#5 Laki-laki itu ...

Erika berniat untuk pergi ke tempat kerjanya. Ia baru saja diterima kerja di sebuah restoran. Erika sepakat dengan ayahnya jika dalam kurung waktu 6 bulan ia belum mendapatkan uang 30 miliar. Maka ia terpaksa menerima perjodohan ini.

“Mau kemana?” tanya Jack saat melihat Erika yang hendak melengos pergi.

“Saya hari ini akan mulai bekerja,” jawab Erika yang masih berbicara dengan nada dinginnya itu. Ia tahu jika laki-laki itu adalah ayahnya, tapi mana mungkin ia masih bisa bersikap baik jika laki-laki itu selama ini selalu menganggapnya parasit?

Mungkin, ini saatnya Erika membuktikan nilainya, ia akan membayar biaya yang laki-laki itu keluarkan untuk dirinya selama ini. Walau sebenarnya sejak Erika SMP, ia sudah menjadi uang sendiri.

“Tidak bisakah kamu tidak berangkat kerja hari ini? adik kamu dan suaminya baru saja akan pulang ke rumah ini. Apa kamu tidak berniat menyambutnya?”

Mendengar apa yang ayahnya katakan, Erika sontak langsung menatap ayahnya dengan tatapan kesal bercampur rasa marah. Suami adiknya itu adalah mantan tunangan yang hampir menikah dengannya! bagaimana bisa ia masih berhubungan baik dengan adiknya itu?

Bukan hanya itu saja, Bella bahkan selalu menatap dirinya seolah ia adalah orang yang menjijikkan.

“Bukankah selama ini kalian semua bersekongkol untuk menjadikan johnathan suami Bella? tapi, apa Anda berfikir jika saya tak akan mengetahui itu?” tatapan Erika kini tidak lagi bersahabat.

Amarah yang selalu Erika tahan selama ia melihat ayahnya, kini ia perlihatkan dengan jelas rasa kesal dan marahnya itu. Kenapa? kenapa perlakuan dari ayahnya pada dirinya itu sangat berbeda? apa itu karena adiknya itu adalah anak dari wanita yang dicintainya maka itu perlakuannya berbeda jauh?

“Bukankah saya juga anak Anda tuan? bagaimana mungkin Anda bisa berperilaku seperti ini pada saya! dan dengan seenaknya Anda memanggil saya lalu tanpa hati Anda akan membuang saya seolah saya itu tak berguna!”

Jack yang mendengar itu terdiam.

Melihat hal itu, Erika langsung membawa anaknya untuk keluar. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat ayahnya buka suara.

“Jangan lari! kamu harus tahu Erika, jika ibu kamu sengaja menyuruh kamu ke sini karena dia memiliki hutang pada ayah dengan jumlah yang fantastis!”

Deg'

Apalagi ini? selalu membahas masalah uang! uang! dan uang. Awalnya ayahnya mengancam dirinya dengan biaya pengobatan ibunya yang berniat untuk diberhentikan, lalu laki-laki itu juga mengancam dengan hutang?!

“Anda adalah seorang ayah dan suami yang tidak bertanggung jawab! selama saya kecil, Anda sudah menelantarkan anak dan istri Anda! lalu dengan seenaknya Anda bilang jika anak Anda ini harus membayar hutang mantan istri Anda yang tak lain adalah ibu kandung saya sendiri?!”

Gila! Erika tidak tahu apa kesalahannya selama ini, apa ia seharusnya tidak ada di dunia ini? ia tidak mengerti akan pemikiran ayahnya dan jalan pikir ayahnya selama ini.

Yang Erika tahu, ibunya menikah dengan ayahnya karena alasan perjodohan. Dan karena pernikahan itu ibunya di sebut orang ketiga.

“Tanyakan saja pada ibu kamu! dia pasti akan jujur kenapa dia terus memaksa kamu untuk menurut pada Ayah!” kata Jack dengan nada acuhnya itu.

Erika hanya mengepalkan tangannya itu, ia lantas segera membawa kedua anaknya itu.

Sesampainya mereka bertiga di dalam mobil, Erika langsung memeluk kedua anaknya dengan erat. Ia tak menangis karena tidak ingin terlihat lemah di depan kedua anaknya.

Alasan inilah yang membuat Erika ingin memiliki anak, ia yang tidak memiliki sandaran karena tak tahu harus bersandar pada siapa.

Kegagalan pernikahannya adalah pukulan terbesar yang membuatnya frustasi. Dan kehadiran kedua anaknya itu membuatnya semangat dan ingin terus mencoba untuk bertahan hidup.

“Sementara kita akan tinggal di apartemen. Suasana di tempat ini akan terasa kurang baik. Kalian mau 'kan?” tanya Erika yang meminta persetujuan anaknya.

Mereka berdua akhirnya mengangguk dan setuju.

Erika yang melihat itu langsung tersenyum lebar. Ia lalu meninggalkan kedua anaknya itu di apartemen miliknya untuk sementara waktu, apartemen yang ia beli tanpa sepengetahuan siapapun.

Awalnya Erika memang berniat menjual mobil dan apartemen itu demi biaya pengobatan ibunya. Tapi itu juga tidak akan cukup untuk biaya pengobatan yang sangat mahal itu.

Selain itu, ibunya melarang untuk menjual hartanya yang tersisa ini. Sebisa mungkin, Erika tak akan lagi menunjukkan hartanya karena bisa di sita ayahnya.

“Chris, kamu anak yang pintar. Tolong jaga adik kamu selama Mamah tak ada di sini! jangan keluar dari sini tanpa adanya Mamah. Semua yang Chris dan Ana ingin ada di dalam kulkas. Mamah sudah persiapkan itu semua,” jelas Erika yang langsung diangguki oleh anaknya.

Beruntungnya, kulkas itu kecil dan masih bisa untuk dijangkau, selain itu dengan kepintaran anaknya itu, mereka akan paham dan mengerti.

...----------------...

“Bu, saya Erika yang akan bekerja sebagai koki di sini,” ucap Erika pada seorang wanita modis yang terlihat sangat anggun.

“Tidak perlu memanggilku Ibu, panggil saja nama saya Jessy. Kita sepertinya seumuran, oh ya apa kamu sudah menikah?” Jessy adalah orang yang ramah yang mudah untuk bergaul dengan siapapun.

“Saya sudah memiliki anak, tapi saya tidak berniat menikah,” jawab Erika sedikit kikuk.

Jujur saja, ini adalah pertanyaan paling sensitif bagi Erika. Meskipun apa yang Erika katakan itu akan mendapatkan tatapan buruk dari orang yang kini sedang mendengarkan ucapannya. Erika tidak peduli, ia justru lebih memilih dicaci maki dibandingkan tidak mengakui anaknya.

“Oh ya, maaf,” kata Jessy dengan raut wajah yang kini terlihat merasa bersalah.

“Tidak masalah Bu, saya tidak merasa tersinggung sama sekali. Kalau begitu apa saya boleh langsung bekerja?” tanya Erika langsung dengan sopan.

“Iya, silahkan. Anita akan mengantar kamu ke tempat itu langsung,” jelas Jessy yang langsung menunjuk ke arah seorang wanita yang sedang berdiri.

“Ayo, biar aku antar,” ujar Anita dengan nada ramah.

Sesaat setelah Erika memasuki ruangan memasak, ia melihat jika wajah ramah Anita berubah menjadi tatapan yang terlihat meremehkan dan mencibir.

Setelahnya wanita itu melengos pergi begitu saja.

Melihat itu Erika tidak terlalu peduli, ia tidak akan marah jika orang itu tidak berniat menyinggungnya langsung.

“Erika, bisakah kamu membuatkan menu makan yang tunangan saya sukai? dia sangat menyukai nasi goreng tanpa telur,” kata Jessy yang tiba-tiba datang sebagai seorang pemesan makanan.

“Baik Nona,” jawab Erika. Karena Jessy sempat tak mengizinkan Erika memanggilnya dengan sebutan ibu, maka Erika berinsiatif untuk memanggilnya dengan sebutan Nona'

“Ya ampun ..., panggilan ini terlalu berlebihan,” kata Jessy walau begitu ia hanya tersenyum dan tidak bisa melarang Erika.

Saat Erika selesai dengan nasi goreng buatannya itu, ia lalu berniat untuk menyerahkan makanan itu secara langsung. Tapi alangkah terkejutnya Erika jika orang yang bersama dengan Jessy adalah laki-laki yang saat itu pernah tidur dengannya.

Damian

Laki-laki itu terlihat hanya menatap ke arah ponsel miliknya dengan wajahnya yang dingin. Jessy yang berada disampingnya saja seolah tidak dianggap.

“Apa itu Tunangan Nona Jessy?”

Erika merasa jika itu bukanlah urusannya, laki-laki itu memang ayah biologis kedua anaknya. Tapi laki-laki itu tidak pernah tahu kehadiran anaknya, karena ia dengan sengaja menyembunyikan kenyataan itu dari laki-laki itu.

Erika takut jika laki-laki itu akan mengambil anaknya jika ia tahu keberadaan mereka.

“Oh ya, bisa saya minta tolong agar kamu mau memberikan makanan ini untuk laki-laki yang ada diujung sana? saya masih ada sesuatu yang harus segera dikerjakan. Maaf,” dengan sedikit terburu-buru Erika memberikan makanan itu kepada pelayan yang hendak lewat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!