Di hari libur bekerjanya itu. Dengan sengaja Erika mengajak kedua anaknya itu untuk berjalan-jalan.
Sepanjang perjalanan, Erika hanya mendengar anak perempuannya yang tidak henti-hentinya bercerita. Celotehan yang akan membuat suasana hidup dan menjadi lebih berwarna.
Erika tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ia tanpa kedua anaknya. Mungkin hidup Erika tidak akan pernah berwarna seperti ini.
“Iya 'kan Mah? Kak Chris selalu saja begitu, ia akan bersikap sok cuek pada siapapun itu. Padahal loh ya Mah, perempuan yang suka sama Kak Chris tuh cantik ... banget.” Christiana menceritakan tentang kejadian kemarin, saat dimana mereka mendaftar sekolah.
Banyak sekali anak perempuan yang berusaha untuk mendekati Chris. Entah sekedar berteman atau mereka penasaran dengan Chris yang bisa setampan itu hingga menarik perhatian banyak orang yang ada di sana.
“Iya 'kah? apa mungkin perempuan itu juga adalah anak yang populer? sepertinya kedua anak Mamah nanti akan menjadi anak yang populer,” tebak Erika.
Erika sedikit terkekeh saat melihat ke arah anaknya yang terlihat hanya diam. Chris, dia hanya terdiam dan tidak berkomentar apapun saat adiknya terus saja bercerita tentang dirinya pada ibunya.
“Begitu ya Mah? memang kami ada bakat untuk bisa populer?” tanya Christiana dengan nada yang tidak yakin. Memangnya ia semenarik perhatian itu? apa ia benar-benar lucu hingga akan menjadi sangat populer?
Seperti itulah pemikiran Christiana saat ini. Ia tidak sadar jika segala tingkah laku dan kepolosannya itu, entah itu jahil ataupun sikap liciknya akan membuat siapa saja merasa gemas dibuatnya.
......................
Sesampainya mereka di lokasi liburan yang di tuju.
Erika langsung mengajak anak-anaknya masuk. Ia lalu memberikan arahan pada kedua anaknya jika selama mereka liburan, kedua anaknya tidak boleh menjauh darinya.
“Ingat yang Mamah katakan ini ya! jangan sampai nanti kalian tiba-tiba menghilang! Mamah takut jika nanti kalian akan kenapa-napa,” kata Erika langsung dijawab anggukan.
“Iya Mamah,” kata Christiana langsung meletakan sebelah tangan dikepalanya seolah sedang hormat.
“Anak pintar,” kata Erika.
Tapi di tengah antrian saat akan masuk, Erika ingat jika ia melupakan sesuatu yang harusnya ia bawa.
“Ya ampun, kenapa bisa sampai lupa sih,” keluh Erika merasa kesal pada diri sendiri.
“Sayang, kita ke mobil sebentar! Mamah sepertinya lupa membawa sesuatu yang harusnya Mamah bawa,” ungkap Erika dengan nada tidak enaknya.
“Mah, kita akan menunggu di sini. Mamah cepatlah datang kembali, jangan khawatir Kak Chris akan jaga Ana dengan baik,” katanya dengan yakin.
“Tapi sayang, Mamah tidak tenang jika tidak bawa kalian, ayo kembali sebentar saja,” pinta Erika yang terlihat khawatir.
“Nggak usah Mah, nanti antriannya akan bertambah panjang jika kita tinggal.” Christiana seolah sangat ingin masuk ke tempat itu.
Melihat betapa antusiasnya anaknya, Erika akhirnya sadar jika ia tidak bisa memaksakan keinginannya. Dan dengan berusaha secepat kilat, Erika pun pergi menuju mobilnya berada.
“Akhirnya ketemu,” kata Erika.
Setelahnya, Erika langsung berniat ke tempat antrian tadi. Ia dengan cepat berjalan ke sana.
...----------------...
Betapa kagetnya Erika saat dia sampai ke antrian itu, tiba-tiba dirinya melihat anaknya seolah sedang bernegosiasi dengan seseorang.
Dan yang lebih terkejutnya lagi, antrian yang harusnya mereka berada di urutan ke 30 entah kenapa tiba-tiba anaknya berada di urutan ke 3.
“Kak, Kakak cantik banget deh, itu suami Kakak atau kekasih Kakak?” tanya Christiana yang bisa Erika dengar saat ia hendak menghampiri anaknya.
“Kekasih, tapi sebentar lagi kami akan menikah,” jawab si perempuan itu, sedangkan laki-laki yang menjadi kekasih si perempuan itu hanya diam dan tersenyum.
“Kakak punya penglihatan yang baik ya,” pujian yang dilontarkan oleh Christiana.
Harusnya jika orang mendengar sikap basa-basi itu, banyak orang yang akan merasa risih dan juga tak nyaman.
Tapi ini berbeda, justru yang ada orang-orang yang melihat Christiana itu akan berharap lebih banyak mengobrol dengannya.
Seperti wanita ini salah satunya.
“Kamu sendirian saat ini?” pertanyaan dari wanita itu adalah pertanyaan yang Christiana harapkan dari awal.
“Kami sekarang sedang berdua Kak, kebetulan saat ini Mamah sedang ada urusan sebentar. Tapi karena kami sangat ingin berlibur, jadi kami memberanikan diri untuk bisa masuk,” ungkap Christiana.
Entah mengapa, si wanita yang mendengar hal itu, ia malah berfikir jika Christiana dan Chris hanya datang berdua tanpa seorang yang mendampingi.
“Kak, boleh 'kan kalau kita berdua masuk duluan? kita sudah nggak sabar untuk segera masuk,” kata Christiana yang kini menatap polos dan sedikit memohon.
“Ba-baiklah,” wanita itu merasa tak tega dan pada akhirnya memberikan antriannya pada Christiana terlebih dulu.
Begitupun dengan nomor yang di depan, hingga tibalah giliran Christiana yang akan masuk. Melihat itu, Erika dengan gemas bercampur kesal langsung menjewer telinga anaknya.
“Auww, sakit Mamah.”
“Kenapa berbohong kayak gitu?” tanya Erika yang langsung melepaskan jeweran itu. Ia sebenarnya tak tega saat menjewer anaknya yang begitu lucu.
“Berbohong kenapa Mah?” tanya Christiana dengan nada polosnya yang terlihat menggemaskan. Orang yang melihat ekspresi itu seakan ingin ikut menarik hidung mungil bocah itu saking gemasnya.
“Tadi kamu bilang pada mereka kalau kamu datang hanya berdua? padahal kita itu ke sini bertiga loh Ana. Kamu nggak anggap Mamah gitu?” kini raut wajah Erika seolah sedang marah. Padahal ia hanya berpura-pura marah, untuk membuat anaknya takut dan jera.
“Loh kok Mamah marah? 'kan memang dari tadi kita hanya berdua saja Mah. Mamah 'kan ambil barang tadi? jadi di mana letak kesalahan Ana?” tanyanya dengan raut polosnya.
Erika orang yang tidak gampang untuk dibohongi, tapi ia bahkan sampai bisa percaya dengan apa yang dikatakan oleh anaknya.
Erika berfikir sejenak, dimana letak kesalahan dari anaknya itu, tapi saat dipikir ulang anaknya tidak mengatakan jika mereka hanya datang berdua. Dan lagi anaknya itu sempat berkata Mamah ada urusan sebentar'
Bukankah dalam kata sebentar sudah menjelaskan semuanya? merasa anaknya itu sangatlah pintar dan tak memiliki celah akhirnya Erika tidak bisa berkomentar lagi.
“Nona, Anak Anda sungguh menggemaskan. Biarkan saja dia masuk, kami tidak masalah.” Seorang wanita mulai berbicara, lalu di susul dengan yang lainnya yang juga mengangguk.
Pada akhirnya Erika masuk setelah berterima kasih pada semuanya. Diam-diam Christiana yang sedikit jahil hanya tersenyum.
Chris yang melihat itu hanya bisa menatap datar, sudah ia duga. Adiknya itu pintar sekali dalam kata-kata, ia itu pandai membuat lawannya tak berkutik dengan ucapan yang seolah tak memiliki celah.
“Mamah masih belum percaya jika kamu tidak bohong ya Ana, nanti Mamah kasih hukuman jika kamu kayak gini lagi,” kata Erika sedikit memperingati.
Tapi, sebenarnya Erika tidak pernah benar-benar menghukum anaknya itu. Entah apa yang dilakukan oleh anaknya, itu memang bukanlah sesuatu yang keterlaluan.
Christiana seakan tahu dimana saatnya ia jahil dan dimana saatnya ia tidak boleh bersikap jahil.
“Iya Mamah,” jawab Christiana yang langsung saja mengangguk yakin dan patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments