanpa sehelai baju pun.
Ia terus menari sambil terus menggoda Jerome tapi Jerome sama sekali tidak bergerak sedikitpun. Ia menatap Bianca dengan tatapan dingin. Ia sebenarnya sudah bosan dengan tubuh Bianca, Ia sudah sering melihat dan merasakan tubuh Bianca, Sekarang ia sama sekali tidak nafsu melihat Bianca dengan tarian erotisnya itu.
"Apa kita sudah bisa melakukannya".
"Tidak, teruslah menari".
"Tapi aku lelah, ayo kita ke kamar aku sudah tidak tahan aku sangat merindukan tubuhmu" ucap Bianca
Jerome mengeluarkan cambuk kecil dan mencambuk Bianca jika ia berhenti menari.
"Teruslah menari dah jangan pernah berhenti sebelum aku menyuruhmu berhenti".
Bianca terus menari walapun tubuhnya sudah sangat lelah.
"Sayang jangan seperti ini. Aku lelah".
Plakkkk satu cambukan mendarat di tubuh Bianca
"Ahhh sakit, ".
"Aku bilang jangan berhenti".
Tak terasa air mata Bianca jatuh, ia merasa sangat terhina tapi ia juga tidak ingin berpisah dari Jerome.
"Hahahha, air mata dan keringatmu membuat tubuhmu terlihat lebih sexy, tapi aku sama sekali sudah tidak nafsu melihatmu".
"Lalu kenapa kamu menyuruhku menari seperti ini".
"Karena itu membuat aku senang hahaha terus menari jangan sampai berhenti".
"Aku sudah tidak kuat, aku sudah sangat lelah biarkan aku beristirahat".
Plaakkkk satu cambukan lagi mendarat di tubuh Bianca
"Sakit hentikan".
"Sudah ku bilang jangan berhenti".
"Mari kita bersenang-senang dengan cara lain, aku akan membuatmu puas biar kan aku mendekatimu".
"Apa kamu sangat ingin di sentuh olehku".
"Ya aku sangat ingin, ayo kita ke kamar".
"Kenapa harus ke kamar di sini saja, kemari lah".
"Ahhh akhirnya, aku sangat lelah, aku tau kamu tidak tahan melihat tubuhku kan". Bianca mendekati Jerome
"Aku ingin kamu menutup mata kamu". Ucap jerome
"Kenapa harus di tutup?".
"Biar beda dan mencari sensasi yang baru".
Bianca mengikuti keinginan Jerome dan menutup matanya dengan kain.
"Kamu nungging ya".
"Iya sayang".
Jerome pergi sebentar mengambil alat bantu dan memasukannya ke dalam lubang Bianca.
"Ahhh ini yang aku tunggu-tunggu". Ucap Bianca
Tapi tidak ada jawaban dan pergerakan apapun.
"Sayang ko diam saja".
Ternyata Jerome sudah pergi meninggalkan Bianca sendiri dengan mata yang tertutup.
Jerome memasuki mobil sambil tertawa.
"Dasar perempuan sampah". Jerome langsung melajukan mobilnya dengan cepat.
Melihat tidak ada pergerakan Veronica pun membuka tutup matanya dan melihat alat bantu menancap pada lubang miliknya.
"Sialan, Jerome". teriak Bianca
*****
Di lain tempat.
Arabella masih bersih-bersih rumah Josep sampai sore menjelang.
"tuan saya izin pulang ya semua pekerjaan sudah selesai".
"Pulang?. Kan sudah di sediakan tempat untuk tidur". Ucap Josep
"Saya ingin pulang ke panti saja tuan".
"Tapi dari sini ke panti kan lumayan jauh, kenapa tidak tidur di sini saja".
"Tidak tuan,. Ingin pulang saja".
"Ya sudah jika itu kemauan kamu, semoga besok tidak terlambat lagi ya".
"Baik tuan".
Arabella pun pulang dengan berjalan kaki lagi, ia sebenarnya sudah sangat lelah karena bekerja seharian dan sekarang di tambah ia harus berjalan pulang , tapi ada yang selalu membuatnya semangat ia selalu berharap saat ia pergi dari panti dan kembali pulang ia melihat orangtuanya sedang menunggu dan menjemputnya, walaupun ia selalu di patahkan oleh kenyataan.
"Aku sangat lelah, apa aku mencari tumpangan mobil lagi ya?".
"Apa ada mobil pisang lagi yang lewat".
Arabella berhenti dan melihat ke arah jalan. Ia melambaikan tangan ke arah mobil yang berlalu lalang.
"Kalau aku punya mobil, dan melihat ada yang butuh tumpangan aku pasti akan menolongnya, tapi kenapa orang-orang ini sangat sulit memberi tumpangan padaku ya".
"Tolong beri aku tumpangan dong mobil-mobil". Arabella berbicara sendiri.
Akhirnya setelah sekian lama Arabella berdiri tidak ada juga yang mau memberinya tumpangan. Akhirnya Arabella pun meneruskan langkah kakinya untuk pulang.
Sampai malam datang Arabella baru sampai panti dan ia benar-benar lelah, ia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur.
"Sudah pulang kamu". Tanya Marionyy
"Sudah bu".
"Ke sini pijitin kaki saya".
"Tapi".
"Cepat saya tidak ingin mendengar kata tapi".
Marion tidak perduli bahwa Arabella sedang lelah dan butuh istirahat. Ia hanya memikirkan kesenangannya saja.
"Bagai mana, apa kamu bekerja dengan baik".
"Iya bu, saya berusaha bekerja dengan baik".
"Awas saja jika aku mendapat laporan dari josep kalau kamu membuat masalah, aku habisi hidupmu saat itu juga".
"Aku akan sangat berusaha".
"Pijitin biar benar, pakai tenaga".
Arabella sudah tidak bertenaga lagi, ia sudah menghabiskan tenaganya seharian ini. Tapi ia tidak bisa mengeluh di depan Marion ia harus menahannya, karena Marion tidak akan perduli.
"Sudah sudah, tidak ada rasanya di pijitin juga. Sana ke belakang cucian piring sudah menunggumu". Marion menyingkirkan tangan Arabella dengan kasar.
"Baik bu".
Arabella ke belakang dan melihat inggrid sedang mencuci piring.
"Bu kenapa kamu mencuci piring, biarkan aku saja sudah pergilah".
"Gak apa-apa Arabell, kamu sudah bekerja keras hari ini, biar ibu yang mencucinya".
"Tapi bagaimana jika Marion tau, ia akan marah bu".
"Kamu tenang aja, Marion tidak akan tahu, kamu sekarang ke kamar saja istirahat".
"Ibu". Arabella menangis
"Kenapa menagis sudah sana kamu pasti lelah.
"Terimakasih ya". Arabella memeluk Inggrid yang sedang cuci piring dari belakang.
"Iya sayang, istirahatlah besok pasti kamu harus bangun pagi-pagi".
"Iya bu, aku menyayangimu" . Arabella mencium pipi inggrid.
"Iya anak ibu yang cantik".
Walaupun Arabella hanya anak asuhnya di panti tapi inggrid sangat menyayangi Arabella seperti anaknya sendiri. Itu yang membuat oliv selalu membenci Arabella, dan menjadi penyebab penderitaan arabella lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments