Papah untuk Mamah!

Papah untuk Mamah!

#1 Awal mula

Erika Velisa Harson.

Wanita cantik dengan sosok mandiri yang kuat, dia merupakan anak perempuan pertama dari keluarga Harson.

Dan Perusahaan Hars, adalah nama perusahaan di keluarga Harson. Dan kini, perusahaan itu sedang berada di ambang kebangkrutan karena tertipu.

Memiliki ibu yang sangat penyayang bernama Melissa, dan juga sosok ayah yang tidak tahu diri bernama Jack. Ia juga memiliki ibu tiri bernama Amira serta adik tirinya bernama Bella.

Selain itu, Erika memiliki anak kembar lucu berusia sekitar enam tahun. Chris Albert Harson, dan juga Christiana Angela Harson.

Anak Erika itu kembar, mereka memiliki kepintaran yang di atas rata-rata. Dan selama ini Erika akan meminta agar anaknya tidak terlalu menonjolkan kepintaran mereka agar tidak membahayakan mereka.

Erika sangat membenci laki-laki semenjak ia telah dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya. Ia yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ayah seperti pada umumnya, membuat ia merasa jika laki-laki tak penting dari hidupnya.

Hanya anak perempuan dan anak laki-lakinya yang ia anggap penting dan juga sangat berharga.

Damian Emerson.

Anak kedua di keluarga Emerson, keluarga terkaya yang ada di negaranya. Ia memiliki Kakak laki-laki yang bernama Darren Emerson, ayahnya bernama Hans Emerson.

Damian sekarang merupakan CEO dan pemilik perusahaan Damian's group. Perusahaan itu yang Damian bangun sendiri, dan selama tujuh tahun ini, perusahaannya menjadi perusahaan terbesar pertama di Asia. Ia juga dinobatkan sebagai CEO termuda dan tertampan di Asia selama 5 tahun berturut-turut.

Sejak kematian ibunya, sosok Damian menjadi dingin dan tak tersentuh. Ia mudah marah dan juga tidak suka di atur sekalipun oleh Kakak dan ayahnya.

Apalagi, sejak kejadian 7 tahun yang lalu, kejadian yang mana membuat dirinya semakin gila karena seseorang yang ingin ia miliki tiba-tiba menghilang seolah hilang jejak.

Wanita yang menghilang itu adalah orang pertama yang telah menghabiskan malam dengan dirinya. Sudah delapan tahun berlalu, Damian tidak pernah berhenti mencari sosok wanita itu. Ia marah dan tak pernah terima dengan sikap wanita itu yang pergi begitu saja setelah menghabiskan malam dengan dirinya.

...****************...

Negara M, tahun 2022

Terlihat seorang wanita yang memakai kaca mata hitam dengan dilengkapi topi hitam miliknya, ia kini terlihat sedang berdiri dan menatap bandara begitu ia keluar dari pesawat.

“Sudah lama sekali rasanya pergi dari negara ini,” kata seorang wanita dengan helaan nafas beratnya.

“Biarkan aku saja yang bawa koper Mamah Chris!” terdengar suara anak kecil perempuan yang sedang berteriak pada kembaran laki-lakinya.

“Tidak ana! aku adalah kakaknya, biar aku saja!” tegas Sang Kakak yang terkenal acuh dan cuek.

Erika yang mendengar keributan kecil yang disebabkan oleh kedua anaknya itu, ia hanya menggeleng pelan. Ia lalu mendekat dan mengambil koper itu.

“Anak kecil, tidak usah bawa barang yang berat!” kata Erika menghentikan perdebatan itu.

“Mamah! Ana ini bukan anak kecil. Anak kecil yang Mamah bilang ini sudah berusia 6 tahun, dan bukan anak kecil lagi!” jawab Christiana.

Christiana biasa di sebut dengan panggilan Ana, itu nama yang diberikan sebagai bentuk sayang dari ibu dan juga kembarannya.

Terlihat bibir mungil Christiana itu sedikit mencebik karena tak suka dengan ucapan ibunya itu. Ia tidak suka saat dianggap anak kecil. Christiana, ia ingin segera menjadi orang dewasa agar bisa melindungi ibunya bersama dengan kakaknya.

Melihat anaknya merajuk, Erika pun hanya tertawa kecil, ia merasa lucu dengan ekspresi anaknya itu. Mata Christiana yang terlihat bulat, serta bibirnya yang kecil, dengan rambutnya hitam yang panjang, ia terlihat sangat lucu dan menggemaskan dengan penampilannya itu.

Berbeda dengan Christiana yang sangat mudah sekali marah dan merajuk, Chris kembarannya itu terlihat tenang. Ia memang berbeda sekali dengan kembarannya. Kadang kala, Erika yang melihat itu sering merasa heran, dari mana sikap tenang Chris itu berasal.

“Sudahlah, ayo masuk mobil,” ajak Erika yang diangguki semangat oleh kedua anaknya.

Lebih tepatnya, Christiana yang paling semangat karena ia memang anak yang super ekspresif dan gampang menunjukkan perasaannya.

...----------------...

Di dalam mobil.

Erika hanya diam, ia lalu menatap anak laki-lakinya. Penampilan anak laki-lakinya terlihat berbeda jika dibandingkan dengan kembarannya.

Jika Christiana memiliki rambut dan mata hitam yang pekat seperti dirinya, berbeda dengan Chris yang rambutnya berwarna sedikit pirang, mereka kembar tapi tidak identik. Walau begitu, keduanya sama-sama menggemaskan dan lucu.

Tidak ada yang tahu sepintar apa kedua anaknya itu, karena hanya Erika yang tahu itu. Kepintaran mereka berdua berada di atas kepintaran anak-anak lainnya.

Di tengah perjalanan menuju keluarga Harson, entah kenapa Erika melamun akan masa lalunya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Flashback

Saat itu, Erika pergi ke bar, ia patah hati saat tahu jika tunangannya, akan menikahi adiknya sendiri. Lebih tepatnya adik tirinya Erika, yaitu Bella.

“Johnathan dasar laki-laki brengsek! bagaimana kamu bisa membuat adikku hamil hingga harus menikahinya bulan depan. Padahal kamu tahu jika kita akan menikah bukan depan, dan itu tinggal beberapa minggu lagi,” kesal dan marah Erika.

Erika kini sangat membenci pada tunangannya itu, laki-laki yang berjanji jika akan menikahinya, justru malah akan menikah dengan adiknya karena hamil anak dari lelaki itu.

Merasa sakit hati, Erika memutuskan untuk pergi ke Bar, berharap jika dengan itu ia akan mabuk dan bisa melupakan rasa sakitnya untuk sejenak.

Rasa marah, sakit hati, tak terima, kecewa, kini itu menjadi satu. Bagaimana tidak, hanya johnathan saja yang Erika percaya. Erika tak pernah sekalipun dekat dengan laki-laki manapun. Ia begitu percaya dan menyayangi laki-laki itu.

Begitu banyak kebaikan dari laki-laki itu padanya, hingga rasa tak percaya itu terus mencuat hingga membuatnya masih merasa tak percaya.

Tapi, begitu masuk bar, justru Erika mulai berubah pikiran. Ia kini ingin mencari laki-laki yang mau menidurinya, ia ingin memiliki seorang anak, tapi tanpa menikah.

Kegagalan pernikahannya membuat Erika sadar dan tidak akan pernah mau percaya lagi akan janji dari laki-laki manapun.

Melihat pada seorang laki-laki yang sangat tampan, tanpa malu dan layaknya ia seorang wanita ******, Erika berjalan menghampiri laki-laki yang sedang sendirian.

Erika tidak tahu alasan mengapa laki-laki itu hanya sendirian di sana, ia juga tak mengerti kenapa bisa lelaki setampan ini tidak memiliki seseorang yang menemani.

“Hay tampan, kenapa hanya sendiri?” tanya Erika. Ia tidak peduli jika laki-laki yang ada dihadapannya itu akan menganggap dirinya sebagai ******.

Padahal, ini pertama kalinya Erika datang ke sini, ia yang merupakan anak yang baik dan patuh, tidak pernah datang ke bar karena takut akan ada rumor buruk yang menimpa keluarganya.

Tapi kini Erika tak peduli! yang ia inginkan adalah ia bisa memiliki seorang anak. Ia tak akan peduli jika lelaki dihadapannya ini adalah laki-laki yang brengsek.

“Mungkin hanya ini cara satu-satunya agar aku bisa membalas rasa sakit ini. Biarkan saja orang yang tak dikenal ini mengambil pengalaman pertamaku ini, aku tak peduli!” batin Erika yang merasa sakit hati saat membayangkan tunangannya telah tidur dengan adiknya sendiri.

“Kenapa hanya sendiri? apakah tidak ada yang mau menemani kamu?” tanya Erika lagi pada laki-laki itu lagi. Kini nada menggoda dan kedipan matanya yang sengaja terlihat nakal ia perlihatkan.

Merasa betapa tak tahu malunya ia saat ini. Erika kadang bertanya-tanya. Apakah ia sudah terlihat layaknya wanita ****** yang sesungguhnya? jika memang begitu, ia rasa ia tak peduli lagi.

Sakit sekali rasanya, saat kita menggantungkan rasa kepercayaan yang luar biasa disertai kasih sayang tak ada batas. Justru kekecewaan yang ia kini terima.

Rasanya Erika ingin merutuk dirinya sendiri, ia tak akan mau percaya dan mudah terpedaya pada lelaki manapun.

Entah apa yang ada di pikiran laki-laki itu, hingga ia terus saja menatap ke arah Erika dengan tatapan dingin khas miliknya.

“Apa mau menghabiskan malam denganku?” tanya Erika berani dan langsung mendapatkan senyuman sinis dari laki-laki dihadapannya.

“Apa kamu tidak perawan lagi hingga ingin menjual tubuh murahan kamu?” sinis laki-laki itu yang tidak lain adalah Damian Emerson.

Damian di sini karena ia sedang sedih, suasana hatinya sedang terpuruk karena hari ini adalah hari peringatan kematian ibunya. Tidak ada yang berani maju ataupun mendekatinya, karena semua orang tahu dirinya.

Bukan rahasia lagi jika Damian orang yang sangat bersih dan anti perempuan. Ia mulai memandang perempuan jijik semenjak kematian ibunya.

“Apa Anda ingin mencoba itu dengan saya? Anda bisa saja membuktikan saya ini masih perawan atau tidak,” perkataan berani Erika entah mengapa membuat Damian tertarik dan tertantang.

Tidak ada yang berani padanya seperti ini, dan wanita yang ada dihadapannya itu, dengan berani menggoda dirinya. Wajah wanita itu juga terlihat seolah ia tak ada bedanya dengan wanita frustasi dan putus asa.

Sekalipun wanita itu berusaha menyembunyikan itu semua, tidak ada yang bisa lolos dari mati jelinya Damian. Itulah sebabnya ia terlihat menakutkan bagi orang-orang.

Dengan berani dan sedikit gugup yang berusaha ia sembunyikan, Erika lantas mencium Damian dan bermaksud untuk menggodanya.

Anak buah Damian yang selalu menjaganya hendak mendekat dan mengusir wanita yang telah lancang mencium tuannya.

Tapi, begitu Damian mengangkat tangannya tanpa disadari oleh Erika, anak buah berjumlah banyak itu mundur dan kembali pada posisi awal mereka.

“Bukankah kamu kini terlihat seperti kucing yang tersesat? kamu ingin terlihat seperti rubah tapi sayangnya kamu bukanlah seorang rubah sejati,” akhirnya Damian membalas ciuman itu dengan lebih panas dan ganas.

......................

Malam harinya.

Pekatnya malam seolah tak terpengaruh dengan apa yang sedang dilakukan oleh kedua manusia di tengah kasur berukuran besar itu.

“Bi-bi-bisakah Anda lebih pelan sedikit, itu sangat menyakitkan ...,” lirih Erika dengan suara asing yang terdengar aneh keluar dari mulutnya.

“Bukankah kamu tidak perawan? lalu mengapa kamu justru bersikap layaknya orang masih perawan?” tanya Damian seolah menjebak.

Damian jelas bisa tahu jika wanita yang kini sedang menghabiskan malam dengannya saat ini masih perawan dan tidak memiliki pengalaman layaknya wanita malam.

Entah apa yang terjadi pada wanita itu, hingga ia pun bersikap layaknya wanita penggoda, Damian merasa penasaran akan alasannya itu.

Keesokan harinya.

Sinar matahari yang cukup terik menyadarkan Erika dari tidur lelapnya. Ia terbangun dalam kondisi tubuh yang seolah remuk redam tidak terbentuk.

Dengan sudah payah dan sedikit tertatih-tatih, ia bangkit dan pergi keluar begitu ia telah memakai baju. Pengalaman pertama yang ia pikir akan ia lakukan dengan suaminya nanti, yang ia pikir itu adalah johnathan.

Justru pengalaman itu kini telah terenggut.

Erika tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini, ia seolah sedih akan nasibnya tapi juga ia merasa ada kepuasan karena ia seolah membalas rasa sakit yang dirasakannya akibat pengkhianatan tunangannya.

...----------------...

“Jalang sialan! pergi dari rumah ini sekarang juga! dasar kamu anak tidak berguna!” marah Jack yang langsung melempar sesuatu tepat dihadapannya.

Erika menatap ke arah ayahnya itu setelah melihat berita saat ini. Entah siapa yang bisa mendapatkan informasi secepat itu, hingga yang tertera di berita itu adalah tentang dirinya yang diberitakan jika ia menggoda lelaki yang telah beristri.

“Jadi apa yang Anda inginkan? apa Anda ingin saya pergi dari rumah seperti yang Anda lakukan pada ibu saya?” tantang Erika dengan berani.

Erika lelah, ia selama ini selalu diperlakukan tidak adil oleh ayahnya sendiri. Ibunya yang merupakan istri pertama justru di sebut sebagai orang ketiga karena menikah dengan ayahnya di saat masih ada hubungan dengan ibu tirinya yang tak lain adalah wanita dihadapannya saat ini.

“Dasar anak tidak berguna! pergi dari rumah ini atau saya akan membunuh kamu langsung!” Jack itu adalah ayah yang lebih mementingkan nama baiknya dibandingkan dengan apa yang Erika rasakan.

Lagipula Jack lebih sayang pada anak keduanya Bella jika dibandingkan dengan Erika. Itu karena Erika ini terlahir dari istri yang ia nikahi karena perjodohan.

“Saya akan pergi dari rumah ini seperti yang Anda inginkan! tapi ingat tuan! saya tidak akan pernah melupakan apa yang telah Anda lakukan pada anak Anda sendiri! dan terima kasih atas umpatan dan makian buruknya,” kata Erika disertai senyum yang terasa hambar.

......................

Di saat Erika hendak memasuki pesawatnya itu, sebuah nomor telepon yang tidak di kenal terus menghubunginya. Ia yang merasa terganggu akhirnya memilih untuk segera mengangkatnya.

“Iya siapa?”

“Ayo menikah,” sebuah suara yang terdengar familiar ditelinga Erika, karena suara itu adalah suara dari laki-laki yang baru saja menghabiskan malam dengan dirinya.

Suara yang baru kemarin ia dengar, tapi itu sudah sangat berbekas di Indra pendengaran miliknya ini.

“Ya ampun tuan, kita baru kenal sehari. Dan Anda langsung mengajak saya menikah? apa Anda tidak merasa takut jika saya akan menipu Anda?”

“Kenapa tidak, kita memang baru kenal sehari, tapi bukankah kita sudah menghabiskan malam bersama?”

Mendengar itu, Erika hanya bungkam.

“Saya tidak bisa melakukan itu Tuan. Tapi terima kasih untuk pengalaman yang Anda berikan pada saya, saya tidak akan melupakan itu semua meski masih terasa sakit sekalipun. Dan selama tinggal, saya harap Anda akan memiliki hari yang baik untuk ke depannya.”

Setelah mematikan teleponnya secara sepihak, Erika menatap negara yang akan ia tinggalkan ini. “Aku tidak mengetahui jika Anda adalah tuan Damian yang terhormat itu. Anda tidak perlu khawatir tuan, jika saya hamil, saya tidak akan pernah meminta pertanggungjawaban dari Anda.”

Entah keyakinan dari mana, padahal mereka hanya melakukan itu sekali. Tapi Erika sangat yakin jika anak yang ia harapkan akan hadir menemaninya.

...----------------...

Sementara itu, di tempat Damian saat itu.

Damian marah-marah tidak jelas, ia dengan cepat memerintahkan anak buahnya agar segera mencari wanita yang baru ia ketahui jika wanita itu bernama Erika Velisa Harson, dari keluarga Harson.

“Maaf tuan, nona Erika sudah pergi. Pesawat yang nona Erika tumpangi telah berangkat setengah jam yang lalu saat kami sampai di sana.”

Mendengar itu, Damian langsung uring-uringan tak jelas, bagaimana ia tidak marah jika wanita itu bisa dengan seenaknya mempermainkan dirinya.

Dan lebih parahnya lagi, Damian seolah sempat terhipnotis dengan penampilan manis wanita itu. Hingga ia menghabiskan malam dengan wanita itu.

“Pergilah sejauh mungkin, tapi kamu harus tahu ini, kemanapun kamu pergi. Aku akan menemukan kamu lagi. Dan saat itu tiba, sekalipun kamu akan terus memohon, aku tak akan melepaskan kamu!” kata Damian menatap ke arah jendela yang ada di perusahaan.

...Flashback end....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!