Pesona Duda Ganteng Tapi Jutek
POV Alby
Hari ini, aku menghadiri acara pernikahan Bia, mantan istriku yang sebenarnya masih sangat ku cintai.
Jauh-jauh dari ibu kota, aku menguatkan hati ku untuk menyaksikan peristiwa itu. Peristiwa di mana aku pernah berada di posisi menjadi calon suami Bia.
Aku pernah bahagia berdua dengan Bia ku. Tapi, beberapa saat waktu yang akan datang Bia sudah akan sah menjadi milik orang lain. Orang yang sepertinya juga sangat mencintai Bia ku. Entah, aku tetap tidak bisa mudah melepaskan bayang-bayang Bia dari setiap detik nafasku.
Rasa bersalah menggelayuti hatiku. Bagaimana bisa aku memaksanya untuk ikhlas berbagi saat aku menikahi Silvy di depan matanya. Padahal status nya saat itu masih sah suami istri.
Sedang sekarang? Apa hakku untuk tidak ikhlas membiarkan dia mengarungi bahtera rumah tangga yang baru dengan pilihan nya sendiri?
Siapakah aku? Hanya mantan suami tak tahu diri yang sudah menyia-nyiakan ketulusan hati seorang Bia.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Itu artinya, acara ijab qobul itu akan segera dilangsungkan.
Aku yang sedang menggendong Nabil memilih duduk di bangku belakang. Menyaksikan acara sakral itu dari jarak yang tak terlalu dekat.
Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar begitu syahdu keluar dari bibir mempelai pria. Ya, dialah Febri. Pria mapan dan tampan yang akan mempersunting Bia ku.
Kalimat demi kalimat keluar dari mulut lek Sarman, hingga Febri mengucapkan kalimat ijabnya.
Mahar berupa uang tunai senila dua juta delapan ratus tiga puluh satu ribu serta perhiasan satu set senilai dua puluh gram, ia sebutkan sebagai mas kawinnya.
Sungguh, sangat berbanding terbalik saat aku berada di posisi itu.
Aku bukan siapa-siapa saat itu! Bahkan saat ini aku tetap bukan siapa-siapa selain seorang pria yang menjalankan perusahaan milik mertuanya yang kelak akan diserahkan pada Nabil setelah ia dewasa nanti.
"Sah!"
Kata itu menggema di ruang terbuka. Jangan tanya seperti apa rasanya! Dadaku sesak! Hampir berhenti bernafas! Lutut ku terasa lemas tak bertulang!
Aku sudah kalah! Usahaku sudah harus berakhir sampai di sini!
Apakah ini yang Bia rasakan saat aku melakukan pernikahan ku dengan Silvy???
Aku yang laki-laki saja bisa sesakit ini! Bagaimana dia ? Perempuan yang terbiasa lemah lembut bahkan sangat penurut dan patuh dengan setiap perintah dan permintaan ku! Bagaimana bisa aku meminta nya untuk bertahan tetap bersama ku sedangkan dia sendiri sudah bilang tak sanggup untuk berbagi???
Tak ada rasa malu lagi yang ku rasakan hingga Sakti, sahabat sekaligus orang yang juga pernah menaruh hati pada Bia memelukku untuk menguatkan ku.
Dengan perasaan yang campur aduk, Sakti membawaku menemui sepasang suami istri baru.
Mataku dan Febri saling beradu. Tak ada hawa marah atau kebencian di mata Febri padaku. Dan aku yakin, dia benar-benar tulus mencintai Bia ku.
"Selamat ya Feb!", aku menepuk bahu Febri.
"Makasih ya By, udah mau datang!", kata Febri dengan tulus.
"Titip Bia ya Feb, cukup gue yang udah nyakitin Bia. Lo jangan!", bisikku di dekat telinga Febri.
"Insyaallah!", jawab Febri cepat sambil menyunggingkan senyumnya.
Sekarang aku beralih pada Bia ku! Bukan, Bia nya Febri bukan Bianya Alby lagi!
"Selamat ya Neng!",aku mengulurkan tanganku padanya. Tapi ada keraguan di mata Bia. Dia meminta persetujuan pada Febri, setelah ada anggukan kecil dari Febri bantulah ia menerima uluran tangan ku.
Setelah menerima uluran tangan ku, aku reflek memeluk tubuh kecilnya yang selama ini selalu nyaman ku peluk. Aku tak tahan untuk tidak menangis di pelukan perempuan yang masih amat sangat ku cintai.
Perpisahan dengan nya adalah rasa sakit yang tak akan pernah bisa ku lupakan. Itu yang ku pikirkan. Tapi ternyata aku salah. Melihat ia sudah sah menjadi istri orang lain, ternyata lebih menyakitkan!
"Selamat ya Neng. Semoga Neng bahagia bersama Febri. Terimakasih untuk tiga tahun kebersamaan kita. Maafkan Aa yang sering kali menyakiti mu. Yang bahkan tak pernah memberikan mu kebahagiaan selama menjadi istriku."
"Aku juga minta maaf A, maaf jika aku tidak bisa menjadi istri yang sabar dan mendampingi mu."
(Maaf kalo dialognya gak sama yak 🤭)
"Semoga kalian selalu bahagia. Menjadi pasangan yang kekal sampai kakek nenek hingga maut memisahkan!", kataku .
"Aamiin!", sahut keduanya.
Setelah mengatakan hal itu, aku pun pamit. Aku butuh waktu sendiri dulu. Nabil ku biarkan bersamaan Mak dan teh Mila.
Aku ingin menenangkan diriku. Menatap hatiku untuk menerangi semua yang sudah terjadi hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
andi hastutty
lanjutan kisah alby
2024-02-25
0
Kalis Gomes
tak kei kopi..ben semangit..eh semangat
2023-01-03
0
~R@tryChayankNov4n~
wahhh...ad sekuelnya donk..auto masuk list fav nich...suka sama cevernya bang Chang Wook...🥰
tp bkl lbh ngefeel klo bang joongki gk sich thor...bener2 duren...hehehheeh...🥰😍
2023-01-02
1