Seperti yang sudah direncanakan, Julian beserta tim sepak bolanya dan juga para pengurus, kini sudah berada di rumah Bapak lurah setempat. Mereka sengaja berkumpul untuk merayakan kemenangan desa mereka atas pertandingan sepak bola antar desa yang diselenggarakan pihak kecamatan. Meskipun hanya sekelas kecamatan, tapi yang namanya kemenangan, tetap cukup membanggakan bagi siapapun yang merasakannya, termasuk warga desa tersebut.
Julian yang menjadi bintang pertandingan pun tak luput dari sorotan para warga. Banyak yang memuji kepandaian Julian dalam bermain bola, terutama kaum wanita. Mereka seakan menganggap Julian sosok yang sempurna dan lelaki idaman yang memiliki paket komplit. Selain mahir dalam bidang olahraga, wajah tampan Julian dan juga usaha yang dia jalani, menjadi tolak ukur kalau pemuda itu sangat pas dijadikan suami atau menantu.
Acara syukuran kemenangan pun berlangsung dengan lancar. Acara yang juga dihadiri oleh pemuka agama setempat, perangkat desa dan juga beberapa warga, berjalan tanpa ada hambatan yang berarti. Setelah acara doa bersama selesai, kini saatnya mereka menyantap hidangan yang telah dsiapkan oleh ibu ibu pkk.
"Heh, Jul. Setelah ini, kita ke rumah Faiz ya? Nggak enak soalnya. Dia sibuk sendirian, tapi kita yang teman dekatnya malah nggak bantuin sama sekali," usul Ucup setelah selesai menyantap makanannya.
"Apa nggak kemalaman? Ini aja udah jam sembilan," Adi yang menjawabnya.
"Ya nanti kita pulangnya lewat depan rumahnya lah. Kalau udah gelap, berarti Faiz udah tidur," balas Ucup.
"Terserah kalian aja deh, aku ngikut aja," ucap Julian pasrah.
"Sipp!" balas Ucup. Mereka lalu kembali melanjutkan obrolan. "Oh ya, Jul, gimana soal Safira? Kamu serius nggak mau berusaha ngejalanin sama dia?"
"Oh iya, Jul. Namira juga ngarepin kamu loh. Kamu nggak mau nanggepin?" Adi ikut menimpali.
Julian sejenak menatap kedua sahabatnya. "Kamu bawa Safira, kamu bawa Namira, nanti si Faiz bawa Kamila. Kenapa kalian nggak pacarin mereka aja sih?"
"Astaga, Jul! Kamu tuh ya? Selalu begitu. Kenapa sih kamu nggak coba sekali aja jalan sama cewek?" Ucup berkata dengan nada sedikit kesal.
"Benar. Lagian kita juga udah punya pacar. Nah kamu kapan? Nggak capek apa dikira pria nyimpang mulu?" Oceh Adi.
"Peduli amat dengan omongan orang. Kalau udah saatnya juga, aku pasti bakalan dapat cewek. Kalian nggak perlu khawatir," balas Julian dengan santainya. Meski hatinya cukup kesal jika sudah membahas wanita wanita yang mengejarnya.
Namira, Safira dan Kamila, adalah tiga wanita dari temannya pacar para sahabat Julian. Masing masing dari wanita itu, sudah saling ketemu dan sempat ngobrol dengan Julian. Meski pertemuan mereka berakhir mengecewakan bahkan sangat menyakitkan, tapi tiga wanita itu malah seperti tertantang saat mendengar Julian memang susah ditaklukan.
Sebagai sahabat, Ucup, Adi dan Faiz, tentu saja sangat peduli dengan Julian. Bahkan mereka sering merasa tidak enak jika mereka sedang pergi berkencan dengan pacar masing masing. Mereka juga kadang membayangkan jika ke empat pria itu pergi bersama bersama pasangannya masing masing. Tapi sayang, itu hanya sebatas angan yang entah kapan bisa terwujudnya.
Dimalam yang sama di lain tempat.
"Kamu serius, masih mau ngejar Julian?" tanya Rahma kepada sosok gadis cantik bernama Safira. Rahma adalah kekasih Ucup, sahabat Julian.
"Iya lah, kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Safira sambil menyeruput es bobanya.
"Bukannya nggak suka, Fir!" Seru Rahma. "Apa kamu nggak sakit hati dengan sikap dia ke kamu tempo hari?"
"Ya nggak munafik sih, aku kecewa banget sama sikap itu cowok. Tapi setelah dipikir pikir, aku yakin, Julian pasti cowok yang sangat setia," jawab Safira santai.
"Terus, bagaimana caranya kamu akan mendekatinya? Di chat aja, dia cueknya bikin darah tinggi," ucap Rahma yang kadang ikutan kesal dengan sikap sahabat dari kekasihnya itu. Baru kali ini, ada pria dideketin wanita cantik, malah nolak dengan perkataan yang sangat kasar.
"Aku yakin, suatu saat nanti aku pasti akan menemukan jalan agar aku bisa dekat dengan Julian. Yang penting tetap berusaha aja," jawab Safira dengan penuh keyakinan dan terlihat sangat optimis.
"Cih, percaya diri banget kamu," cibir Rahma.
"Harus, dong! Hahaha ..."
Dan masih di malam yang sama, di sebuah kamar yang memakai lampu dengan cahaya yang remang remang, terlihat seseorang sedang memandangi foto seorang pria yang tersebar dan menempel di seluruh dinding kamar itu. Foto seorang pria yang sudah mencuri perhatian dari si pemilik kamar sejak lama. Orang dalam kamar itu benar benar memandangi wajah pria dalam foto dengan pandangan penuh cinta.
"Julian, aku mencintaimu, tunggu waktunya tiba, Sayang. Kau pasti akan bahagia, jika bersamaku."
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
cutegirl01
siapa tuh,,penasaran nih
2023-02-24
0
Ani Tiara°°☆^☂⃝⃞⃟ᶜᶠ ♡~~
Nyari yg model gimana sih Jul?
Laaach... itu siapa lagi tuh???
2023-01-28
1
Riana
ini laki pa perempuan jd misteri
2023-01-17
0