EPISODE : IBLIS MERAH PART . 2 .

Dokter Danu terbangun dari tidur nya menjelang zuhur , sudah menjadi kebiasaan nya untuk sholat tepat waktu jika ia tidak sedang menangani pasien . Sebagai anak santri dan juga pernah merantau di negeri orang , dokter Danu menjadi pribadi yang mandiri , disiplin , dan luwes . Saat ini pun ia mengerjakan semua pekerjaan rumah seorang diri .

Setelah sholat dan makan siang, ia melanjutkan dengan mencuci dan menyetrika pakaian nya sendiri . Membersihkan dan merapikan apartemen nya hingga menjelang waktu ashar . Selepas sholat ashar , dokter Danu pergi ke gym yang terdapat di lantai bawah apartemen nya . Ia benar - benar berusaha menjaga kesehatan nya bukan hanya dari makanan , namun juga berusaha untuk bisa olahraga dengan teratur .

Cukup satu jam ia berolahraga , kemudian kembali ke apartemen untuk membersihkan diri dan bersiap ke rumahsakit .

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

" Assalamualaikum , selamat sore semua .. " sapa dokter Danu ramah kepada para suster yang sedang berkumpul di ruang medical record .

" Eehh sore dok " ucap para suster itu terkejut , tidak mengira dokter Danu sudah tiba . Sedangkan yang lain melirik ke arah jam dinding .

" Waalaikumsalam , wuah belum jam enam , dok " sahut suster yang lain sambil senyum .

" Iya ga pa pa , boleh saya lihat laporan nya , sus ?" tanya dokter Danu sopan

" Oohh boleh , dok .. Ini medical record yang masuk , dok " ucap seorang suster sambil memberikan setumpuk lembaran nya .

" Terimakasih , sus " ucap dokter Danu sambil menerima dan mulai membaca nya satu persatu . Setelah membaca nya selama kurang lebih lima belas menit , ia memberikan kembali laporan itu kepada seorang suster yang berada di hadapan nya .

" Terimakasih bu ibu , saya ke ruangan dulu ya .. Mariii .. " ucap dokter Danu sambil nyengir , lalu pergi meninggalkan suara - suara protes dari para suster .

" Yaahh dok, saya masih single " ucap salah seorang suster yang tidak terima di ledek dengan sebutan ' ibu ' . Sedangkan yang lain hanya cekikikan saja .

" Baik , bapak ... Dokter " jawab suster yang lain nya, membalas candaan dokter Danu .

Sambil berjalan menuju ruang dokter , ia melihat dokter Ariana sedang berdiri di ujung salah satu bed pasien dengan tirai yang di buka , sedang berbincang . Ia pun melihat ke arah dokter Danu , lalu mengangguk kan kepala nya sambil senyum yang di balas dengan senyuman oleh dokter Danu .

Di dalam ruang dokter , dokter Danu meletakkan tas di salah satu loker . Lalu menggantung jas putih yang tadi ia bawa ke sebuah tiang gantungan yang sudah di sediakan . Ia pun duduk menunggu waktu sholat magrib tiba .

Sekitar lima menit kemudian dokter Ariana pun masuk ,

" Sore dok , masih tiga puluh menit lagi .. Hhehe " jawab dokter Ariana

" Iya ga pa pa , dok .. Mau sholat magrib di sini " jawab dokter Danu sambil senyum

" Gimana hari ini dok , aman kah ?" lanjut dokter Danu

Dokter Ariana menghela nafas sejenak , lalu duduk di hadapan dokter Danu .

" Aman , dok .. Cuma .. " ucapan dokter Ariana terputus .

Dokter Danu menatap dokter Ariana , ia menunggu ia melanjutkan bicara nya . Dokter Ariana yang di tatap intens oleh dokter Danu menjadi semakin gugup dan segera melanjutkan bicara nya .

" Itu dok , pasien yang semalam muntah darah .. Kan sudah saya rujuk ke rawat inap dengan dokter spesialis penyakit dalam , agar dapat di lanjutkan observasi nya dan mendapat tindakan yang lebih tepat .

Barusan saya di informasikan sama dokter spesialis penyakit dalam nya kalau hasil observasi dan tes lab nya sudah keluar , semua nya sehat dan normal .

Aku sama dokter spesialis nya juga jadi bingung , kenapa bisa seperti itu .. Kita sama - sama baru pertama kali menangani pasien yang ga tau penyebab nya apa , mungkin belum kali ya , dok .. Hehe .. " ucap dokter Ariana ke dokter Danu sambil terkekeh .

Dokter Danu hanya angguk - angguk menyimak cerita dokter Ariana , kemudian dokter Ariana pun melanjutkan kembali ..

" Nah ,akhir nya sama dokter spesialis di sarankan untuk pemulihan di rumah , nanti di beri vitamin untuk stamina nya .

Tapi keluarga nya menolak , ingin pemulihan anak nya di sini dulu . Karena mereka khawatir kalau tiba - tiba muntah darah itu terjadi lagi .

Selain itu dokter spesialis juga menyampaikan bahwa tidak ada tanda keracunan baik dalam darah mau pun pencernaan nya .

Dan satu lagi dok , keluarga pasien meminta untuk ketemu dokter Danu " ucap dokter Ariana mengakhiri bicara nya dengan menatap heran ke dokter Danu .

" Oya ? Untuk apa ketemu saya ?" tanya dokter Danu yang tak kalah heran .

" Mungkin mau berterimakasih sama dokter , karena yang saya dengar dari suster di lantai tiga , keluarga nya senang sekali ketika pasien tersebut berhenti muntah darah saat pertama kali di tangani oleh dokter IGD .. Bahkan sampai hari ini sudah tidak muntah lagi " jawab dokter Ariana .

" Oohh begitu , ya sudah nanti saya temui di sela - sela pasien IGD , ada di ruangan mana , dok ?" tanya dokter Danu kembali .

" Melati 302 , dok .. Nama pasien nya ny. Herdanti " jawab dokter Ariana

" Oohh oke , makasii info nya ya dok .

Oiya , apa saya boleh minta tolong dokter Ariana untuk menunggu saya sampai saya selesai sholat magrib ? Tapi nanti dokter pulang nya jadi lebih dari jam enam .. Mungkin sekitar sepuluh menit an kelebihan nya , dok " ucap dokter Danu

" Oohh iya ga pa pa dok , santai aja sholat nya .. Jangankan lewat sepuluh menit , lewat satu jam juga pernah kalau pasien lagi banyak di IGD .. Hehhe .." jawab dokter Ariana mantap

" Siiplah , makasiih banyak ya dok " sahut dokter Danu sambil memberikan dua jempol ke dokter Ariana .

Mereka berdua pun melanjutkan obrolan nya hingga adzan magrib berkumandang dari ponsel dokter Danu .

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Sementara itu di kamar 302 , nyonya Herdanti merasa kedinginan .. Tubuh nya menggigil .

" Pak, tolong ac nya di kecilkan lagi " pinta nyonya Herdanti dengan suara lirih

" Tapi ini sudah mati ac nya , nak .. Tadi sudah di kecilkan sama ibu mu , tapi sepuluh menit yang lalu bapak matikan dulu sebab hawa nya agak kurang enak ,tumben dingin nya sampe bikin merinding .. " jawab pak Nur sambil merapatkan jaket nya yang sedang di pakai nya .

Tiba - tiba istri pak Nur berbisik ke suami nya ,

" Pak , kok bau ya .. Bapak nyium ndak ? Ndak enak banget ini bau nya , ibu jadi mual " ucap nya

" Engga bu , coba tanya Danti " bisik pak Nur

Istri nya pun mengangguk dan segera menghampiri anak nya yang terbaring lemah ,

" Nak , kamu mau ke kamar mandi ndak ? Hayu ibu temani kalau mau .. " ucap bu Nur sambil menahan mual .

" Engga bu .. Ibu nyium bau ga ? Bau nya busuk banget , bu .. Danti mual banget jadi nya ini " ucap Danti

Bu nur dan suami nya pun saling menatap , mereka bingung .. Yang mencium hanya Danti dan ibu nya . Bu Nur pun tidak tahu harus jawab apa , ia menatap suami nya meminta bantuan . Pak Nur yang mengerti maksud dari tatapan istri nya segera memutar otak mencari alasan .

" Bapak ga nyium nak , mungkin ada saluran yang mampet dari kamar mandi atau luar sana , terbawa ke sini bau nya .. Kamu tutup hidung pake tissu aja ya nak " ucap pak Nur.

Nyonya Herdanti pun mengangguk , pak Nur segera memberikan tissu basah dengan aroma chamomile kepada anak dan istri nya .

Beberapa menit setelah menutup hidung nya dengan tissu pemberian bapak nya , lampu di kamar 302 berkedip - kedip .. Lalu meredup ..kemudian mati .

Aura mistis begitu terasa bagi nyonya Herdanti , tubuh nya yang dari tadi sudah merinding sampai menggigil kini bertambah mencekam . Ia tidak dapat melihat apa pun , bahkan ia tidak tahu di mana posisi kedua orangtua nya berada dalam kamar itu . Karena kini kamar nya menjadi sangat gelap dan pekat . Tidak ada setitik cahaya pun yang masuk .

Begitu hening , senyap dan menakutkan ..

Dalam kebingungan Danti berusaha menggapai tombol darurat yang terhubung ke ruang suster , namun ia tidak dapat menemukan nya . Ia pun menggapai kembali ke samping kanan dan kiri nya mencoba mencari sesuatu yang dapat ia jadikan pegangan , tapi tidak ada apa pun . Kemudian ia menarik bantal yang sedang di pakai nya , lalu ia lemparkan ke sebelah nya , berharap mengenai salah satu orangtua nya . Tapi ia tidak mendengar suara kedua orangtua nya .

Ketika Danti mencoba memaksakan bibir nya untuk memanggil bapak nya, tiba - tiba .. Dari arah depan , Danti melihat ada sesuatu yang besar berwarna merah menyala ..Awal nya ia mengira itu lampu, tapi lambat laun semakin dekat warna merah itu ternyata bukan lampu .. Melainkan sepasang mata merah , semerah darah . Nyonya Herdanti mengerjapkan mata nya berulang kali berharap ini hanya mimpi , namun ternyata tidak . Semua nya tidak berubah saat ia membuka mata nya kembali .

Tenggorokkan nya tercekat , lidah nya semakin kaku .. Sepasang mata merah itu semakin membesar seolah ingin melahap diri nya . Menatap tajam , tak berkedip memperlihat kan urat - urat di bola mata nya yang berwarna hijau kekuningan seperti anak ular yang melintang .

Tubuh nya seperti kehilangan tulang , lemas tak dapat di gerakan .. Begitu pun lidah nya yang kelu tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun , keringat bercucuran membasahi tubuh nya yang menggigil gemetar . Ingin sekali ia berteriak memanggil kedua orangtua nya , namun tidak bisa .. Semakin sepasang mata merah itu mendekati nya , airmata nyonya Herdanti pun mulai mengalir . Ia begitu takut dengan sosok yang ada di hadapan nya kini ..

" Kemanakah bapak dan ibu ? , tidak kah mereka lihat sosok ini .. Tolong Danti , pak .. Bu , Danti takut " batin nyonya Herdanti menangis .

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Malam terus merangkak , malam ini dokter Danu bersyukur yang masuk IGD tidak sebanyak kemarin .

" Berarti banyak yang sehat " pikir nya senang .

Sekitar jam sepuluh malam , ia merasakan hawa aneh , bukan hawa negatif yang biasa ia temui jika berada di rumah sakit .

Karena memang di rumahsakit banyak terkumpul hawa - hawa negatif dari mahkluk - mahkluk gaib yang berseliweran . Selama mereka tidak menganggu , maka dokter Danu pun diam saja .

Ia merasakan sesuatu akan terjadi ,

" Sus , saya ke lantai tiga dulu , kalau ada apa - apa call aja ya " ucap dokter Danu kepada suster yang mendampingi nya .

Malam ini dan seterus nya dokter danu akan di dampingi oleh tim suster yang berbeda , karena mereka juga harus pergantian shift . Untuk jadwal saat ini ada suster Mila , suster Dina dan beberapa perawat pria .

" Baik, dok " jawab suster Mila .

Dokter Danu segera meninggalkan ruang IGD , menuju ke lantai tiga tempat nyonya Herdanti di rawat . Sepanjang jalan ia merasakan aura gelap dan sangat pekat .

Dokter Danu segera membaca beberapa ayat dari surah AlBaqarah di tambah beberapa amalan yang di bekali dari abah sambil menyiapkan batin nya untuk mengantisipasi serangan dadakan , mengingat sudah ada musuh dari dunia gaib yang mengingin kan kematian nya .

Sesampai nya di lantai tiga , ia melihat aeorang dokter dan beberapa suster keluar dari kamar 302 .

Dokter Danu segera menghampiri nya, setelah dekat ternyata ia mengenali dokter tersebut karena sempat berkenalan di hari pertama datang kerumahsakit ini .

" Selamat malam dokter Firman " sapa dokter Danu sambil menganggukkan kepala nya

" Malam, lhoo dokter Danu ?" jawab dokter Firman setelah menolehkan kepala nya ke arah dokter Danu

" Iya dok .. Sedang kunjungan pasien dok ?" tanya dokter Danu berbasa - basi .

" Iya , ini pasien terakhir sih ..

Oiya suster , kalian duluan saja .. Nanti saya menyusul " ucap dokter Firman , lalu menatap ke dokter Danu kembali .

" Lagi sibuk ga , dok ? Mau ngobrol sebentar " pinta dokter Firman

Dokter Danu sebenarnya ingin bilang sibuk tapi ia tidak enak menolak dokter Firman , apalagi kesibukkan nya cuma karena mau menemui keluarga pasien nyonya Herdanti . Sebenar nya kalau kemaleman , ia kuatir menganggu istirahat pasien dan keluarga nya, di tambah lagi hawa negatif nya semakin terasa kuat .

" Engga, belum sibuk kok .. Mau ngobrol di mana , dok ? " ucap dokter Danu

" Di sana aja yuuk " tunjuk nya ke deretan kursi yang kosong .

" Boleh " jawab dokter Danu

Saat menuju ke kursi itu pun dokter Danu membuka obrolan .

" Apa ada yang gawat ,dok ?" pancing dokter Danu

" Hmm , gimana ya .. Mengenai pasien yang di kamar 302 , nyonya Herdanti .. Kebetulan saya yang menangani nya " ucap dokter Firman yang terlihat sambil berfikir .

" Oohh , lalu dok ?" tanya dokter Danu kembali.

Mereka duduk bersebelahan saling menghadap ,

" Begini dok , memang saya tidak melihat langsung kondisi awal saat nyonya Herdanti pertama kali masuk IGD . Tapi dari hasil medical record dan juga jawaban suster Reni pada saat saya bertemu dan sempat saya tanyakan , hasil analisa saya seperti nya muntah darah nya itu bukan skala ringan atau sedang , melainkan sudah masuk ke skala berat .

Dan sepengalaman saya kalau pasien sampai muntah darah hebat pasti ada sesuatu yang tidak normal pada organ dalam tubuh nya .

Info dari keluarga pasien juga kata nya , itu sudah terjadi selama berhari - hari walau pun tidak terus menerus , hanya dari jam dua belas malam hingga menjelang jam empat pagi . Selain itu kondisi pasien hanya merasakan sakit kepala dan nyeri dada sepanjang hari .

Yang membuat saya heran, dok .. Ini berbeda dengan pasien nyonya Herdanti , hasil lab nya semua bagus dan normal ... Bahkan saat ini kondisi nya sudah mulai bisa makan dan minum , tidak muntah lagi .

Hanya saja barusan ketika saya kunjungan di dalam , saya melihat pasien ini mulai gelisah , ketika saya tanya apa ada yang sakit atau kurang nyaman , ia tidak menjawab , hanya menggeleng .

Akhirnya saya meresepkan obat penenang agar ia dapat tidur dan istirahat total malam ini .

Saya pikir mungkin ada sesuatu yang membuat nya tertekan .

Atau dokter Danu punya analisa lain , mengingat dokter Danu melihat kondisi pasien ini sejak awal masuk IGD ? " tanya dokter Firman kembali .

Dokter Danu belum menjawab , ia nampak masih berpikir setelah menyimak pembicaraan dokter Firman .

Melihat dokter Danu masih berpikir, dokter Firman pun melanjutkan kembali bicara nya ,

" Ahh iyaa , tadi juga ibu nya pasien bilang kalau Danti sedang mual karena mencium bau busuk di dalam kamar 302 . Saat saya di dalam sih saya tidak mencium nya ya begitu pun dengan para suster .

Tapi saya tetap perintahkan suster untuk memanggil petugas kebersihan rumahsakit untuk mengecek apakah ada sesuatu yang menimbulkan bau tersebut . Dan apabila masih bau , saya minta pasien di pindahkan ke kamar lain demi kenyamanan nya "

" Ini memang bukan penyakit biasa , jadi tidak akan terdeteksi oleh medis . Tapi bagaimana aku menjelaskan nya pada dokter Firman atau dokter lainnya " benak dokter Danu

" Dok .. Dokter Danu .." suara dokter Firman membuyarkan lamunan dokter Danu .

" Eh iya , bau busuk kata nya , dok ? " tanya dokter Danu , ia mulai curiga .

" Iya , ada - ada saja ya .. Rumahsakit sebesar ini , bisa - bisa nya bau busuk " jawab dokter Firman sambil geleng - geleng kepala seperti tidak percaya .

Dokter Danu berusaha menutupi ke curigaan nya di hadapan dokter Firman , ia pun mengalihkan pembicaraan ,

" Ohh iya , mengenai pertanyaan dokter Firman tadi .. Kalau menurut saya gimana kalau menunggu satu atau dua hari kedepan .

Kalau nanti hasil observasi dokter Firman masih menemui nyonya itu gelisah atau gejala lainnya , baru di rujuk ke psikiater dok . Maaf ini hanya saran aja dok , keputusan nya tetap di tangan dokter Firman " ucap dokter Danu , ia hanya menjawab seperlu nya . Karena ia tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang keberadaan iblis merah yang telah menyiksa nyonya Herdanti saat pertama kali masuk IGD .

Sebenar nya dokter Danu merasa ada yang tidak beres maka nya ia ingin menemui pasien ini lagi , namun langkah nya saat ini tertahan oleh dokter Firman . Dan ia berharap iblis merah itu tidak lagi menganggu nyonya Herdanti , sehingga nyonya Herdanti dapat tertolong dan tidak perlu ke psikiater .

Dokter Firman pun mengangguk tanda setuju ,

" Baiklah, kalau begitu saya coba observasi lagi selama dua hari ke depan .. Semoga saja membaik . Terimakasih saran nya, dok .. Maaf saya jadi menahan dokter di sini " jawab dokter Firman merasa tak enak hati sekaligus senang karena bisa sharing .

" Aahhh jangan sungkan dok , panggil Danu saja .. Biar lebih enak , hehe " ucap dokter Danu

" Ohh begitu , boleh lah .. Kalau begitu panggil Firman saja ya , biar saya merasa seumuran .. Bikin awet muda , hehe " dokter Firman tak mau kalah , karena sebenar nya usia nya terpaut sekitar lima atau enam tahun di atas dokter Danu .

" Okee siipp , kecuali depan pasien atau atasan ya .. " jawab dokter danu sambil nyengir

Mereka pun tertawa pelan berdua , setelah bertukar nomer ponsel , mereka pun berpisah . Masing - masing melanjutkan kegiatan nya .

Dokter Danu melihat jam yang berada di pergelangan tangan nya , jarum panjang jam sudah berada di angka sebelas namun jarum pendek nya masih di angka sembilan . Ia melangkah kan kaki menuju 302 , semakin dekat hawa nya sudah semakin negatif .

Tok tok tok .. Dokter Danu mengetuk pelan pintu kamar 302 .

" Assalamualaikum .. Selamat malam pak , bu .. " sapa dokter Danu sambil membuka pintu , di sana terdapat sepasang orangtua sedang duduk di sofa tak jauh dari ranjang pasien nyonya Herdanti . Mereka langsung menengok dan tersenyum sumringah .

Sekilas dokter Danu melihat ada bayangan hitam melintas menembus jendela yang tertutupi horden . Ia juga merasakan suhu di ruangan itu menjadi sangat dingin , dan ia tahu kalau ini bukan dingin dari pendingin ruangan .

" Oohh dokter , mari silahkan masuk " sapa pria paruh baya

" Terimakasih pak .. Kenalkan , saya dokter Danu . Dokter IGD yang kemarin malam kita bertemu " ucap dokter Danu sambil menyalami pria yang berada di hadapan nya .

" Ooh iyaa , terimakasih banyak atas pertolongan nya dok . Dan terimakasih sudah menyempatkan datang memenuhi permintaan kami . Saya Nurdianto , ayah nya Danti . Panggil pak Nur aja, dok " jawab pak Nur ramah dan sopan .

" Baik pak Nur " jawab dokter Danu sambil senyum

Lalu ia juga menyapa istri pak Nur dan menyalami nya .

" Bagaimana kabar nyonya Herdanti , pak ?" tanya dokter Danu

" Ahh itu ya .." pak Nur terlihat bingung

Dokter Danu tidak mau menyela , ia diam saja menunggu pak Nur melanjutkan bicara nya .

" Alhamdulilah di sini anak saya bisa berhenti muntah darah nya . Sebenar nya sudah lebih dari seminggu Danti seperti ini , entah kenapa .. Dan ini rumah sakit ketiga yang menangani Danti .

Kami berterimakasih sekali sama dokter Danu .. Sejak penanganan di IGD sampai hari ini Danti sudah lebih baik .

Hanya sekitar dua jam ini seperti nya ada yang di rasa .. Tapi Danti tidak mengatakan nya, hanya meringis dan bergerak bolak balik ke kanan dan kiri dengan gelisah . Mata nya pun tetap terpejam .

Kecuali tadi , ia sempat bilang dingin . Padahal ac sudah saya matikan . Di tambah lagi kata nya mual karena mencium bau busuk , ya kebetulan istri ku juga mencium nya , hanya saya saja yang tidak , dok " ucap nya

Dokter Danu masih diam menyimak pembicaraan pak Nur ,

Setelah menghela nafas , pak Nur melanjutkan cerita nya kembali ..

" Hasil lab dan pemeriksaan semua baik , sehat dan normal .. Saya sama ibu nya Danti jadi bingung .

Apa iya anak saya ini terkena gejala sakit jiwa , dok ? Sehingga akan di rujuk ke psikolog atau psikiater " ucap pak Nur dengan nada sedih

" Kalau boleh tahu pak , maaf sebelum nya .. Apakah nyonya Danti sedang ada masalah ? Di tempat kerja mungkin , hingga membuat nya terlalu stres " pancing Danu , sambil ia tetap menunggu kemunculan mahkluk itu lagi .

Sebenar nya dokter Danu sudah mendapat kilasan saat bersalaman dengan pak Nur , ia hanya ingin agar pak Nur bercerita langsung .

" Begini dok .. Kalau stres dari tempat kerja sih engga dok , karena Danti hanya ibu tumahtangga saat ini . Tapi ... Maaf , Danti baru saja bercerai dengan suami nya sebulan ini , dan pihak mantan suami nya tidak rela hak asuh anak - anak jatuh ke Danti selaku ibu kandung nya .

Mantan suami juga mempersulit pembagian harta gono gini , tapi Danti ikhlas tidak mendapat harta asal anak - anak bersama nya . Dan tidak lagi mengganggu kehidupan dia dan anak - anak nya kelak .

Kasihan Danti , sekarang malah sakit seperti ini .. Saya khawatir dengan keselamatan Danti dan juga cucu - cucu saya di rumah .

Kini Danti harus menghadapi mantan suami nya yang berusaha memperebutkan hak asuh anak di pengadilan " ucap pak Nur menjelaskan .

" Ohh , mohon maaf pak , kalau pertanyaan saya membuat bapak jadi membuka permasalahan keluarga .. Semoga cucu - cucu bapak sehat dan aman saja di rumah " ucap dokter Danu

" Ahh tidak apa - apa, dok .. Saya minta maaf jadi curhat dan sekali lagi kami berterima kasih kepada dokter Danu dan juga dokter Firman yang sudah membantu kesembuhan Danti " ucap pak Nur sambil sedikit menunduk , merasa malu karena telah curhat .

" Sama - sama , pak .

Mengenai psikolog atau psikiater , itu tidak harus pasien dengan gangguan jiwa , pak .

Terkadang karena tekanan yang terlalu berat dan tidak bisa bercerita karena satu dan lain hal menyebabkan berbagai penyakit psikologis seperti susah tidur , kehilangan selera makan , kesehatan yang tiba - tiba menurun dengan drastis , keinginan untuk mengakhiri hidup dan masih banyak lagi .

Hal demikian membutuhkan penanganan psikolog atau psikiater , karena seorang psikolog atau dokter psikiater memiliki ilmu yang dapat memahami apa yang di alami dan secara perlahan dapat membuat pasien bercerita atau berbagi apa yang selama ini membebani nya . Apabila memang di haruskan melakukan terapi dan pengobatan, maka dokter psikiater dapat memberikan obat yang dapat membuat pasien lambat laun akan kembali kuat dan sehat secara psikis . Dan tentu nya dukungan keluarga sangat di harapkan . Keluarga akan di minta untuk lebih sabar dalam mendampingi dan tidak merasa lelah untuk memberi motivasi " ucap dokter Danu menjelaskan panjang lebar

Pak Nur dan istri nya pun mengangguk - angguk mendengar penjelasan dokter Danu , seperti nya mereka sudah paham dan tidak lagi menganggap anak nya sakit jiwa .

Ketika pak Nur dan dokter Danu sedang berbincang , tiba - tiba nyonya Herdanti menjerit . Mata nya melotot di sertai tubuh nya yang mengejang .

Dokter Danu melihat bayangan hitam menerobos tubuh nyonya Herdanti dengan sangat cepat , lalu melesat keluar dan menghilang di balik horden kamar rumahsakit .

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next

2025-04-07

1

Lina Suwanti

Lina Suwanti

mampir kak,,cerita ke 3 nih setelah "Santri pilihan" n "Mencintai tanpa syarat"

2024-09-26

2

Halmaria

Halmaria

menarik ceritanya

2024-08-14

2

lihat semua
Episodes
1 EPISODE : IBLIS MERAH PART. 1.
2 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 2 .
3 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 3 .
4 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 4 .
5 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 5 .
6 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 6 .
7 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 7 .
8 EPISODE : IBLIS MERAH PART . 8 . end .
9 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 1 .
10 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 2 .
11 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 3 .
12 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 4 .
13 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 5 .
14 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 6 .
15 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 7 .
16 EPISODE : RATU SILUMAN PART . 8 . end
17 EPISODE : PUSPA PART . 1 .
18 EPISODE : PUSPA PART , 2 .
19 EPISODE : PUSPA PART . 3 .
20 EPISODE : PUSPA PART . 4 .
21 EPISODE : PUSPA PART . 5 .
22 EPISODE : PUSPA PART . 6 .
23 EPISODE : PUSPA PART . 7 .
24 EPISODE : PUSPA PART . 8 .
25 EPISODE : PUSPA PART . 9 .
26 EPISODE : PUSPA PART . 10 .
27 EPISODE : PUSPA PART . 11 . end .
28 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 1 .
29 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 2 .
30 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 3 .
31 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 4 .
32 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 5 .
33 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 6 .
34 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 7 .
35 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 8 .
36 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 9 .
37 EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 10 . end .
38 EPISODE : SANTET PART . 1 .
39 EPISODE : SANTET PART . 2 .
40 EPISODE : SANTET PART . 3 .
41 EPISODE : SANTET PART . 4 .
42 EPISODE : SANTET PART . 5 .
43 EPISODE : SANTET PART . 6 .
44 EPISODE : SANTET PART . 7 .
45 EPISODE : SANTET PART . 8 .
46 EPISODE : SANTET PART . 9 .
47 EPISODE : SANTET PART . 10 .
48 EPISODE : SANTET PART . 11 . end .
49 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 1
50 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 2 .
51 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 3 .
52 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 4 .
53 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 5 .
54 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 6 .
55 EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 7 .
56 Kutukan Susuk , Part 8 . end .
57 Chapter 57. Desakan Abi & Ummi
58 Chapter 58 : Terjebak di Gedung Tua , part 1 .
59 Chapter 59 : Terjebak di Gedung Tua , part 2 .
60 Chapter 60 : Terjebak di Gedung Tua, part 3 .
61 Chapter 61 : Terjebak di Gedung Tua , part 4
62 Chapter : 62 , Terjebak di Gedung Tua , part 5 .
63 Chapter : 63 , Terjebak di Gedung Tua , part 6 .
64 Chapter : 64 , Terjebak di Gedung Tua , part 7 .
65 Chapter : 65 , Terjebak di Gedung Tua , part 8 .
66 Chapter 66 : Serangan Balik , part 1.
67 Chapter : 67 , Serangan Balik , part 2.
68 Chapter : 68 , Serangan Balik , part 3.
69 Chapter : 69 , Serangan Balik , part 4 .
70 Chapter : 70 , Serangan Balik , part 5 .
71 Chapter : 71, Serangan Balik , part 6 .
72 Chapter : 72 , Serangan Balik , part 7 .
73 Chapter : 73 , Serangan Balik , part 8, end.
74 chapter : 74 , SALING MELEDEK
75 Chapter : 75 , Hati Yang Berbunga - bunga
76 Chapter : 76 . MALU MEMBAWA BERKAH
77 Chapter : 77 . TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN , part 1.
78 Chapter : 78 . TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN , part 2.
79 Chapter : 79 , TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN, part 3 , end .
80 Chapter : 80 . Pesan untuk Raihan
81 Chapter : 81 .
82 Chapter : 82
Episodes

