Darius mengangkat tubuh Claudia dan mendudukkan nya di atas pinggiran tempat tidur. Kini Darius mengambil obat oles dan mulai mengoleskan ke bagian kaki Claudia yang terkilir saat jatuh dari motor tadi. Pelan-pelan Darius memijit kaki Claudia dengan penuh perhatian. Claudia meringis kesakitan saat Darius memijit kaki nya dengan keras. Sebenarnya tidak terlalu keras. Mungkin Darius memijit di tempat di mana bagian otot kaki itulah yang bermasalah.
"Uh, sakit tuan!" ucap Claudia disertai rintihan.
"Sudah, jangan cengeng! Kamu mau cepat sembuh tidak? Kalau kaki kamu ini tidak lagi terkilir dan tidak sakit lagi, kamu bisa lari menghindari aku saat aku menjemput kamu nanti di kampus," kata Darius penuh dengan sindiran.
Claudia yang tadinya meringis merasakan sakit atas pijatan tangan Darius, menjadi tertawa terbahak-bahak. Hal itu membuat Darius menjadi menyipitkan bola matanya.
"Lucu yah?" ucap Darius dengan ketus. Claudia semakin terpingkal-pingkal saat Darius memijit bagian telapak kaki Claudia.
"Hahaha, tidak, tidak tuan! Bagian sana geli!" sahut Claudia sambil menarik kaki nya berusaha melepaskan kaki nya dari pijatan Darius. Hal itu semakin membuat Darius ingin menjahili Claudia. Kini jari jemari Darius menggelitik bagian telapak kaki Claudia. Claudia semakin tertawa terpingkal-pingkal.
"Hahaha, ampun tuan Darius! Ampun!" ucap Claudia dengan suara tertawa nya yang semakin lepas. Tertawa Claudia menjadi menular pada Darius. Darius jadi ikutan tertawa terpingkal-pingkal.
Kini Darius malah menjatuhkan tubuh nya di atas tempat tidur itu dan mendorong Claudia. Mereka saling menggelitik ke bagian pinggang. Suara tawa mereka terdengar renyah memenuhi ruangan kamar itu. Namun tiba-tiba netra mereka bertemu dan kedua nya terdiam. Aliran mata mereka yang mengandung listrik itu membawa keduanya sama-sama terpaku dan akhirnya tanpa bicara keduanya mengikis jarak. Dan Darius lah saat ini sangat diuntungkan karena Claudia tiba-tiba sangat ingin mendominasi permainkan.
"Claudia!!" gumam Darius. Claudia menyipitkan bola matanya saat laki-laki tampan yang sudah menjadi suaminya itu menyebutkan namanya pelan. Itu terdengar sangat manis sekali.
"Kamu cantik sekali!" sambung Darius seraya menyelipkan sebagian rambut Claudia ke belakang telinga.
Kini kedua insan itu mulai merasakan kehangatan dari dua energi yang berlawanan.
"Tuan Darius," ucap lirih Claudia saat Darius mulai merubah posisi Claudia menjadi di bawah.
"Sebut namaku, baby!" kata Darius pelan.
"Da...da ..Darius!" lirih Claudia. Dalam diam mereka kini mereka telah disibukkan dengan gerakan intens yang saling memberi dan menerima.
*****
Pagi hari tiba. Pagi-pagi sekali seperti biasanya, Claudia bangun lebih awal. Kali ini dia ingin menjadi istri yang baik. Setelah mandi dan mengganti pakaian nya, Claudia berjalan pelan-pelan turun ke bawah menuruni anak tangga ke ruangan dapur. Kaki nya yang sakit kemarin sudah bisa dibuat jalan tanpa rasa sakit. Hasil pijatan Darius benar-benar ampuh ditambah obat oles yang dioleskan di bagian kaki nya membuat kaki Claudia bisa pulih sepenuhnya.
Di ruangan dapur itu, terlihat kehebohan beberapa pelayan sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. Walaupun Darius sangat jarang makan besar saat pagi hari hanya minum susu dan sepotong roti tawar dengan selai nanas nya.
"Selamat pagi, nona!" sapa pelayan di rumah itu dengan hormat.
"Selamat pagi semua nya," sahut Claudia.
"Nona, menginginkan apa? Biar kamu yang menyiapkan," tanya salah satu ketua pelayan bagian masak. Dia adalah koki yang handal dengan masakan nya yang luar biasa lezat.
"Hem, sebenarnya aku ingin memasakkan nasi goreng buat tuan Darius," ucap Claudia.
"Oh, boleh nona! Biar saya bantu menyiapkan bahan-bahannya. Silahkan nona, kalau mau memasaknya," kata koki itu dengan antusias.
"Wow, kalau begitu aku akan buat sekarang!?" sahut Claudia sambil mengenakan celemek saat pelayan itu memberikan satu celemek buat Claudia. Kini Claudia siap beraksi membuat nasi goreng spesial buat Darius.
*****
"Hem, ini nasi goreng buatan kamu?" tanya Darius yang kini sudah duduk di ruang makan sambil mencicipi nasi goreng yang sudah disiapkan oleh Claudia untuk dirinya.
"Iya, apakah enak??" sahut Claudia seraya memperhatikan wajah Darius yang saat ini mengunyah dan merasakan hasil masakan nasi goreng Claudia.
"Hem, lumayan!" kata Darius. Claudia tiba-tiba cemberut bibirnya. Darius yang melihat itu menjadi tersenyum.
"Dari 10,nasi goreng ini nilainya hem, hem tiga. Hem, lumayan kan? Daripada nol," tambah Darius ingin menggoda Claudia.
"Dasar pria kaku! Memangnya susah yah, kalau mau kasih pujian dikit dengan aku?" batin Claudia.
"Eh? Aku berangkat ke kampus dulu!" pamit Claudia sambil melepaskan celemek nya. Claudia menyambar tasnya yang tadi sudah dia siapkan di bawah. Dia segera bergegas keluar rumah meninggalkan Darius yang masih menikmati hasil nasi goreng buatannya.
"Hai, tunggu! Kamu ini, tidak ada sopan santun nya! Suami kamu ini masih makan, kamu buru-buru main pergi saja," protes Darius.
"Eh??" Claudia menyipitkan matanya menatap Darius. Claudia kembali duduk di kursinya. Lalu tidak berselang lama Darius memberikan satu sendok nasi di piringnya dan menyuapi Claudia. Claudia mulai merasakan nasi goreng hasil masakan nya.
"Hem enak kok, nasi goreng nya. Kenapa dinilai tiga dari sepuluh?" protes Claudia. Darius terkekeh mendengar ucapan Claudia.
"Kalau nasi goreng buatan kamu tidak enak, maka aku tidak akan makan sebanyak ini," sahut Darius.
"Tapi kenapa dinilai tiga?" tanya Claudia.
"Karena masakan koki di rumah ini lebih enak daripada kamu," sahut Darius sambil menjulur kan lidah nya ke arah Claudia.Lalu menarik tisu dan membersihkan mulut nya.
"Ayo, aku antar kamu ke kampus!" ucap Darius seraya menarik tangan Claudia dan mengajaknya ikut bersama nya di mobilnya.
"Eh, tidak usah tuan! Kang Harun sudah menunggu di depan rumah ini," tolak Claudia.
"Tidak! Tukang ojek itu sudah diusir oleh satpam di rumah ini. Karena aku yang menyuruhnya untuk pergi!" kata Darius.
"Hah? Kenapa? Kang Harun itu butuh uang yang banyak untuk biaya anak istrinya. Tuan, jangan bersikap seenaknya sendiri seperti itu," protes Claudia.
"Aku sudah memberi yang yang banyak tukang ojek itu! Kamu jangan lagi sibuk memikirkan dia. Jangan-jangan kamu diam-diam menyukai tukang ojek itu yah?" kata Darius.
"Sinting! Selalu saja seperti itu!" umpat Claudia pelan. Tapi Darius sempat mendengar umpatan Claudia. Tiba-tiba bibir itu dibungkam dengan ciuman oleh Darius disaat banyak pelayan-pelayan dan penjaga di rumah itu mengantar kepergian mereka. Sukses membuat Claudia sangat malu karena Darius menciumnya di depan pelayan-pelayan dan penjaga keamanan di rumah itu.
"Kamu??" protes Claudia.
"Haha, mau lagi? Itu hukuman kamu jika selalu saja melakukan kesalahan," kata Darius seraya menarik tangan Claudia dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
KIM TAMIE
sosor Dar...sosor hingga nafas akhir 😂😂😂😂😂
2023-02-17
0
Amelia Syharlla
siapa juga yang nggak mau kalo hukumannya di cium aku juga mau thor 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-13
0