Aku melakukan rutinitas ku seperti biasanya. Setelah sampai kantor, aku kembali fokus dengan semua pekerjaan yang sudah Marsha siapkan. Dari jadwal yang Marsha buat, tidak ada meeting keluar kantor.
Hanya saja, Marsha mengirimkan pesan bahwa hari ini dia akan menyeleksi para pelamar yang akan menggantikan posisinya.
Aku menyalakan murotal Qur'an sambil mengerjakan pekerjaan ku. Ibadah nya dapet, kerjaan nya kelar. Semua akan alim, pada waktunya 😆 sikonnya 🤭.
.
.
Marsha yang tampak elegan dengan balutan blazer dan celana kulot berwarna cream itu akan memulai interview dengan para kandidat yang sudah lolos uji dari pihak HRD.
Mereka sudah dipastikan masuk, hanya saja untuk menjadi aspri atau sekretaris Dirut harus memenuhi kualifikasi.
"Oke! Perkenalkan, nama saya Marsha Milanisti. Saat ini saya menjabat sebagai sekertaris utama di HS grup."
"Di sini, hari ini saya yang akan langsung menyeleksi kalian-kalian yang sudah berada di tahap ini. Kalian sudah di pastikan di terima di perusahaan ini. Hanya saja, untuk menggantikan posisi saya, saya harus yakin jika 'dia' mampu dan pantas menggantikan saya!"
Tidak ada sahutan apa pun dari para kandidat yang ada di ruangan ini.
"Oke! Harus saya beritahu dari awal! Siapapun nanti yang akan menjadi sekretaris atau Aspri pak Dirut, dia harus lah orang yang kompeten. Bisa menempatkan diri. Dan yang paling penting, profesional!"
Huh! Lo ga ngaca Marsha????! Teriak Marsha sendiri.
"Baiklah, saya akan mewawancarai kalian satu per satu. Pak Azam, silahkan panggil satu persatu ke ruangan!", titah Marsha pada pak Azam, bagian HRD.
Beberapa menit berlalu, tapi Marsha belum mendapatkan yang sesuai dengan kriterianya. Alby kan hanya terima beres.
Dan akhirnya, sampai pada kandidat terakhir. Seorang pria mungkin seumuran dengan Alby. Tapi dari wajahnya, dia lebih 'kebapakan'.
"Silahkan, perkenalkan diri anda!", pungkas Marsha pada kandidat terakhir.
"Perkenalkan, nama Azmi. Usia saya tiga puluh tahun. Pendidikan terakhir saya S1 Bisnis Manajemen. Saya sudah menikah dan memiliki putri berusia tujuh tahun."
"Oke! Pekerjaan anda sebelumnya?"
Pria itu tampak menghela nafas panjang.
"Saya pernah bekerja di PT Sibuk, staff accounting. Tapi sejak istri saya sakit, saya resign dari perusahaan tersebut. Fokus merawat istri dan anak saya. Saya jualan makanan ringan di rumah."
Marsha mengangguk.
"Lalu? Kenapa sekarang malah bekerja lagi? istri anda sudah sembuh?"
Azmi lagi-lagi menarik nafasnya. Setelah itu ia tersenyum.
"Alhamdulillah, istri saya sudah tidak merasakan sakit lagi. Beliau sudah meninggal tiga Minggu yang lalu."
Marsha mengangguk paham. Ternyata, dia senasib dengan Alby. Apakah mereka bisa menjadi partner kerja dan juga teman? Karena, selama ini Alby hanya dekat dengan nya. Kurang begitu suka bergaul dengan perempuan asing. Bahkan makin ke sini, Alby semakin jutek. Tak seramah dulu saat masih beristri.
"Kalo begitu, siapa yang menjaga putri anda?"
Lagi-lagi Azmi menghela nafasnya.
"Alhamdulillah, putri saya, saya masukkan ke ponpes Bu Marsha!"
Marsha semakin yakin jika Azmi itu satu server dengan Alby.
"Jadi, sekarang anda tinggal sendiri?"
"Iya Bu!", jawab Azmi.
Setelah itu, Marsha mengulurkan tangannya pada Azmi. Tapi Azmi bergeming, hanya menatap tangan Marsha yang sudah terlanjur terulur.
Azmi menakupkan kedua tangannya di dada.
"Maaf Bu Marsha, saya....!"
Marsha menurunkan tangannya. Dia tak marah, justru dia tersenyum.
"Saya paham pak Azmi! Justru saya yang minta maaf!"
Azmi pun mengangguk.
"Selamat bergabung di HS grup. Dan mulai besok, anda sudah resmi menjadi bagian dari HS grup. Sebelum saya resign, saya akan membimbing anda sampai bisa saya lepaskan untuk menggantikan posisi saya."
Mata Azmi berkaca-kaca. Senyumnya mengembang, setelah itu ia sujud syukur dihadapan Marsha.
Marsha yang baru pertama kali melihat adegan itu menjadi terharu.
"Maaf Bu, tadi...ungkapan rasa syukur saya sudah di terima bekerja di perusahaan ini."
"Ya, ngga apa pak Azmi."
Azmi mengangguk tipis.
"Besok pagi, temui saya di ruangan. Anda bisa bertanya pada resepsionis besok."
"Baik Bu Marsha, kalau begitu saya pamit undur diri. Sekali lagi terimakasih!", Azmi sedikit membungkukkan badannya.
Sepeninggal Azmi, marsha masih duduk di bangku ruangan itu.
Semoga aku tak salah memilih aspri untuk Alby! Batin Marsha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Kayaknya jodohnya Alby kagak jauh2....mumet di situ2 juga.....Heran AQ.....gantengnya gimana ya Alby...kok cewek pada klepek-klepek lihatnya....🤭🤭🤭
Fisualnya dong Kaka othor ☺️☺️☺️
2023-01-07
2
Yuliana Tunru
orang yg tepat masha..dr pd cwek takutx malah sibuk mengoda dan buat albybtdk nyaman..lanjut thor
2023-01-06
2
~R@tryChayankNov4n~
amin..semoga ya mb....
2023-01-06
1