Hari-hari terus berlalu.
Erika sempat berniat untuk mengundurkan diri karena ia merasa tidak seharusnya ia bekerja di sana. Ada hal yang membuatnya tidak nyaman terus berada di sana.
Seperti saat ini.
Damian terus saja memperhatikan Erika sepanjang wanita itu mengantarkan makanannya pada para pelanggan.
Sebenarnya ini bukan tugasnya, tapi karena kini restoran sedang ramai dan kekurangan pelayan. Maka Erika berinsiatif untuk membantu.
“Kenapa harus menatap ke arah sini? apa dia tidak sadar jika tatapannya itu membuat orang merasa tak nyaman?” dengus Erika yang tak bisa berbuat banyak.
“Apa ingin saya bantu?” tanya Damian langsung mendekat ke arah Erika saat itu juga. Hingga Erika langsung terkejut dan tak menyangka.
“Tuan, saya sudah peringatkan Anda agar menjauh dari saya bukan? nona Jessy sedang tidak ada di sini. Kenapa Anda tidak mencarinya saja?” Erika tak tahu kenapa laki-laki itu akhir-akhir ini terus berusaha untuk mendekati dirinya.
Padahal Jessy sudah seminggu ke luar negeri, jadi kemungkinan wanita itu tidak akan ada di sini untuk beberapa hari ke depan.
“Dimana anak-anak kamu?”
Pertanyaan yang paling tidak ingin Erika dengar dari laki-laki yang ada dihadapannya ini. Hingga Erika seringkali mengabaikan laki-laki itu.
“Anak-anak? untuk apa Anda menanyakan mereka? tentu mereka saat ini sedang berada di rumah.”
“Apa kamu yakin?” tanya Damian dengan ekspresi wajah yang terlihat misterius itu.
“Maksud Anda apa? jangan mencoba berbicara seperti itu dengan saya!” kesal Erika yang mulai berfikir buruk.
“Mamah!” teriakan dari Christiana yang tiba-tiba langsung membuat Erika menoleh. Ia melihat jika kini kedua anaknya ada dihadapannya.
“Sayang, kenapa kalian ada di sini?” tanya Erika sedikit terkejut dan juga tidak menyangka. Erika sempat menatap ke arah Damian dengan tatapan waspadanya itu.
“Kamu tidak perlu merasa waspada padaku,” nada suara Damian terdengar datar dan acuh.
“Mah, maaf. Ini semua kesalahan Ana, Ana sempat mengajak Kak Chris untuk keluar sebentar. Tapi Kak Chris malah menolak, Mamah tahu bukan jika Kak Chris anak yang patuh dan penurut. Jadi Ana pergi diam-diam.”
Christiana akan menunduk jika sedang merasa bersalah, ia akan mengakui kesalahannya jika memang ia berbuat hal yang salah.
“Tadi saya bertemu dengannya tanpa sengaja. Mungkin sebentar lagi anak laki-laki kamu akan datang bersama dengan asistenku,” jelas Damian.
Mendengar itu Erika hanya terdiam. Bukankah ia kini harus berterimakasih pada laki-laki itu? mungkin jika tidak ada laki-laki itu Erika akan kesulitan mencari anak perempuannya itu.
“Jangan ulangi lagi! Mamah benar-benar akan marah jika kamu berbuat hal yang aneh lagi!” tegas Erika yang langsung diangguki patuh oleh Christiana.
...----------------...
Erika kembali bekerja. Ia sebenarnya tidak merasa aman saat meninggalkan anaknya bersama dengan Damian, tapi Erika tidak bisa berbuat banyak.
Dirinya harus kerja karena jam kerjanya itu belum selesai. Jadi Erika tidak akan membuang-buang waktu kerjanya secara seenaknya.
“Om, apa Anda sedang mencari Tante Jessy?” tanya Christiana yang kini mulai memakan makanannya dengan sangat lahap.
Berbeda dengan Christiana yang seolah mudah bergaul dan menerima kehadiran Damian. Justru kakaknya itu lebih waspada.
Chris tak akan semudah itu percaya pada kebaikan dari orang asing yang tak ia kenal. Bahkan Chris kini hanya diam dan memperhatikan dengan seksama apa yang sedang Damian lakukan.
“Apa kamu itu memang anak yang semanis ini?” tanya Damian menatap ke arah Christiana dengan tatapan yang tidak terlalu acuh seperti biasanya.
“Emm? Ana sering mendengar jika memang Ana itu lucu dan manis. Tapi kenapa saat Om yang berkata seperti itu, Ana menjadi lebih senang ya?” gumam Christiana yang merasa tak mengerti.
Senyum Christiana terlihat mengembang saat itu juga. Sementara Damian hanya menatap lurus tanpa berkata apapun lagi.
“Berhenti makan, kamu memang tidak takut jika nanti akan gemuk?!” Chris yang tidak menyukai kedekatan itu langsung buka suara.
Chris anak yang tidak pandai berbicara, ia memang tidak seramah dan semanis Christiana saat sedang bersikap. Sekali dirinya berbicara, kata tajam akan terdengar. Itu mirip sekali dengan sikap Damian.
“Kak, Ana baru saja makan beberapa cemilan ini. Kenapa Kakak menyebalkan sih sampai mengatakan jika Ana akan gemuk jika banyak makan!” dengusnya.
“Aku hanya mengatakan kenyataan saja, kenapa juga kamu terlihat marah? kurangi porsi makan jika kamu tidak ingin terlihat jelek!” kata Chris yang langsung dijawab dengusan tak suka dari Christiana.
“Dia pasti akan terlihat lucu walaupun gemuk.”
Chris yang mendengar itu terdiam.
Sedangkan Christiana langsung tersenyum senang dengan tatapan sedikit meledek pada kakaknya itu. “Blweee, Ana akan tetap terlihat manis di mata siapapun. Jadi Kak Chris berhenti berbicara buruk!”
“Apa sudah selesai makannya?” tanya Erika yang tiba-tiba saja sudah siap dengan persiapan yang dibawanya saat akan pulang kerja.
“Apa sudah sore?” tanya Christiana menatap ke arah langit.
Tidak terasa waktu telah berlalu, mungkin karena terlalu banyak mengobrol, sore hari akhirnya tiba.
“Waktu berjalan dengan cepat,” komentar Damian yang tak mengatakan apapun lagi.
“Terima kasih telah menyelamatkan anak saya tadi. Dan saya minta maaf jika kedua anak saya sudah merepotkan Anda,” pamit Erika yang langsung saja membawa anak-anak agar segera memasuki mobil mereka.
......................
Sepanjang perjalanan, Christiana tak henti-hentinya menatap ke arah Erika melalui kaca mobilnya. Erika yang sadar sedang diperhatikan langsung menatap ke arah anaknya, ia lalu tersenyum sejenak.
“Ada apa?” tanya Erika.
“Mah, om tadi benar-benar sangat baik. Ana menyukai om tampan itu,” kata Christiana langsung.
“Apa Ana sama sekali tidak merasa takut jika orang itu akan berbuat jahat? apakah Ana begitu merasa percaya padanya?”
Pertanyaan yang Erika lontarkan langsung berhasil membuat Christiana mematung untuk sejenak. Apa yang ibunya katakan ada benarnya.
Kenapa ia bisa begitu percaya pada orang yang baru saja ia temui beberapa kali? Christiana rasa jika ia adalah anak yang tidak gampang dekat dan terbuka semudah itu! ia hanya akan dekat jika orang itu telah dipastikan baik.
Tapi untuk kasus om tampan, rasanya Christiana tak bisa untuk tidak menyukai sosok itu. Seakan Damian itu adalah sosok Ayah idaman untuknya. Jika seandainya saja ibunya tahu betapa baik dan lembutnya Damian saat memperlakukannya tadi, apakah ibunya akan menyukai sosok laki-laki itu?
“Ana tidak tahu Mah ..., Om itu sangat baik dan juga tampan. Ana rasa jika hanya Om tampan itu saja yang cocok dengan Mamah.”
Erika berfikir jika Christiana berkata seperti itu, itu karena ia ingin segera memiliki Ayah. Hingga pada akhirnya Erika tak mengatakan apapun lagi.
Walau sebenarnya Christiana memang sangat ingin merasakan sosok Ayah, tapi ia tidak pernah berharap sebesar ini. Lagipula rasanya aneh, entah kenapa ia merasa akrab dan dekat dengan sosok om tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments