Hari-hari berlalu.
Seperti yang Erika duga, jika laki-laki bernama Damian itu kini sedang mengejarnya. Dengan terang-terangan lelaki itu terus saja berusaha mendekati Erika.
“Tuan, saya tidak ingin jika orang-orang akan mulai salahpaham dengan sikap Anda. Tolong menjauh lah, Anda terus membuat saya merasa tak nyaman. Bukankah Anda memiliki tunangan? jadi saya harap Anda tahu batasan Anda,” kata Erika langsung.
“Siapa yang pernah mengatakan jika saya memiliki tunangan?” suara yang dingin dan terasa khas itu terdengar.
“Tak peduli jika Anda dan Nona Jessy bertunangan atau tidak. Tapi saya harap jangan dekati saya, itu membuat saya merasa tak nyaman dan muak!”
Erika memang sangat menjaga jarak dengan laki-laki, ia kadang akan berkata buruk pada laki-laki karena saking tak nyamannya.
“Dimana anakku?” kata Damian dingin.
Deg'
Mendengar itu, Erika langsung menoleh seketika itu juga. Apa Damian tahu mengenai anak-anaknya itu? apa Erika akan kehilangan anak-anaknya?
“Anak? Anda jangan bercanda Tuan! kita hanya pernah melakukan itu sekali, dan tidak mungkin saya langsung hamil karena hal itu,” elak Erika dengan raut wajahnya yang berusaha terlihat biasa saja.
Damian tersenyum, senyum yang seakan tahu segalanya, dan senyum itu membuat Erika takut.
“Oh ya? jika kamu itu pernah menikah, dari mana asal suami kamu? kenapa identitasnya itu terlihat sangat mencurigakan?” kata Damian yang menatap lekat Erika.
“Anda menyelidiki saya?” tanya Erika dengan ekspresi yang kini terlihat marah dan tak terima.
Erika selama ini tinggal bersama dengan orang-orang yang bukan orang biasa. Ia dibantu oleh seseorang agar bisa menyembunyikan identitasnya itu. Sejak beberapa tahun lalu Erika meninggalkan dunia itu, dunia yang harusnya ia lupakan.
“Bagaimanapun kehidupan kamu dulu, aku tidak akan peduli. Menikahlah denganku, karena aku akan terus menunggu kamu datang padaku langsung.”
Kata-kata terakhir dari Damian yang langsung pergi begitu saja saat asistennya mengatakan jika ada hal yang harus di urus.
“Tidak tahu diri! sudah punya anak pun masih saja menggoda kekasih orang lain! apa kamu memang sangat tidak tahu diri?!” sinis Anita.
Anita adalah orang yang paling tidak menyukai Erika. Di saat para koki dan pelayan lain sudah akrab dengan Erika, justru Anita tidak. Ia sangat memusuhi Erika yang baginya terlalu mencari perhatian.
“Saya tidak menggoda siapapun!” kata Erika. Ia yang biasanya akan mengabaikan Anita jika wanita itu terus saja menyinggungnya. Maka tidak untuk saat ini, Erika sadar jika Anita tak akan berhenti menyinggung dirinya.
“Hey, harusnya kamu tahu diri dong! Tuan Damian itu adalah laki-laki yang sangat terhormat dan juga tidak mungkin untuk dimiliki oleh siapapun. Bahkan Nona Jessy yang tunangannya saja akan merasa rendah diri saat berhadapan dengan Tuan Damian,” kata Anita mulai menatap Erika bengis.
“Jadi, apa maksud perkataan kamu? apa kamu pikir jika tidak ada yang pantas dengan Tuan Damian itu selain kamu?” ungkap Erika tak kalah sinis.
Erika tak menyangka jika dari tatapan mata Anita kini, ia seolah sangat tertarik dan mendambakan Damian.
“Bukankah kata tak tahu malu itu harusnya balik ke kamu? kamu bukan yang tak tahu malu?” sinis Erika.
“Erika, harusnya kamu sadar diri! anak kamu saja tidak jelas siapa ayahnya. Dari situ saja sudah tertebak kalau kamu bukanlah wanita baik-baik! mungkin kamu sangat bingung siapa Ayah anak kamu saking banyaknya lelaki yang kamu tiduri!” kata Anita dengan nada sinis dan merendahkan.
“Mamah!” tiba-tiba di tengah suasana panas yang tak bersahabat itu. Christiana datang bersama dengan kembarannya.
“Anak haram dan ibu yang seorang pelacur!” sinis Anita langsung tepat di depan Christiana.
Mendengar itu, Erika rasanya ingin memukul wanita itu langsung saat ini juga. Ia tak masalah jika harus disebut pelacur, tapi tidak dengan anaknya yang harus disebut seperti itu dengan nada merendahkan.
“Anita! jaga ucapan kamu! dia anak kecil,” kata Erika dengan tatapan yang benar-benar berusaha agar tidak marah di depan anak-anaknya.
“Mah,” tiba-tiba Chris memberikan ponsel miliknya pada Erika.
Meski bingung dan tak tahu apa maksudnya itu, Erika langsung menerimanya dan melihat apa yang seolah ingin ditunjukkan anaknya.
“Kamu bilang aku pelacur bukan?” sinis Erika yang kini menatap lebih berani lagi. Tatapan ramah dan ekspresi bersahabatnya itu telah hilang.
“Coba lihatlah; bukankah kamu sudah pernah masuk ke dalam berita artis karena ketahuan menjadi selingkuhan salah satu artis pendatang?” kata Erika yang langsung menunjukkan ponsel yang ia pegang.
Berita itu sudah lama sekali, dan itu mungkin sudah berlalu puluhan tahun. Hingga sangat sulit jika akan mencari tahu berita itu.
“Si-sialan!” saking marah aibnya diketahui. Anita sangat marah hingga gigi gerahamnya itu terlihat saling beradu.
“Jangan lupa, kamu juga dikabarkan memiliki anak di luar nikah dengan laki-laki itu. Bahkan ayah dari anak kamu tidak ingin mengakui anaknya itu!” sinis Erika yang menatap Erika dengan tersenyum.
Bibirnya memang tersenyum manis, hingga matanya terlihat menyipit. Dibalik senyuman itu, ada kelicikan yang Erika rasakan.
Kelincikan yang selama ini hilang, entah kenapa bisa kembali datang dan muncul begitu saja saat ini. Erika bahkan tak pernah menduga jika sisi buas dirinya yang hilang seolah kembali saat anaknya direndahkan.
Merasa tidak bisa melawan Erika lagi. Anita langsung saja pergi begitu saja. Rasa marah dan tidak terima itu masih bisa Anita rasakan.
“Hufh,” helaan nafas berat dan lega Erika keluarkan begitu melihat jika Anita sudah berjalan pergi.
“Maaf,” entah kenapa hanya kata maaf itu yang bisa Erika katakan saat ia memeluk kedua anaknya dengan sangat erat.
“Tidak apa-apa Mah, kami tidak meras marah dengan ucapan Tante jelek tadi,” kata Christiana yang mulai menggerutu kesal saat membayangkan wajah Anita.
Anita tidak bisa dikatakan jelek, ia cantik tapi tidak dengan wajah yang kurang bersahabat itu. Apalagi tatapan matanya akan selalu sinis saat menatap Erika.
*****
Saat memasuki rumah, Erika minat jika johnathan yang merupakan mantannya tengah duduk seolah ia sedang menunggu seseorang.
“Erika.” Johnathan langsung bangkit dan mendekat ke arah Erika. Sejenak tatapan marah dan tidak suka akan terlihat dari wajah Johnathan saat menatap kedua anak Erika.
“Erika!” panggil Johnathan lagi saat Erika justru lewat begitu saja tanpa berniat berhenti. Johnathan merasa kesal dan tidak terima.
“Apa kamu masih mencintaiku?” kata Johnathan yang langsung menghentikan langkah Erika saat itu juga.
“Jangan mimpi!” sinis Erika.
“Lalu kenapa kamu seolah menghindar dariku?” kata Johnathan dengan percaya diri. Ia seolah berfikir dan yakin jika Erika masih mencintainya.
“Karena wajah kamu menjijikkan!” sinis Erika langsung mengajak kedua anaknya itu agar masuk ke dalam kamar mereka.
Mendengar ucapan dan nada kebencian dari Erika. Johnathan terdiam dengan tangan mengepal dan ekspresi marah yang terlihat jelas.
“Jijik?!” ulang Johnathan yang tak terima akan ucapan dan tatapan Erika yang menatapnya dengan tatapan yang menjijikkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments