Jane merasa begitu terpana yang membuatnya berjalan mendekat dan meniup pedang itu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tapi Jane langsung terjatuh saat pria itu berdiri dan langsung memegang leher Jane.
Mata Jane membelalak sempurna dengan mulutnya yang terbuka. Dia bingung dengan apa yang tengah terjadi. Dia semakin bingung karena pria itu mulai melakukan hal yang tidak masuk akal baginya dan hampir membuatnya tidak bisa bernafas.
Jane ingin marah dan mengutuk pria itu. Namun, semakin dia bicara semakin pria itu menggerakkan tubuhnya dan membuat Jane tidak bisa mengatakan apapun. Pria itu bertingkah sangat aneh dan merubah posisinya dengan menaruh kedua kakinya di pundak Jane dan kemudian memegang kepala Jane seraya memaksa Jane untuk membuka mulutnya dengan lebar.
Gigi Jane menyentuh kulit senjata Mike dan dia bisa merasakan darah. Jane terus berusaha untuk mencoba bisa melepaskan dirinya sendiri. Tapi cengkraman pria itu cukup kuat dan memaksa Jane untuk membuka mulutnya lagi.
Jane menjadi sangat putus asa. Air mata Jane mulai terjatuh di pipinya, tapi sesuatu menarik perhatiannya.
'Sial. Apakah dia baru saja buang air kecil di mulutku?' tanya Jane dalam hati.
Tangan Mike terasa melonggarkan pegangannya, memberikan kesempatan bagi Jane untuk bisa kabur darinya.
Jane langsung berlari dengan cepat ke arah kamar mandi. Ada rasa lengket di dalam mulutnya yang membuat dia memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya. Jane mengumpat kesal karena pria itu sudah begitu berani memperlakukan dirinya seperti itu.
Jane sebenarnya datang kemari untuk liburan dan bukan untuk menjadi sebuah toilet bagi orang lain. Jane berjanji bahwa dia tidak akan pernah melupakan kejadian memalukan yang dia alami malam ini. Bagaimanapun, Jane akan terus mengingat wajah pria itu di dalam kepalanya untuk bisa balas dendam, jika mereka bisa bertemu lagi nantinya.
Jane begitu marah, bahkan dengan sikat gigi saja tidak bisa membuat semuanya merasa lebih baik.
Dengan wajah yang tampak sangat marah, Jane kembali ke dalam kamar dan memaksa pria itu untuk bangun dengan menendang dan juga terus menampar pria itu. Tapi pria itu hanya tersenyum dan tertidur seperti dia tengah mendapat mimpi yang paling indah.
5 menit berlalu dan Jane masih berada di sana kelelahan menendang Mike. Dia duduk dan berpikir tentang apa yang baru saja terjadi kepadanya.
Jane berpikir bahwa beraninya pria itu melakukan hal seperti itu kepadanya. Dia lalu kembali berlari kembali ke arah kamar mandi dan memuntahkan lagi semua yang ada di dalam perutnya. Semuanya terasa aneh di dalam mulutnya dan dia mulai merasa tidak enak.
Jane terus menyumpahi Mike bahkan setelah memukuli dirinya secara terus-menerus hal itu tidak membuat Jane bisa merasa lebih tenang. Dia merasa begitu kotor dengan memikirkan apa yang sudah terjadi kepada dirinya. Dengan matanya yang terasa memanas, Jane sangat ingin memakan tubuh Mike saat ini juga.
Jane lalu berjalan ke arah Mike untuk kembali memukulinya. Tapi darah yang ada di sprei membuat Jane merasa begitu terkejut.
'Apakah aku sudah melukai pedangnya?' pikir Jane.
Jane lantas berlari dengan cepat ke arah Mike yang masih tertidur dan setelah itu dia pun bisa menghela nafas panjang saat dia melihat ke arah pedang milik Mike yang ternyata hanya tergores saja.
Bingung kenapa semua itu bisa terjadi, Jane pun hanya bisa membersihkan darah yang ada di seprei itu dan menaruh plester di pedang milik Mike yang diambil dari dalam tasnya. Jane bersyukur bahwa dia selalu membawa plester obat itu bersamanya.
Namun Jane merasa kesal lagi, dia Lalu menarik selimut untuk menutup tubuh Mike. Dia lalu pergi mandi dan mengemasi semua barang-barangnya. Namun dia melupakan ********** di kamar mandi.
Setelah memukuli Mike satu kali lagi, Jane pun kemudian langsung berjalan pergi ke arah meja resepsionis Untuk melakukan check out.
Resepsionis bertanya kepadanya, kenapa dia check out begitu terburu-buru. Tapi Jane hanya mengatakan kepada resepsionis itu bahwa dia mendapat sebuah panggilan darurat.
Jane tentu tidak mungkin mengatakan kepada resepsionis itu tentang hal bodoh yang sudah dia lakukan bersama dengan Mike di dalam kamarnya.
Jane lalu pergi tanpa berbalik lagi.
...****************...
Dalam perjalanan pulang, Jane tetap merasa tidak tenang. Pikirannya terus membayangkan tentang bagaimana seksi dan tampannya pria itu. Pipi Jane pun merona mengingat bagaimana siput itu berubah menjadi ular.
Jadi dia mencoba untuk menutup matanya dengan sangat erat. Mencoba untuk melupakan apa yang sudah terjadi padanya di kamar hotel itu. Itu adalah pertama kalinya Jane melihat tubuh seorang pria yang tidak mengenakan sehelai kain pun. Dan yang lebih parahnya, rasa penasaran Jane terhadap pedang, membuatnya malah mengalami hal yang tidak mengenakkan. Dimana hal itu tidak akan pernah bisa dia lupakan sepanjang hidupnya.
Beberapa saat kemudian...
"Nona, anda sudah tiba." Ucap pria yang duduk di kursi depan sejak tadi fokus mengemudikan mobilnya.
Jane yang duduk di kursi belakang dengan mata yang tengah tertutup langsung begitu terkejut mendengar ucapan pria yang terlihat berusia paruh baya itu.
"Bagaimana kau bisa tahu bahwa aku sudah tiba?" Tanya Jane dengan arogan.
Pria itu tertawa. Dia lantas mengatakan kepada Jane, bahwa Jane sendiri lah yang sebelumnya sudah mengatakan kepada sopir taksi itu untuk mengatakan kepadanya jika dia sudah tiba di kota.
Jane pun tersadar dan mengingat semuanya. Dia pun meminta maaf dan tak lupa berterima kasih kepada sopir itu.
Sopir itu kemudian membantu Jane menurunkan barang bawaannya yang disimpan di bagasi mobil.
"Terima kasih Pak, dan sekali lagi saya maaf karena saya terlalu arogan." Ucap Jane dengan wajah yang tampak malu.
"Tidak apa-apa Nona, saya mengerti. Sepertinya Nona tengah mendapatkan masalah yang cukup berat. Bersemangat lah Nona, dan jaga diri anda." Balas sopir itu kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Jane yang masih berdiri di pinggiran jalan.
Setelah taksi itu sudah tak terlihat lagi, Jane pun kemudian pergi menuju salon miliknya yang terletak dekat dari tempat dia turun dari dalam taksi.
Sekarang sudah tengah malam, dan tidak ada orang di salon milik Jane. Jane tahu bahwa dia tidak mungkin bisa pulang ke rumah dengan kondisinya yang seperti ini. Mama nya pasti akan memarahi dirinya sampai pagi jika Sang Mama melihat dirinya dengan perasaan yang tidak senang seperti saat ini.
Setelah masuk ke dalam salon, Jane pun melihat ke arah sebuah sofa yang besar. Dia pun merasa bahwa dia butuh waktu untuk berbaring dan tidur sampai dia bisa melupakan pria bajingand itu.
Bersambung....
*Author Note:
Hai semuanya....
Mohon maaf ya jika ceritanya terlalu absurd... 😁😁🙏🙏
Iya karena memang seperti ini jalan awal ceritanya, semoga kalian bisa mengerti dan tetap suka ya*.... 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments