Kemelut yang dirasakan oleh Dark Shadow. Juga dirasakan oleh Tessa Flamboyan. Si dewi rembulan. Gadis itu mati-matian mencuri waktu dengan keluar dari istana bintang. Nyatanya, yang diharapkan untuk mendengarkan nasehatnya. Justru mengabaikan. Sungguh memuakkan.
Sang dewi rembulan hanya memiliki dua kekuatan yaitu tranformasi dan pengendali angin. Namun, inti jiwanya terbagi menjadi dua bagian. Yah, raganya memiliki dua jiwa yang berbeda. Dimana ia terkoneksi langsung dengan jiwa Dark Shadow. Jika salah satu diantara mereka terluka. Maka yang lain ikut terluka.
Bukan tanpa alasan, ia menasehati Dark Shadow karena bagaimanapun kedepannya. Keduanya akan saling terjebak antara luka dan kebebasan. Langkah kakinya terkulai lemas. Tidak ada kata untuk menjelaskan isi hatinya. Tika juga ada umpatan kasar yang terpendam.
Semakin menjauh dari markas sang kekasih. Sang dewi rembulan membuka teleportasi dan berniat untuk kembali, namun hembusan angin yang menerpa menghempaskan gadis itu hingga terbang tenggelam dalam kabut bayangan. Tubuhnya terhentak, lalu jatuh dalam genangan air yang menyegarkan.
Sesaat mengedarkan pandangan. Tempat yang tidak asing, tetapi sudah lama ia tak mengunjungi tempat tersebut. Danau kerinduan. Banyak kenangan yang tidak mampu dilupakan. Sepenggal kisah dalam angan. Namun, bukan itu yang menjadi ketegangan. Siapa yang menariknya memasuki wilayah tak bertuan?
Danau kerinduan memiliki banyak titik pagar perlindungan. Tidak semua orang pemilik kekuatan sanggup menembus penjagaan. Siapapun yang menariknya pasti memiliki akses khusu, atau setidaknya mempunyai kekuatan suhu. Jangankan ia, para pengendali element saja tidak bisa masuk sesuka hati.
Ditempat yang penuh ketenangan dengan ratusan bunga lotus ajaib. Maka, bisa dipastikan wilayah itu merupakan tempat yang suci dan dijadikan sebagai tempat terbaik untuk para pemimpin yang memiliki umur tidak bisa terbayangkan. Setelah melihat ke sekelilingnya. Tidak ada seorangpun yang dilihat.
"Apa yang kamu cari, Putri Tessa Flamboyan?" Suara tanya yang lembut menggetarkan jiwa terdengar menggema di udara, membuat sang dewi rembulan terpana. ''Apakah tugasmu sudah terselesaikan?"
Tugas? Apa maksud dari suara itu? Sesaat mengingat, hingga ia menyadari. Apakah yang dimaksud tugas adalah menemui Dark Shadow, lalu menasehati separuh jiwanya itu? Jika demikian, sudah pasti tugasnya selesai. Namun, itu hanya sekedar pemikiran Tessa. Bukan pemikiran dari sang pembicara.
"Tessa Flamboyan!" panggil suara itu mengalir mengikuti hembusan angin. "Lepaskan gelang perlindunganmu! Apa kamu melupakan tradisi di danau kerinduan? Biarkan alam merasakan kejujuran dalam diam."
Rumit tanpa ada pembenaran. Satu serpihan menjadi penyatuan. Akan tetapi, penyatuan belum tentu menjadi serpihan. Sistem alam, jiwa dan raga. Tidaklah sama, tetapi seimbang. Begitulah kenyataan di dunia alam. Di tengah hirup pikuk dunia nyata, di antara gelap dan cahaya. Disanalah alam kedua berada. Tidak nampak, jika memandang dengan kasat mata.
Terlalu lama tak berkunjung. Tessa lupa akan hal terpenting di dalam danau kerinduan. Tidak ada penyucian, jika ia tak melepaskan pelindung yang menjadi pagar keyakinan. Ia dewi rembulan, bukan keturunan dari pewaris penjaga tempatnya kini berendam. Ilusi yang ada disekelilingnya, membuat gadis itu tak menyadari.
Seorang pria terapung di belakangnya. Tubuh yang atletis dengan wajah tampan bak ksatria perang. Simbol mahkota yang tergambar di lengan kanan dengan tingkat kedamaian. Dia yang memejamkan mata tanpa beban. Menikmati air yang membawanya berputar-putar dalam kesendirian.
Semakin lama berendam. Kabut ilusi semakin mengaburkan. Tessa melakukan sebagaimana mestinya. Melepaskan gelang perlindungan, lalu memulai pemujaan dalam doa yang ia panjatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments