Chiyo Dibius Dan Dibawa Ke Indonesia

"Aaaaaaa..." teriak Chiyo dari awal nya kencang tiba-tiba melemah karena suntikan dari pengawal pribadi Daddy nya.

"Bagaimana? Apa sudah beres semua?" tanya Daddy Kenji.

"Daddy...Dad!" Mommy Mia seraya geleng-geleng kepala tidak tega kepada putra nya.

Ya, Chiyo istilah kasarnya diasingkan oleh Daddy nya sendiri dengan cara yang tidak lazim. Chiyo dibawa para pengawal ke bandara berikut koper besar nya dan dimasukkan ke jet pribadi milik keluarga mereka yang berada di bandara Narita.

Wuzz

Chiyo bahkan tidak bisa menikmati perjalanan udara nya saat berada di jet pribadi. Dia terus tertidur dan selalu diawasi oleh para pengawal yang sudah diutus oleh Daddy Kenji guna meneropong putra nya dari kejauhan meskipun pada akhirnya terkesan seperti ditelantarkan atau dibuang begitu saja saat nanti Chiyo sudah sampai di Jakarta.

Dosis pada obat bius yang cukup tinggi membuat Chiyo tertidur lelap layaknya seorang bayi.

Ketika jet pribadi milik Hanzo Grup sudah tiba di kota Jakarta pun, Chiyo bahkan belum sadar, hingga lancar lah rencana Daddy Kenji meletakkan begitu saja tubuh putra berdarah Jepang-Indonesia nya itu tepat di depan pintu masuk Hanzo Market, seperti layaknya orang gila.

Hanya koper besar yang ada di dekat Chiyo yang tengah tidur terlentang diatas lantai tidak jauh dari pintu masuk Hanzo Market.

Daddy Kenji tidak memberikan fasilitas apa pun. Daddy Kenji juga tidak memberikan sepeser pun uang sebagai pegangan untuk Chiyo.

Sampai dimana Chiyo akhirnya membuka mata perlahan untuk kedua kalinya setelah dia tidak sadarkan diri. Pria tampan rupawan yang berusia kurang lebih 25 tahunan itu akhirnya duduk sembari memegangi pelipis sebelah kanannya. Memenuh kan kesadaran nya dan betapa terkejutnya ketika dia melihat pemandangan berbeda yang asing baginya.

Dengan mata terbuka penuh dan dengan nafas cepatnya pula. Dia menggeser kepala seraya mengedarkan mata nya ke sekeliling. Dari kejauhan pula, pengawal pribadi yang diutus oleh Daddy Kenji tetap mengawasi Chiyo.

Sebagian orang cukup memperhatikan dia dan setengah dari yang lainnya menganggap dia mungkin pria gila. Karena tidur tidak jauh di depan pintu masuk Hanzo Market. Supermarket terbesar di kota Jakarta. Dan memiliki cabang ratusan di setiap kota lainnya. Itu semua adalah milik dari Daddy Kenji berikut keluarga besar nya, yakni Hanzo Group.

Chiyo menundukkan kepala pasrah. Dia tahu,jika sepertinya Daddy Kenji tidak main-main dengan hukuman nya kali ini.

Barulah Chiyo terbesit penyesalan meskipun tidak ada air mata yang jatuh pada kedua pipinya seperti kebanyakan orang. Namun cukup dapat dibayangkan. Hidupnya yang terbiasa di atas kata mewah dan bisa kapan saja menghabiskan uang miliaran dengan hitungan detik saja. Sekarang, dalam sekejap dia tak ubahnya seperti pengemis jalanan. Tidak ada bedanya dengan gelandangan.

Chiyo bahkan hampir pingsan menerima kenyataan. Tapi jika pingsan kembali. Bukan malah menyelesaikan masalah, yang ada menambah masalah. Dan tidak kunjung ada kata penyelesaian.

Kruk krug krug

Bunyi perutnya yang mulai keroncongan. Dia akhirnya bangkit setelah cukup lama terduduk dengan termenung memikirkan banyak hal yang sudah sia-sia dia lewatkan. Benar kata Daddy nya. Belum menjalani nya saja, dia hampir keliyengan memikirkan cara untuk mendapatkan selembar uang rupiah guna membeli makan untuk mengisi perutnya.

Kedua mata Chiyo langsung tertuju pada kertas yang sengaja Daddy Kenji menyuruh orang kepercayaan nya di Jakarta untuk memberi pengumuman bertuliskan besar di depan pintu masuk Hanzo Market. Supaya Chiyo dapat melihatnya dan melamar bekerja di Hanzo Market yang sebenarnya adalah milik nya sendiri. Namun Chiyo tidak mengetahuinya, karena memang dia tidak peduli dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga nya.

"Lowongan pekerjaan?" Chiyo menghampiri tulisan besar yang tertempel pada pintu masuk Hanzo Market dengan menggeret koper besar miliknya. "Aku tidak boleh menyia-nyiakan nya."

Meskipun perut Chiyo lapar. Namun dia berusaha menahan nya dan mengajak perutnya untuk bekerja sama.

Menitipkan koper pada tempat penitipan dan membenahi kemeja yang dia kenakan dengan mencuci wajahnya di toilet terlebih dahulu.

Namun saat dia keluar toilet dan itu tempatnya bersebelahan dengan toilet wanita, dia melihat sosok wanita yang bisa dibilang seumuran dengan nya. Parasnya cantik dan terlihat ada perpaduan Indonesia dan negara mana entahlah, namun perasaan Chiyo mengatakan hal demikian.

