Club malam xxxxxxx.
"Hutang mu belum sepenuhnya lunas, selesaikan sisa nya secepat nya"
Sheena memejamkan bola matanya.
"Para rentenir tersebut pasti sudah gila"
Salah satu temannya bicara sembari menggelengkan kepalanya, menatap ke arah Sheena dengan pandangan iba.
tentu saja para rentenir itu sudah pasti gila, setelah mendapat kan surat rumah, merampas kalung nya kini berkata jika hutang mereka masih belum lunas dan memiliki banyak sisa.
"mereka benar-benar pejabat kelas kakap, memeras dari orang miskin untuk kekayaan mereka, itu sangat menjijikan sekali menurut ku"
lagi suara orang lain terdengar menyahut.
Yah mereka benar-benar gila, menekan Sheena dan berkata dia masih punya tagihan hampir setengah milyar.
Katakan pada nya bagaimana caranya dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam 1 bulan? hanya orang tidak waras yang mampu mendapatkan uang sebanyak itu dalam satu bulan.
Sejenak gadis tersebut menghela kasar nafasnya, kepalanya terasa berdenyut-denyut tidak menentu saat dia ingat para rentenir menagih nya dalam beberapa hari ini.
"Gila."
Batin nya lagi
Sheena pikir satu-satunya cara mungkin dengan menjual dirinya ke club malam kepada tuan Aoi dimana dia bekerja kini atau lari ke kota mencari sebuah pekerjaan layak. Dan pilihan kepada tuan aoi sangat terdengar tidak masuk akal, yakinlah dia tidak akan menjual keperawanan nya seharga setengah milyar dalam keadaan bagaimanapun juga.
"Aku belum segila itu"
Pilihan ke kota terdengar jauh lebih baik pikirnya, Sheena baru setengah bulan kemarin menyelesaikan wisudanya,saat ini usianya belum cukup 21 tahun. Baginya lari ke kota mencari pekerjaan dan mulai melunasi hutang-hutang nya terdengar baik, tapi sepertinya dia butuh bertahun-tahun untuk dapat mengumpulkan setengah milyar dan itu berarti bunga hutang nya akan semakin menggila, rentenir tetaplah rentenir, tidak ada keringanan bunga atau toleransi, dan yakinlah Ara San seperti nya akan mulai gila untuk memikirkan jalan keluar nya.
Gadis tersebut membiarkan tangan kanan nya menyentuh lembut kalung yang ada dileher nya,dalam ingatan nya ibunya selalu berkata jika harga kalung ini cukup tinggi dan jangan pernah menjualnya, dan entah kenapa bagi Sheena,ini adalah satu-satu nya jalan untuk menyelesaikan hutang-hutangnya.
"Jangan pernah menjualnya atau memberikan nya pada siapapun"
Pesan ibu nya terus terngiang di telinga nya.
"Sheena kenapa melamun? cepat bawa minuman ini ke ruang VIP mawar merah"
Tiba-tiba suara seorang perempuan mengejutkan dirinya.
Nona Aoi bicara dengan nada yang terdengar cukup keras, menatap kearah Sheena dengan jutaan pandangan. Kasihan dan kesal bercampur aduk menjadi satu.
"Maaf"
Gadis tersebut menundukkan kepalanya beberapa kali karena tidak enak, cukup sadar diri dia lamban dan seringkali membuat perempuan tersebut kesal pada nya, dia membawa senampan minuman menuju ke ruangan yang dimaksud nona Aoi.
"Haisshhh ckkckckk belakangan selalu membuatku kesal, sebenarnya apa nilai jual gadis jelek itu? kau tahu wajah nya bahkan bisa membuat sial club malam kita tapi kehidupan nya yang menyedihkan membuat ku stress berat, aku tidak mampu untuk memecat nya"
Nona Aoi mulai lagi mengomel dan mengeluh soal Sheena pada suami nya.
"Aku ingin membantu dengan menjual nya, tapi bahkan dari ujung kaki dan kepala pun tidak ada yang bisa di andalkan apalagi dijual, ohhhh god kecuali dia masih perawan, yah perawan, laki-laki mana yang mau meniduri gadis perawan jelek? mereka membayar karena mengingin kan keperawanan dan kecantikan"
Suara kicauan Perempuan tersebut mulai memekakkan telinga.
"Sudah-sudah, abaikan pemikiran seperti itu, biarkan dia bertahan disini bersama kita, itu tidak juga terlalu merugikan kita"
Tuan aoi bicara sedikit merayu kepada istri mudanya tersebut, laki-laki itu masih punya sisi baik di hati nya terhadap orang susah.
"Harus kah kita menggelontorkan dana untuk mengubah si itik buruk rupa itu menjadi angsa?"
Nona Aoi bicara masih dengan wajah yang sulit di jelaskan.
"kita bisa membantunya jika dia bersedia"
Nona Aoi hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya
Di lantai atas Sheena sudah berdiri tepat didepan pintu ruang VIP mawar merah,dengan cepat gadis tersebut masuk dan meletakkan semua minuman di atas meja.
"Sky ,coba lihat gadis ini. Sangat tidak menarik"
Seorang laki-laki bicara sambil mengejek kearah Sheena dimana bola mata nya melirik kearah laki-laki yang dia panggil Sky, Sheena akui wajahnya cukup tampan tapi mulutnya benar-benar terasa pedas persis seperti bon cabe level 50.
"Apa kamu selalu mengukur nilai perempuan dari wajahnya, Eddy?"
