Tubuhnya terhempas hingga membentur dinding yang ternyata itu jalan buntu. Kepalanya berputar dipenuhi bintang, "Ampuun ...,"
Suara yang menggetarkan hati, terdengar pilu seperti tengah menggesek batang besi. Kilatan memancing rasa takut, tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Perlahan merangkak mencoba menjauh dari pria bertopeng yang ada di depannya. Namun, sia-sia.
Tangan kekar itu mengibaskan belati tajam yang langsung menusuk jantungnya. Sakit hingga mati rasa. Aroma anyir yang menghempaskan sisa kesadarannya. Cahaya terang matahari mulai meredup berubah gelap, semakin gelap hingga tak lagi mampu bertahan. Hembusan nafas terakhir meninggalkan raganya.
Melihat sasaran telah tiada. Pria bertopeng jongkok, ditariknya belati kesayangan yang selalu menikmati rasa darah para pendosa. Pembunuhan kali ini, bukan karena pekerjaan. Akan tetapi demi keadilan. Tangan yang tertutup sarung tangan merogoh saku celana si mayat.
"Hmm. Ini dia, akan ku kembalikan ke pemiliknya." gumamnya menatap sebuah cincin berlian berwarna hitam pekat.
Pria yang kini terkapar lemah tak bernyawa hanyalah seorang pencuri ulung, tetapi pencurian yang dilakukan tidak selihai itu. Ia melakukannya dengan cara mengancam korban bahkan. Tidak peduli korban akan menderita, luka atau apapun itu karena yang terpenting barang incaran bisa di dapatkan.
Sang pria bertopeng beranjak dari tempatnya, lalu berbalik. Akan tetapi, ketika berbalik ada seorang gadis yang melihat semuanya. Tatapan mata yang serius, walau tidak ada ekspresi terkejut sama sekali. Jadi, lebih baik pergi. Daripada harus menjelaskan hal yang tidak diperlukan.
Berjalan dengan santainya. Sang pria bertopeng tak menoleh, apalagi melirik ke arah gadis itu. Langkahnya terus berjalan tanpa beban. Anehnya, si gadis hanya diam dan membiarkan ia lewat tanpa bertanya. Tanpa pria itu sadari, jika gadis yang dipikir tidak mempersalahkan.
Gadis itu, justru mengikuti langkah kakinya. Dari satu gang ke gang berikutnya. Benar-benar membuat risih. Sang pria bertopeng menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menatap gadis yang berpura-pura tak mengikuti dia.
"Kemari!" Titah Sang Pria bertopeng pada gadis itu, tapi perintahnya tidak diindahkan. "Mau kemari, atau?"
Belati yang terselip ia perlihatkan, membuat gadis itu menundukkan pandangan. Ia tahu isi pikiran di dalam kepala pria itu, tetapi hanya seperti bayangan samar. Sepertinya, kekuatan pengendali pikiran tidak berfungsi untuk membaca pikiran sang pembunuh.
"Starla Putra Morgan." Panggil sang pria bertopeng tanpa keraguan, ''Atau mau aku sebutkan, wilayah tempat tinggalmu?"
Siapa dia? Bagaimana bisa tahu tentang identitasnya. Padahal, ia sudah mengubah cara berpakaian dan lain sebagainya. Namun, siapa sangka ada yang mengenal dirinya. Mau, tak mau. Ia berjalan mendekati Sang Pria Bertopeng.
Keduanya saling berhadapan, walau hanya melalui tatapan mata untuk melakukan perkenalan singkat. Satu tarikan tangan mencengkram Starla, menghentakkan tubuhnya ke dalam pelukan pria asing itu. Bisikan lembut, tetapi menghanyutkan. Kata-kata indah tak berbingkai.
Hembusan angin yang menerpa menebarkan aroma wangi cendana. Perlahan kelopak matanya mulai menutup mengikuti alunan musik yang entah datang dari mana. Pemandangan terakhir yang ia lihat, netra hitam bergaris merah hati. Jernih, tegas, tetapi begitu tajam.
Kesadaran yang menghilang, membuat tubuh Starla lemah tak berdaya. Tanpa kata, pria itu menggendong sang gadis yang pasti akan menjadi beban hidup baru. Entah kenapa, ia harus bertemu orang yang memiliki salah satu kekuatan di dunia ini.
Bagi mereka yang memiliki kelebihan. Maka tidak sulit untuk membedakan manusia biasa dan manusia berilmu. Termasuk Starla yang memiliki tubuh diselimuti cahaya putih. Sudah pasti gadis itu dari pengendali pikiran.
Namun, bayangan mahkota yang menggambarkan sekilas masa lalu. Itulah kenapa, ia tahu, jika Starla adalah penerus ras pengendali pikiran. Sementara itu, dirinya sendiri masih tidak paham. Kenapa memiliki beberapa kekuatan yang bisa dikendalikan secara bersamaan.
Aku akan membawamu ke tempat seharusnya.~batin pria itu meninggalkan tempatnya berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments