#6 Siapa anak itu?

Sementara itu.

“Chris, sedang apa?” tanya Christiana yang terlihat penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh kembarannya itu.

Chris hanya terlihat fokus menatap ke arah layar laptopnya itu. Ia hanya diam dan terus menjelajahi situs rahasia. Tiba-tiba senyum dingin Chris muncul saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Melihat jika jari mungil yang biasanya bergerak lincah itu berhenti. Christiana yang melihat itu merasa penasaran.“Kenapa tersenyum, apa ada yang lucu?” tanya Christiana saat ia melihat jika Chris tersenyum misterius.

Dan Chris terlihat mengabaikan pertanyaan itu, ia hanya fokus pada layar laptopnya tanpa peduli dengan ekspresi adiknya yang merasa kesal.

“Chris!!!”

Karena kesal Christiana langsung saja berteriak kencang hingga terdengar memekakkan telinga. Chris yang merasa kesal langsung menoleh dan menatap ke arah saudara kembarnya itu dengan tatapan yang merasa kesal.

“Aku sedang bertanya Chris, jangan abaikan aku,” pinta Christiana dengan wajah polosnya yang selalu saja akan berhasil meluluhkan hati siapapun yang melihatnya.

Hingga akhirnya Chris menghela nafas panjang. Jika Christiana bukanlah saudara kembarnya, ia pasti akan marah pada kembarannya itu.

“Aku sedang melihat sebuah misi yang terpampang di sana,” jelas Chris yang kembali fokus pada layar laptop miliknya.

Jari-jari mulai menggeser pelan seolah ia kini sedang membaca dengan seksama berita itu. “Emerson?”

“Emerson apa Chris?” tanya Christiana yang mulai merasa penasaran. Ia tak merasa asing dengan marga itu. Nama yang bahkan sudah terkenal hingga dikalangan anak-anak.

“Kamu tahu perusahaan Emerson?” tanya Chris tanpa menoleh sama sekali. Pandangannya itu tetap fokus ke arah laptop yang ada didepannya.

“Memang ada apa dengan perusahaan Emerson?”

“Ada yang meminta untuk membobol perusahaan itu, hadiahnya sangat besar dan fantastis.” Tatapan Chris kini mulai terlihat fokus.

Meskipun masih kecil, Chris adalah anak yang teliti, ia akan menimbang keuntungan itu apakah setimpal jika dibandingkan dengan resikonya.

“Berapa hadiahnya?”

“5 miliar,” jawab Chris dingin.

Mendengar uang yang fantastis itu, Christiana di buat dingin juga saat mendengar nominal yang fantastis. 5 miliar? itu benar-benar nyata?

“Ya sudah, tunggu apalagi. Bukankah kita harus bisa mendapatkan banyak uang demi Mamah,” Christiana mulai bersemangat untuk membantu ibunya.

“Emerson bukan nama perusahaan biasa. Aset yang ada di perusahaan itu saja puluhan miliar dolar. Jadi itu hal yang harus kita perhitungkan, tidak gampang jika kita ingin menghancurkan sistem keamanan di sana. Tapi, jika ini demi Mamah, setidaknya akan aku coba. ”

“Tunggu Chris, bukankah ini terlalu berbahaya? jika nanti mereka tahu lokasi kamu bagaimana?”

“Tidak akan.”

Setelah mengatakan itu, jari kecil itu mulai bergerak lincah dengan kecepatan yang tidak bisa untuk di ikuti oleh manusia biasa.

Christiana yang melihat itu saja sampai menahan nafas saking ikut tegang dan gugupnya. Detik-detik terus saja berlalu, waktu yang di lalu setiap detik itu terasa lambat dan penuh ketegangan.

Ting

“Bernafaslah Ana,” kata Chris menatap ke arah adiknya yang seolah lupa caranya bernafas.

“Apa itu berhasil Chris?” tatapan berharap yang terlihat polos itu terlihat jelas dari wajah manis Christiana.

“Coba tebak,” jawab acuh Chris.

“Ayolah, kamu yang paling mengerti ini, jelaskan padaku cepat!” ucap Christiana yang terdengar memaksa.

“Pertama kamu berhenti memangil namaku, panggil aku dengan sebutan Kak' seperti biasa,” kata Chris kepada adiknya itu.

“Ayolah Chris, ibu mengatakan kalau kita berjarak 15 menit. Apakah perlu memanggil kamu Kakak terus seperti itu? bukankah panggilan nama saat kita hanya berdua akan terdengar akrab?”

“Ya, terserah.”

“Jadi, bagaimana dengan perusahaan itu?” Christiana kembali bertanya dengan nada antusiasnya itu.

“Seperti yang aku katakan tadi, perusahaan itu bukanlah perusahaan biasa. Sangat sulit untuk menembus sistem keamanan mereka, tapi aku sempat berhasil masuk dan menembus sistem keamanan tadi walau hanya untuk sebentar. Ada beberapa data yang berhasil untuk aku curi dan ku kirim langsung pada orang itu,” jelas Chris yang untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar.

Christiana yang mendengar kenyataan itu, ia tidak henti-hentinya menatap ke arah kakaknya dengan tatapan matanya yang penuh kekaguman.

“Luar biasa Chris. Jadi apakah kita mendapatkan uang itu?” tanya Christiana langsung dengan raut wajah semangatnya.

Chris hanya mengangguk tanpa suara.

“Bukankah dengan begitu kita bisa membatu Mamah?” tatapan berharap itu terlihat jelas diwajahnya anak manis itu.

“Ana, misi seperti ini hanya datang jika memang ada yang dibutuhkan oleh mereka. Jadi, tidak akan selalu ada misi yang seperti ini. Lagipula resikonya harus kita pertimbangkan sesuai hasil yang akan kita dapatkan nanti.”

“Kamu benar Chris.”

...****************...

Sementara itu.

“Kenapa Damian?” tanya Jessy saat ia melihat jika Damian hanya terpaku saat suapan nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya untuk pertama kali.

“Apakah ini dibuat oleh koki yang berbeda?” tanya Damian saat ia meletakan sendoknya dan menatap Jessy yang juga menatapnya.

Jessy pun langsung mengangguk.

“Iya, ada koki baru yang mulai bekerja hari ini. Kenapa, apakah rasanya kurang memuaskan?” tanya Jessy yang mulai merasa penasaran.

“Tidak! ini justru terasa beda dan enak.”

Mendengar itu Jessy tersenyum.

Untuk pertama kalinya Jessy mendengar seorang Damian memuji makanan secara langsung. Dia yang biasanya sangat cuek dan tidak peduli, kini sampai terpaku dan mengakui rasa masakan itu.

“Apa memang selezat itu? jika memang seperti itu, aku akan meminta koki itu untuk menyiapkan nasi goreng setiap kamu akan berkunjung ke sini. Maka itu, sering-sering datanglah,” bujuk Jessy.

Damian hanya memakan masakan itu dan tidak mengatakan apapun. Melihat hal itu Jessy lebih memilih memakan makanannya itu.

Apa memang dirinya egois memaksa laki-laki itu agar mau menerimanya? Jessy tahu jika Damian selalu menganggapnya adik dan tidak lebih. Tapi Jessy ingin Damian melihatnya sebagai wanita, ia ingin memiliki laki-laki itu sebagai suaminya.

Beberapa menit kemudian.

“Apa sudah harus pergi?” tanya Jessy yang tahu akan kesibukan Damian.

Tanpa berkata apapun, Damian hanya mengangguk dan berjalan dengan diikuti asisten pribadinya itu.

.

...****************...

Sedangkan di luar restoran.

Saat ini, terlihat kedua anak kecil lucu yang sedang terpaku ke arah restoran besar di depannya. Banyak sekali pengunjung yang lewat dan menatap ke arah kedua anak kecil lucu itu.

Bahkan saat melihat kedua anak kecil itu, para pengunjung tak henti-hentinya menatap kagum karena mereka begitu menggemaskan.

“Kak, benar 'kan Mamah bekerja di sini?” tanya Christiana pada kembarannya itu.

“Ana, sebaiknya kita segera pulang. Mamah akan memarahiku jika tahu kamu pergi sembarangan,” kata Chris datar.

“Ayolah Kak, aku sangat merindukan Mamah. Dia tak akan mungkin marah saat aku mengatakan jika aku kini merindukannya,” kata Christiana dengan tatapan polos yang terlihat memohon.

Saat mereka berada di luar, Christiana biasanya akan memanggil Chris dengan sebutan Kakak'. Karena itu perjanjiannya dengan kakaknya.

“Ini hari pertama Mamah kerja, apakah kamu ingin Mamah berhenti bekerja di hari pertama dia masuk kerja?” tatapan acuh Chris malah justru membuat dia sangat menggemaskan dan lucu.

“Ayolah Kak, jangan mengatakan hal buruk saat ini. Kita harus percaya jika dengan kemampuan memasak Mamah yang luar biasa, tidak akan ada yang berani untuk memecatnya,” kata Christiana dengan nada yang terus saja membujuk kakaknya agar setuju masuk ke dalam restoran.

Lagi-lagi jika dihadapkan dengan wajah polos itu, Chris yang bahkan tidak pernah luluh pada apapun kini ia mulai luluh dan tidak berdebat lagi dengan adiknya.

Damian yang berada tak jauh dari dua anak kembar itu. Ia seolah terpaku sejenak saat melihat mereka.

Kenapa? kenapa rasanya Damian tidak asing dengan mereka? kenapa ia merasa jika ia ingin mendekat ke arah anak-anak itu?

Apa karena mereka berdua sangat menggemaskan? tapi biasanya Damian tidak akan menyukai anak kecil!

“Mungkin memang karena mereka berdua terlalu menggemaskan,” batin Damian yang tak mengerti dengan perasaannya saat ini

“Tuan, maaf. Bisa kita segera ke sana, perusahaan Emerson tiba-tiba mengalami masalah yang cukup darurat.” Mendengar apa yang sedang dikatakan asistennya, Damian langsung tersadar.

“Kenapa bisa? bukankah aku sudah menyerahkan tanggung jawab perusahaan itu pada Kakak?”

“Ada yang menerobos sistem keamanan kita Tuan, meski tak berpengaruh banyak. Tetap saja itu seolah mengatakan jika ada yang sedang berniat untuk bermain dengan kita.”

Damian memang sudah memiliki perusahaannya sendiri. Damian Groups, itu nama perusahaannya. Yang bahkan kemajuan dan kekayaan perusahaan miliknya melebihi perusahaan Emerson itu sendiri.

Damian group's itu nama perusahaan Damian yang ia pegang langsung. Perusahaan yang ia bangun hampir lebih dari 12 tahun.

Jika tanpa adanya kejadian 7 tahun yang lalu, mungkin Damian tidak akan pernah seambisi ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!