Chiyo tertegun untuk sesaat tidak bergerak dan terus memandang paras wanita yang hampir bersamaan keluar dari toilet dengan nya.

"Akira!" seru Hana teman Akira yang mau mengajak nya istirahat makan siang di kantin.

"Jangan tarik-tarik, pelan-pelan saja jalannya," jawab Akira karena tidak mau pecicilan seperti Hana.

Ya, dia adalah Akira Arata. Ayahnya seorang bule blasteran Rusia dan Jepang. Sementara ibunya adalah wanita asli pulau Dewata Bali. Namun ayah Akira sudah meninggal dan tinggal ibunya yang tinggal bersama kakak-kakaknya.

Akira sengaja mengadu nasib di kota Jakarta. Dan berujunglah dia di terima bekerja sebagai staf di bagian Divisi Meat and Frozen di Hanzo Market yang namanya cukup populer di telinga.

Chiyo bahkan terus memandangi wanita itu tanpa berkedip dan sepertinya membuat nya tertarik. "Akira, nama dia Akira." Chiyo yang bergumam sendirian menyebut nama itu dan kemudian buyar dikala ingat jika sebenarnya dia akan masuk ke supermarket Hanzo untuk melamar kerja sebagai staf tambahan.

Tepatnya di ruang office.

"Tampan juga kamu, oke aku terima karena Divisi Meat sedang membutuhkan staf tambahan. Tapi lain kali, kalau melamar pekerjaan itu harus niat. Siapkan surat lamaran pekerjaan supaya saya paham asal usul kamu." Cukup centil diawal nya namun mendadak menjadi tegas pada kalimat akhir yang diucapkan oleh petugas wawancara.

"Baik, terimakasih." Chiyo kemudian meninggalkan office lewat pintu belakang dari Hanzo market. Cukup puas, karena sedikit banyak ketampanannya membuat petugas Hanzo Market akhirnya menerima nya. Dia kemudian berganti seragam dan langsung mulai bekerja hari itu.

Padahal tidak seperti itu. Meskipun seluruh karyawan baik staf biasa maupun Manager dan Asisten Manager, tidak ada yang mengetahui jika Chiyo adalah putra dari pemilik Hanzo Market tersebut. Hanya saja orang penting paling tinggi jabatan nya mendesak untuk ada staf tambahan baru dalam hari itu juga karena dia mau berkunjung ke Hanzo Market di Jakarta.

Untuk kedua kalinya, Chiyo bertemu Akira yang ternyata dia sedang sibuk menambah kembali buah anggur red globe yang sedang turun harga besar-besaran.

Chiyo yang tersenyum melihat Akira yang terlihat kewalahan menjawab dari tidak hanya satu atau dua pertanyaan pelanggan tentang harga promo di hari Minggu itu.

"Anggur yang ini ya mbak yang promo?" tanya pelanggan disela-sela kesibukan kedua tangan Akira yang mengambil tangkai per tangkai buah anggur red globe dari kardus nya untuk ditata di tempat yang sudah disediakan.

"Iya Bu, ini yang promo ya. Yang itu harga normal." Akira yang menunjuk pada anggur hijau yang dipegang oleh salah satu customer.

Pandangan Chiyo tidak lepas sedikit pun dari Akira, parasnya sejak tadi sudah mencuri hatinya dan semakin berbunga, jika ternyata Akira satu divisi dengan nya.

"Silahkan untuk varian ikan diskon 50%, termasuk salmon nya. Silahkan, jangan lupa dimasukkan ke keranjang belanja anda." Tama yang sibuk mempromosikan bagian nya.

Ya, hari Minggu cukuplah ramai dan bisa dibilang sangat padat Hanzo Market dengan lautan manusia. Apalagi promo-promo spesial selalu diberikan kepada para customer sehingga membuat Hanzo Market adalah tempat belanja pilihan nomor satu di kota Jakarta.

"Tama!" panggil Bu Chika yakni team leader di bagian Meat and Frozen.

"Iya Bu." Tama yang meletakkan mikrofon untuk alat promosi nya dan menghampiri ibu Chika.

"Ini Chiyo, tolong ajari ya Tama. Chiyo, ini Tama." Keduanya pun bersalaman namun karena Chiyo yang melihat Tama penuh dengan keringat yang berjatuhan di area wajahnya, membuat Chiyo yang awalnya enggan bersalaman dengan Tama, mau tidak mau, dia harus terbiasa dengan kehidupan rakyat jelata versi nya.

Bagaimana tidak? Meskipun Chiyo memakai seragam kebesaran Hanzo Market yang hanya kaos berkerah dan topi dengan warna senada. Tetap saja, tidak membuat Chiyo kampungan layaknya rakyat jelata. Sepatu yang dikenakan nya. Masih dibilang keluaran terbaru dari brand ternama yang harganya saja bisa sejuta kali lipat dari gaji pekerja Hanzo Market.

"Kalian lanjutkan ya, ibu Chika tinggal."

"Baik Bu," sahut Tama sementara Chiyo hanya memberi hormat dengan sedikit menundukkan kepala nya.

Akira yang selesai pun kembali ke gudang dengan membawa kardus kosong yang dia letakkan di atas troly dan berjalan masuk ke gudang frozen tempat buah dan hendak mengambil buah kembali.

Namun tidak disangka, jika Chiyo tengah berada di dalam gudang dingin itu dan hendak keluar hingga pintu besi tebal itu terdorong mencium kening Akira.

"Aw..." Meskipun terbilang pelan, namun tetap saja tersisa rasa sakit di dahi Akira.

"Sorry..." ucap Chiyo dengan mata mereka yang saling memandang.

BERSAMBUNG

Akira Arata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!