Yang ditanya menjawab dingin,dia baru saja masuk ke dalam ruangan itu,meletakkan jaketnya di atas kursi kemudian duduk tepat dihadapan Sheena, gadis tersebut tidak sengaja menatap wajah laki-laki tersebut,mata indah nya membulat sempurna karena terpana dengan ketampanan laki-laki dihadapan nya tersebut.
Bagi Sheena laki-laki tersebut itu benar-benar tampan, persis seperti seorang aktor kenamaan, aktor turki yang di gadang banyak perempuan dan wanita . Garis rahangnya begitu tajam, bola mata seperti elang, alis lebat di tambah hidung mancung yang membuat perempuan mana pun sanggup untuk merasakan sensasi indah nya ditambah bibir yang pasti begitu manis untuk dinikmati.
Oh god apa yang aku pikirkan?!.
Sheena menggelengkan kepalanya.
Dengan seluruh perpaduan sempurna ditambah Wajah yang sangat menggoda, entahlah belum lagi lekuk tubuh laki-laki tersebut juga bagian dada bidang nya yang membuat resah siapa saja yang memandang.
Sayang nya kesan awal yang didapat dari laki-laki tersebut sepertinya sombong dan dingin kepada siapapun yang ada di hadapan nya. Dari penampilan ke 2 laki-laki itu terlihat jika mereka merupakan orang yang benar-benar kaya juga berkelas.
Laki-laki yang ditatap Sheena balik menatapnya dingin, pandangan mereka bertemu cukup lama,kemudian laki-laki tersebut membuang pandangannya.
"Tentu saja,nilai terpenting yang pertama adalah wajahnya"
Laki-laki yang dipanggil Eddy berkata sambil menatap jijik kearah Sheena.
Sheena membenarkan kaca matanya,kemudian menata tiap gelas dan minuman ke atas meja. Tidak lama kemudian teman satu kerja Sheena masuk sambil membawa nampan makanan, membantu Sheena menyusun nya secara perlahan, namun di beberapa waktu kemudian tiba-tiba tanpa sengaja menumpahkan segelas minuman di atas meja.
"Nilai terpenting dari seorang perempuan adalah isi kepala nya.kau tidak akan bahagia mendapat seorang perempuan yang hanya cantik namun cuma bisa menghabiskan seluruh harta mu tapi tidak dapat menggunakan otak nya dengan baik"
Laki-laki bernama Sky bicara sambil membiarkan jemari telunjuknya mengarah ke kepalanya,kemudian dengan cepat laki-laki tersebut meraih gelas yang tanpa sengaja teman Sheena tumpah kan isi minumannya, menyodorkan kepada Sheena, meminta gadis tersebut mengisi kembali gelas itu.
Teman Sheena seketika merasa tak enak, wajah nya memerah sambil menahan malu, Sheena sendiri dengan cepat menuangkan dengan rapi minuman yang diminta laki-laki itu.
"Jangan terlalu tegang, Sky. katakan pada ku kau bilang ingin membicarakan proyek pengembangan itu?"
Seorang laki-laki lain yang sedari tadi duduk santai di atas kursi sofa mendominasi berwarna merah di sudut ruang bicara sambil berdiri dari posisi nya, kini memilih berjalan mendekati 2 laki-laki itu. Wajah laki-laki satu ini sangat kalem dan tampan,dari 3 jenis laki-laki tersebut,yang 1 ini terlihat lebih santai dan bersahabat.
"Yeah Bams, kamu minta sekretaris Eng menyiapkan semua dokumen nya,kita akan menandatangani kerja sama besok sore"
Sky bicara pada laki-laki yang bernama Bams sembari dia meminum minuman yang ada ditangannya.
"kau berhasil mendapatkan nya?"
Dan Eddy bertanya sambil menatap kearah Sky dengan tatapan cukup tidak percaya.
"Aku tidak Paham kenapa tiba-tiba ingin pergi kekampung ini hanya untuk merayakan keberhasilan dalam mendapatkan proyek itu"
laki-laki bernama Bams Bertanya sambil meraih makanan yang ada di atas meja.
"Kota membuat kita jenuh tanpa sebab"
Tanpa melanjutkan kata-katanya, Sky meminta Sheena dan temannya untuk segera meninggal kan ruangan mereka.
"Sepertinya kita butuh beberapa perempuan"
Ken berkata cepat ke arah Bams.
"tidak untuk Sky
Bams menjawab cepat.
"Dia akan menikah dengan penerus Alister bulan depan,jangan membuat kontroversi yang akan merugikan keluarga besar Alister"
Bams berkata cepat sembari handphone nya berdering dengan sempurna, laki-laki tersebut kemudian mengeluarkan ponsel nya dan mengangkat telpon dari seseorang di seberang sana.
"Hmm"
Laki-laki tersebut bertanya.
"Kalian dimana? apa Vee bersama mu? baik,mawar merah,hmmm"
Saat Bams mencoba bicara dengan seseorang diseberang sana, suara Sky terdengar memecah keadaan.
"Aku sedang berpikir untuk melakukan negosiasi dengan penerus Alister sebelum menikah...."
Bersamaan dengan samar-samar nya percakapan yang didengar Sheena mulai menghilang, gadis tersebut dan temannya menundukkan pelan kepala mereka,menutup pintu ruangan dan pergi berlalu dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
mardiana sari
lach thor katanya kalungnya ud diambil retenir.kok tau2 shena msh pakai kalungnya?yg benar yg mn ini?
2024-09-02
1
Hariati Hariati
bukanya kalungnya uda diambil rentenir ya? 🤨
2024-06-21
1
Dwi buk e bidcha
sebagus ini ceritanya... seperti menemukan mutiara di dasar lautan
2024-06-02
1