Segitiga Cinta Reina

Segitiga Cinta Reina

KAU KENAPA?

Angga masuk ke dalam ruang kerja dan sedikit mengendurkan dasi yang melingkar di lehernya. Pria itu membuang nafas beberapa kali sebelum mendaratkan bokongnya di atas kursi kerja. Namun baru beberapa detik Angga duduk, tiba-tiba sudah ada dua tangan yang menutup matanya dari arah belakang. Tentu saja Angga jadi kaget dan terlonjak.

"Rei," tebak Angga menerka-nerka seraya meraba tangan yang kini menutup dan sedikit menekan kedua kelopak matanya. Aroma parfum yang menguar dari seseorang di belakangnya ini tentu saja Angga hafal.

"Reina, singkirkan tanganmu!" Perintah Angga sedikit ketus.

"Kenapa, sih?" Tanya Reina heran. Gadis itu sudah menyingkirkan tangannya dari wajag Angga, lalu mencium pipi kekasihnya tersebut.

"Kita sedang di kantor, Rei!" Ucao Angga seraya menahan bibir Reina yang hebdak mencium pipinya yang lain.

"Iya, terus?"

"Aku kan pacar kamu!" Gumam Reina heran.

"Iya, tapi bukan berarti kita bisa mesra-mesraan di kantot begini-" Kalimat Angga belum selesai, saat tiba-tiba pintu ruangan pria itu sudah menjeblak terbuka.

"Angga! Ada hal penting-" Fairel menghentikan kalimatnya, dan tatapan pria itu berubah penuh selidik ke arah Reina dan Angga.

"Kenapa tidak mengetuk pintu, sih, Bang? Masuk ke ruangan orang main dorong pintu dengan kasar begitu!" Protes Reina bersungut-sungut pada sang Abang.

"Kalian sedang apa, hah?"

"Kenapa ada bekas lipstikmu di pipi Angga?" Cecar Fairel yang langsung membuat Angga menggosok-gosok pipinya sendiri. Reina sedikit membantu kekasihnya itu untuk menghapus sisa lipstik dari bibirnya tadi.

Reina pikir lipstik barunya tidak luntur, ternyata dipakai mencium Angga berbekas juga!

Barang murahan!

Nanti Reina akan membuangnya!

"Ck! Namanya orang pacaran ya wajar cium pipi atau cium yang lain!" Desis Reina sedikit geregetan pada Fairel yang selalu bertanya dengan detail.

"Oh, jadi ini alasanmu memilih menjadi kepala divisi keuangan di perusahaan milik Uncle Robert, ketimbang di Halley Development?" Fairel menunjuk-nunjuk ke arah Reina yang hanya bersedekap sekaligus berdecak.

"Aku akan melaporkan ini pada Dad! Agar Dad memutasimu lagi ke Halley Development!" Ancam Fairel selanjutnya pada Reina.

"Kalau Abang melakukannya, Reina tidak akan mendukung hubungan Abang Fairel dan Rossie!"

"Reina akan menyuruh Rossie memilih Keano saja dan bukan Abang Iel yang menyebalkan!" Reina balik mengancam Fairel dengan bersungut-sungut.

"Kau!" Fairel menuding ke arah Reina dengan geregetan.

"Apa!"

"Kau dan Angga tidak akan bisa menikah, kalau aku belum menikah, jadi kalau kau tidak mendukung hubunganku bersama Rossie...." Fairel tersenyum licik pada Reina yang langsung nenghentakkan satu kakinya.

"Sudah cukup, Rei!" Angga segera menghentikan Reina yang hendak membalas kata-kata Fairel.

"Kau kembalilah ke ruanganmu sana dan selesaikan pekerjaanmu!" Titah Angga sekali lagi.

"Aku belum selesai berdebat dengan Abang Iel!" Sergah Reina beralasan.

"Nanti saja berdebatnya di rumah!"

"Iel kesini untuk membahas pekerjaan dan kau malah mengajaknya berperang!" Cerocos Angga yang langsung membuat Reina merengut.

"Kau selalu saja membela Abang Iel! Dasar pria!" Sungut Reina kesal sebelum akhirnya wanita itu berlalu ke arah pintu ruangan Angga.

"Satu kosong!" Ledek Fairel seraya tertawa penuh kemenangan.

"Awas nanti di rumah!" Ancam Reina sebelum gadis itu keluar dan menutup pintu. Suasana di dalam ruang kerja Angga seketika menjadi tenang setelah kepergian Reina.

"Jadi, kau tadi kesini mau membahas apa?" Tanya Angga to the point pada Fairel.

"Membahas tingkat kemesumanmu pada Reina!"

"Sudah sejauh mana, hah?"

"Sudah sejauh mana?" Fairel bertanya dengan berapi-api sembari mendorong-dorong bahu Angga.

"Sejauh mana bagaimana maksudmu? Kami hanya berpegangan tangan sewajarnya. Makan bersama, nonton, kau tahu sendiri, kan?" Jawab Angga membeberkan.

"Jangan bohong!" Sergah Fairel dengan nada membentak.

"Jelas-jelas tadi ada bekas lipstik Reina di pipimu! Aku curiga ada bekas lipstik adikku juga di tempat lain di tubuhmu-"

"Apa maksudmu?" Sela Angga memotong dengan tak terima.

"Aku dan Reina tak pernah berbuat macam-macam!" Sergah Angga lagi dengan intonasi yang meninggi.

"Kami berpacaran dengan wajar dan tak pernah melakukan hal-hal yang melanggar norma!" Sambung Angga lagi membeberkan kebenaran pada Fairel.

"Baiklah, aku percaya!"

"Tak perlu juga tancap gas begitu!" Fairel berdecak berulang-ulang, sebelum akhirnya pria itu membuka map yang tadi ia bawa. Fairel menyudahi perdebatannya dengan Angga dan dua pria itu mulai bicara serius mengenai pekerjaan.

****

Reina melihat arloji yang melingkar di lengannya, untuk memastikan sekarang jam berapa.

"Makan siang!" Gumam Reina setelah mendapati arlojinya yang memang sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Reina segera meraih ponselnya dan menelepon Angga.

Tersambung, tapi tidak diangkat.

Angga kemana?

Reina mencoba menelepon sekali lagi, namun tetap tak diangkat.

Ck!

Reina berdecak, lalu bergegas merapikan rambutnya sebelum bangkit berdiri. Gadis itu memutuskan untuk langsung ke ruangan Angga saja dan menjemput kekasihnya tersebut untuk pergi makan siang.

Angga sering lupa tidak makan siang, jika Reina tak mengingatkan!

Setelah naik empat lantai, Reina akhirnya tiba di lantai tempat ruangan Angga berada. Sebenarnya ada satu ruangan lagi di lantai ini yang merupakan ruang kerja Uncle Robert, yang sekarang adalah pewaris perusahaan dan seluruh aset milik keluarga Hadinata. Sebelumnya, Uncle Robert pernah bekerja di Halley Development dan menjadi asisten merangkap sekretaris Dad Liam, saat dulu Reina baru lahir. Namun akhirnya saat jati diri Uncle Robert terkuak yang ternyata ia adalah putra tunggal Tuan Hadinata, Dad Liam langsung memecat ayah dari Angga dan Rossie tersebut dari Halley Development.

"Angga!" Reina mengetuk pintu sambil sedikit mendorongnya agar terbuka. Angga terlihat sedang berkutat dengan tumpukan kertas di depannya.

"Angga, kau tidak mengangkat teleponku!" Protes Reina yang langsung menghampiri Angga, lalu hendak duduk di pangkuan kekasihnya tersebut. Namun tangan Reina tak sengaja menyenggol tumpukan kertas di atas meja Angga, hingga kemudian kertas-kertas itu berhamburan ke atas lantai.

"Reina, astaga!" Decak Angga seraya membuang nafas dengan kasar.

"Maaf, aku tak sengaja!" Ringis Reina yang buru-buru berjongkok, lalu membantu membereskan kertas-kertas yang rupanya berisi lamaran kerja beserta data diri.

"Bukankah ada HRD yang mengurus tentang para pelamar, Angga? Kenapa kau repot-repot memeriksa begini?" Tanya Reina heran, seraya meletakkan tumpukan kertas yang sudah selesai ia bereskan ke atas meja.

"Ini data dari pelamar yang akan menjadi asisten sekaligus sekretarisku, jadi aku sendiri yang harus memilihnya," jelas Angga beralasan.

Ya, sudah hampir dua pekan asisten Angga resign. Dan pria itu belum mendapatkan pengganti. Mungkin itu juga yang membuat Angga sedikit uring-uringan.

"Aku bisa menjadi asistenmu, Angga! Tak perlu mencari yang baru," Cetus Reina yang entah sudah ke berapa kali menawarkan diri untuk menjadi asisten Angga.

"Tidak!" Jawab Angga tegas.

"Kenapa?" Tanya Reina menuntut alasan.

"Kau tidak akan fokus bekerja dan hanya akan sibuk mengangguku!" Jawab Angga blak-blakan yang langsung membuat Reina tergelak.

"Kau sebaiknya tetap di divisi keuangan dan jangan menjadi asistenku!" Sambung Angga lagi.

"Tapi kau suka aku ganggu, kan?" Reina sudah mengalungkan kedua lengannya ke leher Angga, lalu mendaratkan ciuman lagi di pipi kekasihnya tersebut.

"Reina, jangan mulai! Kita masih di kantor!" Sekali lagi, Angga harus menahan sikap nakal dan menggoda Reina.

"Kalau di apartemenmu tidak masalah berarti!" Kikik Reina yang masih bergelayut pada Angga. Kekasih Reina itu hanya berdecak.

"Kau tadi katanya mau makan siang?" Ujar Angga selanjutnya mengingatkan Reina.

"Kau masih disini!"

"Aku akan pesan antar saja. Pekerjaanku masih banyak." Angga beralasan.

"Baiklah, pesankan sekalian untukku karena aku ingin makan bersamamu juga!" Ujar Reina sambil kembali mencium pipi Angga.

Angga hanya geleng-geleng kepala dan lanjut memeriksa tumpukan kertas di hadapannya.

.

.

.

Hai, ketemu di karya ke-43.

Faranisa Reina Halley adalah anak kedua dari pasangan Liam Halley dan Yumi Arishta (Gadis Gendut Milik Sang Idola)

Abangnya Reina, Fairel Reandra Halley, nanti juga ada ceritanya sendiri bersama Rossie dan Keano.

Airlangga Hadinata atau Angga adalah anaknya Sita Anggraini dan mantan suaminya. Lalu Sita menikah dengan Robert Hadinata dan lahirlah Rossie, adiknya Angga (Aku Janda Kamu Duda)

Sekian perkenalannya.

Nanti pas keliarga Halley kumpul aku bikinkan pohon keluarga biar nggak bingung 🙂

Terima kasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Adi Soraya

Adi Soraya

Aq mampir thor

2023-01-15

0

keke global

keke global

aku nggk bingung cm suka lupa sama namanya... Angga udh ga pake kacamata yaa

2023-01-03

0

Zahmaa

Zahmaa

masukin troli dulu ya thor.. baca kalo episodenya dh banyak hehee🤩
semangatttt

2023-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!