Episode 4

Kezia langsung pulang ke rumah, ia masuk ke dalam kamar mandi dan menangis dengan keras, hatinya benar-benar hancur sekarang ini. Tangisan Kezia terdengar sangat menyakitkan, ia merasa sangat kotor sekali, rasa sakit fisiknya sekarang tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Kezia tidak bisa membayangkan bagaimana masa depannya nanti.

Beruntung kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah, mereka masih di rumah saudara. Jadi mereka tidak curiga dengan ketidak pulangnya Kezia kemarin, Kezia juga sedikit lebih tenang.

Setelah kurang lebih satu jam menangis di dalam kamar mandi, Kezia keluar dari dalam sana dengan keadaan yang tidak baik, tubuhnya menggigil karena terlalu lama berada di dalam sana.

Kezia mengambil keputusan untuk berhenti bekerja di tempat itu, belajar di tempat itu adalah kesalahan terbesarnya. Kezia mengirimkan pesan pada temannya agar menyampaikan pada sang manager kalau ia berhenti bekerja.

Setelah mengirimkan pesan itu Kezia memutuskan untuk istirahat agar pikiran nya terasa lebih tenang, semua sudah terjadi terus menyesalinya tidak membuat semuanya lebih baik. Kezia berusaha untuk melupakan malam kelam itu.

Di tempat kemarin, sebuah kamar tempat kesucian Kezia hilang seorang pria baru bangun dari tidurnya. Pria itu siapa lagi jika bukan Leo, seorang CEO di sebuah perusahaan besar. Keputusan Kezia untuk pergi meninggalkan Leo adalah hal yang benar, Leo bisa menyingkirkan wanita yang meminta pertanggungjawaban padanya.

Begitu lah Leo, hidup tanpa aturan sudah ia jalani dari ia kecil, sehingga sekarang ia terombang-ambing di jalan yang tidak benar.

"Pagi.." Erik berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Dimana wanita itu," tanya Leo.

"Apa penting untuk mu? Kau menikmatinya kan?"

"Sangat menikmati, dia sangat luar biasa, tapi aku takut dia hamil," ucap Leo.

"Hahaha tidak akan, mana mungkin sekali buat langsung jadi," kata Erik.

"Kau benar, ini pertama kalinya aku memakai pengaman," ucap Leo.

"Lebih nikmat bukan."

Dua pria ini benar benar tidak merasa bersalah sedikitpun, mereka berdua seperti tidak memiliki hati.

***

Beberapa minggu telah berlalu, Kezia masih berusaha untuk melupakan kejadian buruk itu, sekuat apapun ia melakukannya kejadian itu masih terus terlintas di pikirannya, kegiatan sehari-harinya juga mulai terganggu termasuk sekolahnya. Keziajadi sulit untuk fokus yang membuat nilai mata pelajarannya mengalami penurunan.

"Kezia kamu kenapa? Tidak biasanya kamu seperti ini. Dan kenapa kamu tiba-tiba keluar dari pekerjaan itu, bukannya kamu sangat membutuhkan uang."

"Hehehe aku tidak papa, aku keluar dari pekerjaan itu karena uang ku sudah cukup, nanti saat aku mulai kuliah aku cari pekerjaan lain," ucap Kezia sambil tersenyum pada temannya.

Kezia memang paling bisa menutupi apa yang ia rasakan sekarang ini, ia tidak juga mengatakan masalah kemarin pada temanya.

"Perut ku kenapa mual sekali ya," ucap Kezia.

"Kenapa dengan mu," tanya Lia.

"Aku tidak tau, mungkin karena aku belum makan," jawab Kezia.

"Ya sudah ayo ke kantin, aku juga lapar," ajak Lia.

"Iya.."

Mereka berdua berjalan menuju kantin sekolah. Keduanya berjalan sambil asik mengobrol, karena terlalu asik mengobrol mereka berdua tidak sadar jika ada beberapa siswa sedang bermain basket.

"Awas," teriak seseorang..

Bruk.. Sebuah bola mendarat di kepala Kezia yang membuat Kezia jatuh pingsan, dengan cepat mereka membawa Kezia ke UKS.

Di rumah orang tua Kezia di minta untuk ke sekolah, mereka berdua bingung dengan panggilan itu, karena Kezia tidak pernah membuat masalah di sekolah, kalau panggilan mendadak seperti ini sudah pasti ada hal yang tidak beres.

"Ayah bagaimana kalau Kezia membuat masalah," ucap Laksmi.

"Tidak mungkin mah, Kezia anak yang baik," kata Paiman.

Sesampainya di sekolah mereka berdua langsung menuju ke ruangan kepala sekolah, hal itu membuat mereka berdua semakin takut jika Kezia membuat masalah di sekolah.

"Bapak ibu, sangat di sayangkan sekali.."

"Ada apa pak," tanya Paiman.

"Kami harus mengeluarkan Kezia dari sekolah ini."

"Ha!! Kenapa pak? Apa yang anak ku perbuat sampai di keluarkan dari sekolah," tanya Laksmi.

"Kezia hamil, kami tidak bisa menerima siswi yang mengandung seperti Kezia."

Kehamilan Kezia membuat Laksmi dan Paiman terkejut, mereka juga berdua sangat malu dengan kehamilan Kezia. Bagaimana mungkin bisa Kezia hamil tanpa sebuah pernikahan.

Di menit itu juga mereka langsung membawa Kezia pulang ke rumah.

Di perjalanan Kezia bangun dari pingsannya, ia terkejut sudah ada di dalam mobil yang tengah melaju ke arah rumahnya.

"Ayah bunda, ada apa ini, kenapa aku pulang ke rumah," tanya Kezia.

"Jelaskan di rumah Kezia," ucap Paiman.

Kezia sangat bingung sekali, apalagi orang tuanya terlihat sangat marah padanya, entah apa yang sedang terjadi.

Sesampainya di rumah Kezia langsung di sidang oleh kedua orang tuanya. Dan hal yang paling Kezia takutkan terjadi, ia sampai tidak bisa berbicara apa-apa sangking terkejutnya.

"Anak kurang ngajar, kamu membuat keluarga malu Kezia. Kau benar-benar brengsek Kezia," teriak Laksmi.

"Bunda.. Hiks.. hiks.. hiks.." Kezia memeluk kaki kedua orangtuanya sambil menangis.

"Stop.. Berhenti menangis.. Ayah sangat membenci mu Kezia, keluar dari rumah ini. Kau aib bagi keluarga ini." Paiman mendorong Kezia dan pergi meninggalkan tempat itu, ia sangat kecewa pada sang anak.

"Bunda, jangan usir Kezia bunda, Kezia bisa menjelaskan semuanya bunda.."

Laksmi tidak setega Paiman, ia masih menyayangi Kezia, tetapi walaupun menerima penjelasan dari Kezia, Paiman tetap akan mengusir Kezia. Kezia sudah hamil yang di anggap aib bagi keluarga ini.

"Kezia bunda sangat kecewa dengan mu. Pergi lah, ikuti perkataan ayah mu, lebih baik kamu menjauh dari keluarga ini." Laksmi juga pergi meninggalkan Kezia.

"Kezia!! sampai siang ini kau tidak pergi, ayah akan menyeret mu dari rumah Ini," teriak Paiman.

Kezia tidak bisa hanya menangis, ia mengusap air matanya sambil berjalan menuju kamarnya. Kezia tidak ingin membuat malu keluarganya, memang jalan yang terbaik ia harus pergi dari rumah ini.

"Oke Kezia kamu bukan wanita yang lemah, meninggalkan rumah ini memang berat tetapi ini bukan akhir dari hidup mu. Ada sebuah harapan hidup dari sesuatu yang ada di rahim mu," ucap Kezia.

Kezia membereskan beberapa barang-barang pentingnya, tidak lupa ia membawa semua tabungan yang ia punya, uang sangat ia perlukan untuk kehidupan sehari-harinya. Dengan berat hati, Kezia melangkah kan kakinya keluar dari kamar kesayangannya.

Sebelum pergi Kezia ingin berpamitan pada kedua orang tuanya, tatapi hal itu tidak mungkin karena ia saja di usir dari rumah, mana mungkin orang tuanya mau menerima pamitan darinya.

"Ayo kamu kuat Kezia."  Kezia melangkah pergi meninggalkan rumahnya. Memang sakit sekali tetapi semuanya sudah terjadi, ia bukan wanita yang lemah.

Terpopuler

Comments

Cinta Angelica Stk

Cinta Angelica Stk

lanjut kk

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!