"Sayang,kamu kenapa?"tanya Mamah Ratih pada putranya yang kini tengah duduk memandangi langit luar dari balik jendela kamar rawatnya.
"Mah,setelah aku pergi tolong jaga Nafisa untukku ya?sepertinya,aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi"ucap Vino sendu tanpa memalingkan wajahnya,menatap jauh langit senja yang menguning.
"Jangan bicara begitu sayang,Mamah yakin kalau Vino anak yang kuat dan bisa bertahan lebih lama lagi.Jangan putus asa,kami akan selalu berusaha memberikan pengobatan yang terbaik untuk kamu Nak"lirih Mamah Ratih.
"Terima kasih Mah,maaf jika aku tidak bisa membalas semua yang telah Mamah dan Papah berikan"
"Jangan bicara seperti itu Nak,kami melakukan nya karena kami menyayangi dan berharap kamu akan sembuh dan sehat kembali"kini bukan Mamah Ratih yang berbicara.
Melainkan Papah Adi yang baru saja pulang dari kantor langsung datang ke rumah sakit untuk menemani putra semata wayang mereka yang masih dirawat disana.
"Papah?Papah sudah pulang?"tanya Vino saat melihat Papah Adi masuk dan berjalan menghampiri istri dan anaknya.
"Bagaimana kabar kamu hari ini Nak?"tanya Papah Adi sembari mencium kening Vino setelah sebelumnya mencium kening sang istri.
"Jauh lebih baik,hanya saja masih belum bisa berjalan.Kakinya masih belum bertenaga"keluh Vino pada sang Papah.
"Bersabarlah,semua itu butuh proses.Papah yakin jika kamu kuat dan kamu bisa melewati semua ini dengan baik"
"Aamiin Pah,terima kasih"
Tidak berselang lama,Bunda Ana pun masuk membawa Nafisa yang baru saja selesai dikemo.Seperti biasa,wajah Nafisa akan jauh lebih pucat setelah melakukan proses pengobatan itu.
Namun setelah beristirahat yang cukup maka akan kembali normal kembali.Meski raut wajahnya tidak secerah para remaja seumuran nya yang jauh lebih sehat dari pada dirinya.
"Wah lagi kumpul ternyata?"sapa Bunda Ana setelah memasuki ruangan itu.
"Bagaimana keadaan Nafisa?wajah nya terlihat lebih pucat"tanya Mamah Ratih setelah Nafisa kembali berbaring diranjang nya.
"Itu biasa,hanya butuh istirahat maka akan kembali seperti biasa"jelas Bunda Ana sembari mendudukkan dirinya disofa tunggu.
sementara para orang tua tengah mengobrol santai,Vino datang menghampiri Nafisa yang masih berbaring namun tidak tidur.
"Gimana tadi kemo nya?berjalan dengan lancar?"tanya Vino membelai sayang pucuk kepala Nafisa yang tertutup kain penutup kepala.
"Semua berjalan dengan baik,seperti biasa.Kamu sendiri kapan jadwal kamu kemo?"
"Besok lusa,istirahatlah,Aku akan menemanimu disini"
"iya baiklah,kamu juga.Lebih baik istirahat gih,kita lanjut ngobrolnya besok saja ya?"
"Siap sayang,selamat malam dan selamat tidur ya.Love you"
"Mee too"
Vino pun kembali ke ranjang nya dan membaringkan tubuhnya dibantu oleh sang Papah yang selalu sigap membantu putra semata wayangnya itu.
*
*
Ke esokkan harinya saat Nafisa terbangun Nafisa dikejutkn dengan ranjang Vino yang nampak kosong.
Kedua orang tua dari pemuda itu pun nampaknya tidak ada disana.Dan itu membuat Nafisa bertanya tanya.
"Bunda dari mana?kenapa Bunda nampak panik begitu?"tanya Nafisa saat melihat Bunda Ana masuk dengan wajah yang penuh dengan kecemasan.
"Tidak apa apa sayang,Bunda baik baik saja kok"jawab Bunda Ana sembari membantu Nafisa yang berusaha bangkit dari tidurnya.
"Oh iya Bun,kalau Vino kemana yah?kok nggak ada disini?"
Seketika raut wajah Bunda Ana kembali pucat saat Nafisa menanyakan keberdaan Vino saat ini.Entah apa yang harus Bunda Ana katakan pada putrinya itu.
Ingin jujur namun takut jika kondisi putri nya akan drop karena shock.Namun berbohong juga tidak akan mungkin.
Pasalnya Nafisa mungkin akan jauh lebih kecewa dan terluka jika mengetahui kondisi Vino dari orang lain.
"Sayang,dengarkan Bunda ya Nak.Kamu harus tenang dan sabar,beri Vino dukungan dengan kamu yang kuat dan tegar ya sayang"ucap Bunda Ana takut takut.
"Memang kenapa dengan Vino Bun?Vino kenapa?"tanya Nafisa yang sudah mulai merasakan firasat tidak baik tentang pemuda itu.
"Tadi pagi kondisi Vino drop,dan saat ini Vino dirawat di ruangan ICU.Doakan Vino ya,agar Vino bisa melewati masa masa kritisnya"
Mata Nafisa yang awalnya hanya berkaca kaca,kini mulai mengeluarkan cairan bening saat mendengar kabar tentang kondisi Vino saat ini.
Bunda Ana memeluk tubuh Nafisa yang saat ini tengah menangis tersedu didalam pelukkan Bunda Ana.
Belum siap rasanya jika harus berpisah dengan Vino saat ini.Kebersamaan mereka masih terlalu singkat jika harus berpisah sekarang.
"Antarkan aku untuk melihatnya Bun,aku ingin bertemu dengan nya"lirih Nafisa mengurai pelukkan nya dengan Bunda Ana.
"Iya sayang,tapi janji,Jangan menangis didepan nya,ok?"
"Iya Bun,Nafisa janji"
Bunda Ana pun membawa Nafisa untuk melihat kondisi Vino saat ini.Meski hanya bisa melihat dari kaca jendela namun itu sudah membuat rasa rindu Nafisa terobati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Uthie
huhuuu,.. 😭😭😭😭
2024-07-02
0
Eva Karmita
😭😭😭😭
2024-06-26
0
Yuli Yuli
😭😭😭💪💪💪💪
2024-04-03
1