Kumpulkan semua orang di aula!" tegas Starla membuat semua orang sumringah, mereka merasakan aliran hangat dengan sinar harapan. "Umumkan, pemakaman terakhir Ayah Morgan akan dilangsungkan bersama penobatan ku."
Satu perintah dari Starla mengubah suasana. Orang-orang boleh berduka, tetapi mereka tidak kehilangan sinar harapan. Mereka sadar, usia gadis itu masih belia. Namun, selama ini secara tidak langsung. Putri tunggal Tuan Morgan selalu ikut andil dalam mengambil keputusan.
Dimana gadis itu, tidak pernah sungkan ketika mendengar ada hal yang tidak benar atau nampak ganjil. Banyak masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan cara sederhana. Caranya yang lembut, tetapi mematikan lawan.
Seluruh warga yang tinggal di wilayah itu berbondong-bondong untuk menghadiri upacara terakhir Tuan Morgan. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan terakhir untuk melihat wajah sang tuan yang selalu memancarkan keteduhan.
Begitu juga dengan Starla yang harus bersiap. Tidak peduli seberapa dalamnya duka yang harus ia tahan. Kini, perasaannya tidak lagi berarti karena kesejahteraan dan kedamaian warga menjadi tanggung jawabnya. Walau harus kehilangan kedua orang tua sekaligus.
Orang-orang berkumpul di tempat kremasi. Ritual pemakaman bukanlah dikubur. Ketika seorang pengendali pikiran meninggal, maka orang bisa mengambil kesempatan dengan melakukan operasi pemindahan memori.
Kecanggihan yang sempurna. Tidak ada yang tahu, tetapi mereka yang bisa membaca pikiran selalu mengumpulkan banyak informasi untuk kepentingan bersama. Misal, ketika seorang pengendali pikiran berada di rumah sakit. Orang itu bisa menyerap ilmu pengetahuan dan menjadikan buku catatan.
Bisa dibilang, pencurian tanpa dosa. Oleh karena itu, raga setiap pengendali pikiran harus dibakar menjadi abu. Starla berjalan meninggalkan kamarnya. Penampilan serba putih, dan jepit kupu-kupu pemberian sang ayah di hari ulang tahun terakhirnya yang terselip menghiasi rambut.
"Non, sudah siap?" tanya Bibi yang merawatnya sejak bayi.
Sejenak menghela nafas. Haruskah ia meneruskan langkah kakinya? Kenapa terasa begitu berat. Apakah ini yang disebut pemaksaan tanpa rasa? Semua kegelisahan membelenggu jiwa. Ingin menghilang, tetapi tatapan mata semua orang menghentikannya.
"Bi, siapkan semua keperluan ku. Setelah semua berakhir, aku akan ke kota mencari tahu penyebab kedua orang tuaku meninggal." ucap Starla tak ingin dibantah, membuat bibi mengangguk pasrah.
Gadis dengan segala kelebihan dan kekurangannya melangkah menuju tempat kremasi. Langkah yang berat dengan emosi berkecamuk. Hari ini, tidak pernah dibayangkan. Dulu, ia hanya ingin memiliki hidup sederhana. Menikah, lalu memiliki keluarga normal.
Namun, takdir memiliki kehendak lain. Sang pendeta yang membacakan doa, mengembalikan sisa kesadarannya. Tatapan mata tak lepas dari kobaran api yang membara. Satu sisi kremasi dimulai, begitu juga dengan penobatan nya.
Kitab yang menjadi milik ayahnya. Hari ini, beralih ke pangkuan tangannya. Janji kesetiaan dan pengorbanan ia ikrarkan tanpa keraguan. Keheningan yang mencekam, seketika mencair. Ketika mahkota bunga anggrek terpasang sempurna melingkari kepala Starla.
"Hidup, Putri Starla!"
"Hidup, Putri Starla!"
Starla mengangkat tangannya, lalu semua orang berhenti menyerukan namanya. "Terima kasih atas kepercayaan kalian, padaku. Sebagai pemimpin baru, aku tidak akan menjanjikan hal manis. Akan tetapi, berkati putri kalian ini untuk menyeret pembunuh pemimpin terdahulu."
Apa arti pemimpin? Pemimpin bukan orang yang menguasai pikiran rakyatnya, tetapi yang mencintai rakyat di hatinya. Rasa takut bisa menjadi awal kekuasaan, namun cinta bisa membebaskan ketidakadilan. Starla memulai kehidupan barunya dengan menjadi pemimpin Ras pengendali pikiran.
Sementara itu, di kota. Manusia yang tidak memiliki kekuatan, apalagi pengetahuan tentang dunia lain di zaman modern. Justru sibuk mencetak uang demi kekayaan. Tidak semua orang serakah, tetapi mereka yang serakah selalu siap mengorbankan segalanya agar tetap berjaya.
Dua hari berlalu.
Sang mentari bersinar menghangatkan dunia. Ditengah hiruk-pikuk kendaraan, seorang pria berlari tunggang langgang. Sesekali menoleh ke belakang, ntah siapa yang tengah memburunya. Setelah berlari sekuat tenaga. Ia berhenti di depan sebuah gang. Tiba-tiba ada tangan yang menarik kaos belakangnya.
Tubuhnya terhempas hingga membentur dinding yang ternyata itu jalan buntu. Kepalanya berputar dipenuhi bintang, "Ampuun ...,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments