Brakkkkkk.
Bugggggggg.
Demi apapun saat 3 rentenir menghempas kan tubuh nya ke lantai aspal dan menendang perut nya, Sheena seketika memejamkan bola matanya atas rasa sakit yang dia terima, terlalu sakit dan nyeri, Seolah-olah kini dia pasrah jika kematian menghampiri dirinya, Sheena sudah menyerah.
3 rentenir itu menyeret tubuh gadis tersebut menuju gang sempit disamping pubb malam,tuan dan nona Aoi tidak bisa mencegah,beberapa karyawan dibuat takut oleh ke 3 rentenir itu.
"Tuan,aku pasti akan segera melunasi hutang-hutang itu.sementara hanya bisa mencicilnya,tunggu hingga akhir bulan ini,aku pasti akan berusaha untuk melunasi nya"
Sheena bicara dengan bibir bergetar, menahan tangan kokoh dan kasar yang menjambak rambut nya tanpa ampun, rasa sakit dan ngilu dari kulit kepalanya benar-benar luar biasa, dia hanya mampu meringis, mencoba membuat kesepakatan yang tidak mungkin dan menahan tangis atas rasa sakit yang menghantam nya.
"Cihhh bocah seperti kamu melunasi hutang 1 milyar dengan cara bagaimana? satu-satunya cara dengan menandatangani surat rumah,Memberikan kepada kami rumah ibu mu,itu saja hanya bisa melunasi bunga nya saja belum termasuk pokok nya"
Saat Salah satu rentenir berkata kasar dengan nada menghina kepadanya,Sheena Membelalakkan mata nya,dia pikir tidak bisa memberikan rumah itu kepada mereka,ibunya berkata baru boleh menjualnya saat orang dari kota datang dan bisa menemukannya. Karena sejauh ini itu satu-satu nya tempat yang mungkin satu hari akan mereka datangi, jika pemiliknya berganti ibu nya khawatir kesempatan tidak akan datang kembali untuk kedua kali.
"Tidak paman,aku benar-benar akan melunasi hutang nya akhir bulan ini".
Dia memohon ketika tangan kokoh tersebut melepaskan rambut nya, Sheena meraih salah satu kaki rentenir, meminta agar mereka tidak melakukan nya , rumah itu satu-satunya harapan diri nya.
Bukan soal seseorang akan mencari nya, tapi itu tempat tinggal dan kenangan dia bersama ibu nya. Dia tidak memiliki Keluarga atau siapapun di muka bumi ini, satu-satunya orang yang dia punya ibu nya, kini setelah ibu nya meninggal, satu-satunya kenangan yang tersisa jelas hanya rumah gubuk mereka.
Alih-alih mendengarkan permintaan dan permohonan Sheena, para rentenir mengeluarkan beberapa lembar kertas dan memaksa gadis tersebut untuk menandatangani surat serah Terima rumah.
"Kami sudah cukup malas menagih atau menunggu janji,kau harus segera menandatangani atau mencap jari mu di surat-suratnya. Tidak ada yang dapat diharapkan dari wanita seperti kamu,jika cantik mungkin bisa menghasilkan uang dengan menjual mu ke club malam,tapi wajah mu benar-benar jauh di bawah standar"
Salah satu laki-laki bicara dengan putus asa sambil menggelengkan Kepalanya Menatapi wajah Sheena dengan tatapan menghina dan penuh intimidasi
Mereka memaksa Sheena menandatangani atau mencap surat tersebut, hal tersebut sontak membuat Sheena dengan bersusah Payah untuk Memberontak dan menolak untuk menandatangani surat itu,bahkan dia tidak peduli jika harus mati sekali pun tidak akan pernah menandatangani surat Rumah itu.
"Bos,kalung yang dia pakai juga berguna"
Suara seseorang mengejutkan diri nya, Sheena langsung menundukkan kepalanya, dia menggenggam erat kalung di leher nya.
"kelihatannya cukup mahal"
Saat seseorang yang lainnya bicara, langsung mencoba merampasnya dengan kasar, sungguh tidak ada yang mampu membantu ketidakberdayaan nya, semua karyawan club malam memilih bersembunyi karena takut berurusan dengan para rentenir kejam.
Sheena berjuang seorang diri dengan keadaan, kalung yang dia gunakan tidak tahu emas kadar berapa,ditengah-tengah nya ada mutiara berwarna biru,sepertinya ada sambungannya tapi tidak tahu dimana, karena sejak kecil kalung itu sudah begitu bentuknya saat dipakaikan dilehernya. Sejak awal Sheena memang berniat menjual kalung itu,tapi bukan dengan cara dirampas.
"Tuan kita akan menjualnya besok,besok datanglah kemari dan ambil uang nya"
Sheena memohon dengan sangat, tapi 3 rentenir itu mengambil paksa kalung yang ada di leher gadis tersebut m
"Paman,tolong jangan ambil kalung nya"
Dia memohon tapi.
Plakkkkkkk.
Satu tamparan mendarat di pipi kanan nya, rasa asin menyeruak masuk di sela bibir nya, dia bisa menebak bibir nya berdarah.
Sheena kembali berusaha meraih salah satu tubuh rentenir yang merampas kalung nya, tapi tanpa mempedulikan usaha Sheena,salah satu rentenir itu mendorong tubuh Sheena dengan kasar ke lantai,kemudian menginjak tangan Sheena dengan sepatunya.
"Akhhhh..."
Teriakan penuh kesakitan dari mulut Sheena tidak mereka pedulikan,kemudian memaksa Sheena memberikan cap dengan jari-jarinya.
"Tidak...tidak "
Meskipun Sheena berusaha sekuat tenaga untuk menolak, 3 kekuatan laki-laki tersebut benar-benar tidak sebanding dengan kekuatan nya.
"Bagus,mulai hari ini rumah itu bukan lagi milik mu"
Wajah Sheena memucat,dia berfikir habislah sudah dirinya, tidak ada satu hal pun lagi yang dia miliki saat ini, Sheena pikir jadi orang miskin benar-benar sangat memuakkan, jika dia bisa terlahir kembali,dia berharap jadi orang kaya yang berkuasa,hingga tidak ada satupun orang yang dapat menginjak-injak harga dirinya.
Setelah berkata begitu, para rentenir langsung bergerak menjauhi dirinya, pergi dengan penuh kepuasan.
"Oh tuhan, Sheena apa kau baik-baik saja..??!!"
Nona aoi berteriak berlarian ke arah Sheena, membantu mengangkat tubuh gadis tersebut sambil menatap iba ke arah dirinya.
"Dasar rentenir,tidak begitu cara nya memaksa seorang gadis melunasi hutang-hutang nya"
Tuan aoi berteriak kesal ke arah depan,menatap punggung para rentenir yang pergi menjauh.
"Habislah sudah,mereka membawa semua harta berharga nya"
Nona Aoi membantu Sheena berjalan masuk ke dalam club malam kembali.
"Malam ini tidur saja di sini,besok baru memikirkan kemana harus tinggal selanjutnya"
Tuan Aoi bicara cepat sambil membiarkan salah seorang karyawan membawa Sheena ke kamar istirahat para pegawai nya.
Para karyawan menatap kasihan ke arah Sheena sambil berbisik-bisik, entahlah dia enggan mendengar kan nya, terserah orang ingin bicara apa pikir Sheena.
"Sebaiknya obati dulu luka kamu, Sheena"
Seorang laki-laki yang membantu mengantar diri nya ke kamar istirahat para pegawai bicara cepat sambil lari ke arah kotak p3k di sudut kasir club malam, dia bergerak mendekati Sheena dan mencoba membantu nya.
"Aku akan membantu mengobati nya"
Sheena buru-buru menggelengkan kepalanya, dia kemudian berkata.
"Pergilah, aku bisa melakukannya sendiri"
Ucap nya cepat.
Laki-laki tersebut diam, mengangguk kan kepalanya dan beranjak pergi dari sana, menutup pintu ruangan tersebut secara perlahan.
Sheena terlihat diam seribu bahasa,baginya hari ini adalah hari yang paling menjijikkan dalam hidupnya,dia fikir tidak ada gunanya lagi dia hidup di dunia ini. Jika ibunya pergi,maka siapa yang boleh jadi tempatnya bersandar dan mengadu? omong kosong ibu nya tentang orang dari kota itu adalah omong kosong yang sangat memuakkan,bahkan menunggu omong kosong ibunya bagaikan orang biasa yang berharap bisa naik ke atas bulan yang tinggi di atas sana.
Dia memejamkan sejenak bola mata nya, tanpa terasa buliran air mata jatuh dibalik pelupuk mata nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Khoerun Nisa
kok aku GK yakin jou dia BS bela diri meski menyimak ttp dia kepayahan melawan rentenir
2024-11-13
0
Salma Suku
nyimak thor
2024-09-21
0
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
..
2024-07-16
0