Updated 82 Episodes

1
EPISODE : IBLIS MERAH PART. 1.
2
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 2 .
3
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 3 .
4
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 4 .
5
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 5 .
6
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 6 .
7
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 7 .
8
EPISODE : IBLIS MERAH PART . 8 . end .
9
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 1 .
10
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 2 .
11
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 3 .
12
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 4 .
13
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 5 .
14
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 6 .
15
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 7 .
16
EPISODE : RATU SILUMAN PART . 8 . end
17
EPISODE : PUSPA PART . 1 .
18
EPISODE : PUSPA PART , 2 .
19
EPISODE : PUSPA PART . 3 .
20
EPISODE : PUSPA PART . 4 .
21
EPISODE : PUSPA PART . 5 .
22
EPISODE : PUSPA PART . 6 .
23
EPISODE : PUSPA PART . 7 .
24
EPISODE : PUSPA PART . 8 .
25
EPISODE : PUSPA PART . 9 .
26
EPISODE : PUSPA PART . 10 .
27
EPISODE : PUSPA PART . 11 . end .
28
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 1 .
29
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 2 .
30
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 3 .
31
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 4 .
32
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 5 .
33
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 6 .
34
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 7 .
35
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 8 .
36
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 9 .
37
EPISODE : GERBANG DUA ALAM PART . 10 . end .
38
EPISODE : SANTET PART . 1 .
39
EPISODE : SANTET PART . 2 .
40
EPISODE : SANTET PART . 3 .
41
EPISODE : SANTET PART . 4 .
42
EPISODE : SANTET PART . 5 .
43
EPISODE : SANTET PART . 6 .
44
EPISODE : SANTET PART . 7 .
45
EPISODE : SANTET PART . 8 .
46
EPISODE : SANTET PART . 9 .
47
EPISODE : SANTET PART . 10 .
48
EPISODE : SANTET PART . 11 . end .
49
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 1
50
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 2 .
51
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 3 .
52
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 4 .
53
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 5 .
54
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 6 .
55
EPISODE : KUTUKAN SUSUK PART . 7 .
56
Kutukan Susuk , Part 8 . end .
57
Chapter 57. Desakan Abi & Ummi
58
Chapter 58 : Terjebak di Gedung Tua , part 1 .
59
Chapter 59 : Terjebak di Gedung Tua , part 2 .
60
Chapter 60 : Terjebak di Gedung Tua, part 3 .
61
Chapter 61 : Terjebak di Gedung Tua , part 4
62
Chapter : 62 , Terjebak di Gedung Tua , part 5 .
63
Chapter : 63 , Terjebak di Gedung Tua , part 6 .
64
Chapter : 64 , Terjebak di Gedung Tua , part 7 .
65
Chapter : 65 , Terjebak di Gedung Tua , part 8 .
66
Chapter 66 : Serangan Balik , part 1.
67
Chapter : 67 , Serangan Balik , part 2.
68
Chapter : 68 , Serangan Balik , part 3.
69
Chapter : 69 , Serangan Balik , part 4 .
70
Chapter : 70 , Serangan Balik , part 5 .
71
Chapter : 71, Serangan Balik , part 6 .
72
Chapter : 72 , Serangan Balik , part 7 .
73
Chapter : 73 , Serangan Balik , part 8, end.
74
chapter : 74 , SALING MELEDEK
75
Chapter : 75 , Hati Yang Berbunga - bunga
76
Chapter : 76 . MALU MEMBAWA BERKAH
77
Chapter : 77 . TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN , part 1.
78
Chapter : 78 . TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN , part 2.
79
Chapter : 79 , TERUNGKAP NYA HUBUNGAN DANIA dan RAIHAN, part 3 , end .
80
Chapter : 80 . Pesan untuk Raihan
81
Chapter : 81 .
82
Chapter : 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!