Aku melaksanakan empat rakaat menjelang magrib. Itupun di dekat kampus dimana aku menuntut ilmu. Urusan usia tak perlu ku pikirkan, yang penting aku serius mendapatkan ilmu yang nantinya akan berguna untuk masa depanku.
Sambil menunggu azan magrib, aku membuka-buka buku yang nantinya akan jadi tema mata kuliah hari ini.
Bukan bermaksud sok kegantengan,aku memilih memakai masker dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas kampus.
Tapi, ya sudah lah...intinya , aku hanya ingin menghindari dari kejadian seperti yang sudah -sudah.
Setelah beberapa saat, azan magrib pun berkumandang. Aku melaksanakan tiga rakaat ku. Barulah setelah itu, aku berjalan menuju ke kelas ku.
.
.
Amara memakai pakaian kasual, tak lupa ransel berisi beberapa buku dan juga laptop nya.
"Mara, mau kemana nak?", tanya mami nya.
"Mara udah lama cuti mam, hari ini ada mata kuliah yang harus Mara ikutin. Tadi dosennya udah chat aku."
"Tapi kan kamu baru pulang dari luar negeri lho, emang ga capek?"
"Capek sih, tapi nanti pulang dari kampus langsung tidur juga capeknya ilang."
"Tapi kamu belum ketemu papi lho, nak!"
''Nanti papi pulang, aku juga pulang mam."
"Ya udah lah, kamu hati-hati di jalan. Bawa mobil kan?"
"Ngga ah mam, naik motor aja. Sayang kelamaan ngga di pakai."
"Baiklah sayang, kamu hati-hati!"
"Ya Mam, bye mam!", Amara menuju ke garasi untuk mengambil motor nya. Sebelumnya, ia sudah meminta pada Satpam nya untuk memanasi motor itu tiap hari selama ia gak ada di rumah.
"Pak Ujang! Buka pintu nya!", teriak Amara. Pak Ujang pun membuka pintu untuk nya.
"Makasih pak Ujang!", sapa Amara.
"Sama-sama Non!", kata pak Ujang. Motor Amara melesat bebas menuju kampus. Saat pak Ujang akan menutup gerbang nya, ternyata tuan nya pulang. Pak Ujang pun membuka kembali pintu gerbangnya.
"Jang, siapa yang bawa motor Amara?", tanya papi Amara.
"Itu tuan, non Amara", jawab Ujang.
"Kapan dia pulang?"
"Tadi siang tuan!"
Papi Amara pun memasuki rumah, supir nya memasukkan mobil ke dalam garasi.
"Mami!", panggil papi Amara, Rahardi Kusuma.
"Apa sih pap, pulang-pulang kok teriak begitu?"
"Anak bungsu kamu pulang tadi siang, sekarang dia pergi lagi begitu?"
"Sabar dong pap, Mara kan udah lama cuti kuliah pap. Tadi dosen nya ngechat kalo Mara bisa ikut mata kuliah hari ini. Lagian, ini kan keinginan papi yang minta Amara lanjutin S2 bisnis?", kata Mami Amara, Kirana.
"Tapi Mara bahkan belum nemuin papi?"
"Nanti malam dia kan pulang juga Pi, ketemu lah. Besok dia juga masih off. Kalian bisa ngobrol seharian."
Rahardi memasuki kamarnya untuk membersihkan diri. Meski usianya sudah senja, dia masih aktif menjalankan bisnisnya. Dia berharap putri bungsu nya mau melanjutkan bisnisnya, tapi si bungsu memang dari kecil sudah terlihat berbeda. Bukan dunia bisnis yang ia geluti, tapi dunia militer. Yang bahkan dari turun temurun tak ada anggota keluarganya yang berada di bidang itu. Karena rasa sayangnya pada si bungsu, mereka mengijinkan Amara untuk melanjutkan cita-cita nya. Tapi dengan syarat suatu saat nanti, Mara harus melanjutkan bisnis keluarganya. Karena dua kakak laki-laki nya sudah memiliki bagian masing-masing.
.
.
Motor Picex milik Amara sudah mendarat di parkiran kampus. Tak terlalu ramai jika di bandingkan kelas siang. Karena kebanyakan memang yang mengambil kelas malam adalah mereka yang sibuk di siang hari. Amara contohnya!
Gadis berambut sebahu itu menggendong ranselnya. Kelasnya di mulai masih sepuluh menit lagi. Jadi dia bisa dengan sedikit santai untuk menuju ke ruang kelasnya.
Tangannya fokus memegang tali ranselnya, tapi matanya hanya mengarah ke lantai. Jadi...dia tak tahu jika dia akan menabrak seseorang.
Brukkk....
Tubuh tinggi semampai nya menabrak seseorang yang sedang membawa tumpukan buku.
Reflek ia meminta maaf dan membantu memungut buku-buku yang berjatuhan.
"Maaf!", kata Amara tulus.
Karena tak ada sahutan apa-apa, Amara mendongak menatap seseorang yang ada di hadapannya. Ia menyerahkan buku itu pada pria yang menutupi wajahnya dengan masker.
"Maaf!", ulang Amara.
"Saya juga minta maaf!", kata pria itu. Setelahnya ia meninggalkan Amara begitu saja.
"Dih, bukannya makasih!", gumam Amara sambil berlalu dari sana.
Pria itupun berhenti melangkah.
"Terimakasih!", katanya cukup keras. Amara pun menghentikan langkahnya juga. Dia berbalik badan pada pria tadi, tapi tampaknya si pria pun berlalu begitu saja.
"Orang aneh!", gumam Amara. Dia kembali berjalan menuju ke kelasnya yang tinggal beberapa langkah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
andi hastutty
jodoh tuh Amara
2024-02-26
0
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Oh astaga motor Picex.... ada2 aja klo plesetin🤭🤭🤭🤭🤭
Awas Lo ya...ngakak anjiirr 🙈🙈🙈🙈🙈
2023-01-07
2
~R@tryChayankNov4n~
wahhhh.....ap akan ad perjuangan cinta lg nich antara Alby dan Amara......
2023-01-03
1