Bab 2: Dejavu

"Yuke!" panggilan dingin sang Tuan menyentak kesadaran semua pelayan.

Matilah aku. Apa salahku, ya?~ batin gadis bertumbuh gempal, ingin rasanya berlari, tetapi jangan untuk lari. Sekedar menggerakkan satu mili engsel tubuhnya saja, ia tak sanggup lagi.

Yuke tahu. Jika saat ini, semua orang tengah menahan nafas. Tentu, mereka ingin menjaga diri mereka sendiri. Seakan takut, akan ada mayat hidup berpatroli. Setengah kesadaran yang tersiksa, membuat gadis gempal itu bergerak seperti robot rusak.

Lelet. Itulah penilaian sang tuan. Keterlambatan sang pelayan menghabiskan waktunya yang berharga. Tanpa permisi, pria itu menjentikkan jemarinya. Tiba-tiba hembusan angin berhenti, semua orang mendadak diam membeku.

Tidak peduli dengan kekuatan yang ia miliki disebut anugrah atau kutukan. Baginya, semua hanyalah sarana untuk mendapatkan seluruh tujuan hidupnya. Tanpa berpikir dua kali, ia meraih pisau buah yang tergeletak di atas ranjang. Lalu berjalan menghampiri Yuke sang pelayan.

Tuan Muda berhenti, lalu memperhatikan tubuh pelayannya itu. Tidak cantik, tetapi justru seperti bola karena saking gempalnya. Pisau yang ia genggam, dialihkan berubah menjadi Yuke yang menggenggamnya. Tak lupa, ia juga memposisikan pisau itu tepat mengarah ke tangan lain sang pelayan.

Langkahnya memutari tubuh si pelayan hingga berdiri di belakang semua pelayan yang berbaris menunduk. Sekali lagi, menjentikkan jemarinya. Waktu yang terhenti kembali berputar. Tak berselang lama terdengar suara jeritan dari Yuke.

Pelayan yang malang. Akibat keteledorannya, gadis itu melukai tangannya sendiri secara reflek. Namun, semua dikejutkan dengan kepergian Tuan Muda mereka. Sebenarnya banyak pertanyaan yang terus mengusik ketenangan mereka.

Bagaimana tidak? Setiap kali, Tuan Muda memanggil nama salah satu pelayan. Maka sesuatu yang ganjil selalu terjadi. Tempo hari, tiba-tiba pak kebun berteriak minta tolong. Pria yang baru bekerja selama satu bulan itu, mengalami luka potong tangan kirinya.

Bagaimana semua itu terjadi? Tidak ada yang bisa mencerna karena semua seperti separuh kejadian. Walau begitu, tidak mungkin menuduh Tuan Muda karena sang majikan bahkan tidak berada di tempat kejadian. Sama seperti hari ini, di saat Yuke menggores tangannya sendiri.

Semua peristiwa, tak ubahnya peristiwa yang terus berulang dari waktu ke waktu. Ini biasa di sebut dengan Dejavu. Maka, perasaan yang sama akan selalu hadir tanpa diminta.

Mereka semua tinggal di dalam rumah seorang pria yang memiliki kekuatan tersembunyi. Di dunia modern, hal seperti itu mustahil, tetapi sungguh itu masih ada. Meski tidak semua orang tahu, kecuali mereka yang terlahir sebagai sang pemburu kekuatan.

Beralih pada sang Tuan Muda. Pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya itu, duduk sambil menatap bingkai foto persegi panjang. Namun, tidak ada satu fotopun yang menghuni bingkai tersebut. Tatapan mata kosong, seluruh pikirannya berkelana mencoba menyatukan serpihan memori.

Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Berulang-ulang dilakukan, namun tak mengubah kegelisahan yang menggerogoti hati dan pikirannya. Bayangan topeng ditengah kegelapan bersama kilauan pedang masih menjadi satu-satunya bukti mencapai tujuan hidupnya.

Rasa sakit yang mendera, bintang-bintang yang berputar. Semakin menyiksa, "Arrrggghhh,"

Suara erangan itu menggema, bahkan memantul. Sekelebat bayangan terus menghantuinya, tangan panjang mencoba untuk menggapainya. Sekuat tenaga menahan nafas bersembunyi dari balik kegelapan. Tiba-tiba ruangan besar itu mengecil, semakin lama terasa semakin menyesakkan.

Keringat bercucuran dengan kedua tangan mengepal. Otot-otot yang menyembul, serta wajahnya yang pucat pasi. Ini bukan mimpi. Semua bayangan hitam yang siap merenggut nyawanya terus mencoba melacak keberadaannya.

Tuan Muda memejamkan mata, memulai hitungan yang akan menjadi ketenangannya. Hitungan dimulai. Perlahan badai yang mencengkram jiwa melebur menghilang bersama hembusan angin. Ia tak bisa menggunakan kekuatannya.

Setiap kali, para bayangan mencoba mendekat. Rasa sesak yang mencengkram akan menjadi ayunan kematian baginya. Setiap kali, maut bersiap menyentuh jiwanya. Suara lembut yang tersimpan di dalam memory akan terdengar bagaikan lagu nina bobo. Nasehat yang selalu ia dengarkan sebelum tidur.

"Putraku, sayang. Sebanyak apapun bayangan mencoba merebut inti jiwamu. Cinta kami akan selalu melindungimu. Seperti malam tak berbintang, jangan pernah membiarkan rasa takut menguasai hati mu."

Episodes
1 Bab 1: Sang Tuan
2 Bab 2: Dejavu
3 Bab 3 : Secret Job
4 Bab 4: Starla menjadi Pemimpin
5 Bab 5: Sang Pria Bertopeng
6 Bab 6: BASECAMP
7 Bab 7: Jaminan atas Starla
8 Bab 8: Dark Shadow
9 Bab 9: Tak di Anggap
10 Bab 10: Rasa Penasaran
11 Bab 11: Jiwa yang Tersisa
12 Bab 12: Tuan Muda, Tuan Elang
13 Bab 13: Hutan Kematian
14 Bab 14: Patung Azazil, Kisah Sebastian
15 Bab 15: Penerimaan, Penolakan
16 Bab 16: Flashback
17 Bab 17: Tessa Flamboyan
18 Bab 18: Ikatan
19 Bab 19: Takdir
20 Bab 20: Hembusan Angin
21 Bab 21: Key Soul
22 Bab 22: Sama-sama merasakan
23 Bab 23: Dejavu Waktu
24 Bab 24: Keduanya
25 Bab 25: Setuju
26 Bab 26: Lembah Jerat Emosi
27 Bab 27: Dua untuk Satu
28 Bab 28: Lembayung putri Kepala Desa
29 Bab 29: Lembayung II
30 Bab 30: PERJALANAN
31 Bab 31: Tahanan
32 Bab 32: Taman Putaran
33 Bab 33: Gerbang Sang Waktu
34 Emergency Time
35 Bab 34#MASA LALU?
36 Bab 35#BUNDA SIWANG
37 Bab 36#DIABAIKAN
38 Bab 37#TERJEBAK KABUT ANEH
39 Bab 38#DATURA TWIN'S
40 Bab 39#TESSA SADAR KEMBALI
41 Bab 40#KEMBALI SIBUK
42 Bab 41#MENGUSIR TERANG-TERANGAN
43 Bab 42#FLASHBACK
44 Bab 43#MANGSA
45 Bab 44#SADAR DIRI
46 Bab 45#SELEPAS KENANGAN
47 Bab 46#GUA
48 Bab 47#Pil Dan Hui
49 Bab 48#KETAHUAN MENGUPING
50 Bab 49#KEMBALI TENANG
51 Bab 50#SEPASANG KEKASIH
52 Bab 51#SETUJU
53 Bab 52#HAK TAK DITENTUKAN
54 53#PASAR LARANGAN
55 Bab 54#PENJELAJAHAN
56 Bab 55#KEPUTUSAN TESSA-KEBERADAAN ELANG
57 Bab 56#DUA SISI BERBEDA
58 Bab 57#KITAB KELUARGA
59 Bab 58#YANG DITUAKAN
60 Bab 59#RASA TAKUT?
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1: Sang Tuan
2
Bab 2: Dejavu
3
Bab 3 : Secret Job
4
Bab 4: Starla menjadi Pemimpin
5
Bab 5: Sang Pria Bertopeng
6
Bab 6: BASECAMP
7
Bab 7: Jaminan atas Starla
8
Bab 8: Dark Shadow
9
Bab 9: Tak di Anggap
10
Bab 10: Rasa Penasaran
11
Bab 11: Jiwa yang Tersisa
12
Bab 12: Tuan Muda, Tuan Elang
13
Bab 13: Hutan Kematian
14
Bab 14: Patung Azazil, Kisah Sebastian
15
Bab 15: Penerimaan, Penolakan
16
Bab 16: Flashback
17
Bab 17: Tessa Flamboyan
18
Bab 18: Ikatan
19
Bab 19: Takdir
20
Bab 20: Hembusan Angin
21
Bab 21: Key Soul
22
Bab 22: Sama-sama merasakan
23
Bab 23: Dejavu Waktu
24
Bab 24: Keduanya
25
Bab 25: Setuju
26
Bab 26: Lembah Jerat Emosi
27
Bab 27: Dua untuk Satu
28
Bab 28: Lembayung putri Kepala Desa
29
Bab 29: Lembayung II
30
Bab 30: PERJALANAN
31
Bab 31: Tahanan
32
Bab 32: Taman Putaran
33
Bab 33: Gerbang Sang Waktu
34
Emergency Time
35
Bab 34#MASA LALU?
36
Bab 35#BUNDA SIWANG
37
Bab 36#DIABAIKAN
38
Bab 37#TERJEBAK KABUT ANEH
39
Bab 38#DATURA TWIN'S
40
Bab 39#TESSA SADAR KEMBALI
41
Bab 40#KEMBALI SIBUK
42
Bab 41#MENGUSIR TERANG-TERANGAN
43
Bab 42#FLASHBACK
44
Bab 43#MANGSA
45
Bab 44#SADAR DIRI
46
Bab 45#SELEPAS KENANGAN
47
Bab 46#GUA
48
Bab 47#Pil Dan Hui
49
Bab 48#KETAHUAN MENGUPING
50
Bab 49#KEMBALI TENANG
51
Bab 50#SEPASANG KEKASIH
52
Bab 51#SETUJU
53
Bab 52#HAK TAK DITENTUKAN
54
53#PASAR LARANGAN
55
Bab 54#PENJELAJAHAN
56
Bab 55#KEPUTUSAN TESSA-KEBERADAAN ELANG
57
Bab 56#DUA SISI BERBEDA
58
Bab 57#KITAB KELUARGA
59
Bab 58#YANG DITUAKAN
60
Bab 59#RASA TAKUT?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!