PPD bab 5

Lalu dia? Ya, ia juga akan membalaskan sakit hatinya karena sudah membuatnya kehilangan kekasih yang sangat ia cintai.

Di saat Matteo sedang bergelut dengan segala pikirannya, Alara datang membawa sebuah nampan berisi sepiring nasi goreng lengkap dengan telur ceploknya, tidak lupa juga segelas air putih, gadis itu melangkah sangat pelan, ia takut mengganggu Matteo yang dia pikir sedang tidur.

Pelan ia letakkan nampan tersebut di atas meja, namun gadis itu tersentak kaget saat melihat Matteo sudah menatapnya tajam.

"Segeralah menyingkir, aku muak melihat wajahmu," ucap Matteo ketus.

Alara hanya diam, tidak ingin membuat suasana kembali panas, sebab ia tidak mau lagi Matteo berbuat kasar padanya.

Setelah meletakkan nampan itu, Alara langsung berbalik badan untuk meninggalkan Matteo. Namun, langkahnya terhenti saat Matteo mengatakan sesuatu.

"Bersihkan semua kamar mandi yang ada di rumah ini, termasuk kamar mandi yang ada di kamar pelayan rumah ini. Setelah itu, pel semua lantai rumah ini, selesaikan malam ini juga, aku tidak mau besok kau masih mengerjakan pekerjaan yang sama, karena besok kau harus membersihkan semua taman yang ada di rumah ini, baik taman depan, belakang dan samping sebelah kanan," titah Matteo panjang lebar.

Alara yang diam terpaku menelan ludahnya pahit, malam ini? Apa dia sudah tidak waras? Dia benar-benar ingin aku mati bunuh diri ternyata, tapi kalau aku mati sekarang, aku tidak bisa memberi keadilan untuk Ayesha, gumam Alara dalam hati.

Baiklah, hanya bersih-bersih 'kan? Semoga aku sanggup menyelesaikan semuanya malam ini, kau harus kuat Alara, anggap saja kau melakukan ini semua untuk membalas semua kebaikan Ayesha padamu di masa lalu.

"Baik tuan, saya permisi." Alara membungkukkan badannya sambil mencoba sedikit tersenyum, ia hanya ingin menunjukkan kalau dia akan melaksanakan tugas dengan baik.

Namun, seutas senyum itu di salah artikan oleh Matteo. Apa hukuman itu terlalu ringan sehingga dia masih bisa tersenyum seperti itu? Tidak, tidak mungkin itu ringan untuknya sedangkan tubuhnya kecil begitu.

Matteo malah sibuk sendiri memikirkan kalau dia salah memberi hukuman untuk Alara, sedangkan Alara sudah mulai mengerjakan tugas yang diberikan Matteo padanya.

Gadis itu mengambil start dari kamar pelayan terlebih dahulu, baru yang terakhir nanti adalah kamar mandi yang berada di kamar utama, yaitu kamarnya dan Matteo, agar dia bisa sekalian membersihkan diri setelah semua selesai.

Alara sudah biasa mengerjakan pekerjaan bersih-bersih, jadi tidak ada drama jijik karena membersihkan lantai kamar mandi, sebab sebelum bertemu dengan Ayesha, Alara sudah berkali-kali bekerja sebagai office girl di perusahaan-perusahaan yang ada di kota tempat dia tinggal.

Rasa tidak nyaman pada inti tubuhnya karena perbuatan Matteo padanya kini sudah berangsur hilang, meski masih terasa tidak nyaman, tapi Alara mampu mengerjakan semuanya.

Di ruang televisi, Matteo baru saja menyelesaikan makan malamnya, Matteo masih berpikir keras kenapa masakan Alara mirip sekali dengan masakan Ayesha.

Ia merasa Ayesha masih hidup setelah memakan satu piring nasi goreng buatan Alara, dulu kekasihnya yang sering memasakkan Matteo sesuatu kalau mereka pulang ke apartemen milik Matteo.

Tidak ada yang mereka lakukan disana, hanya melepas lelah berdua setelah penat seharian menghadapi pekerjaan masing-masing.

Matteo dan Ayesha bukan sepasang kekasih pecinta Fornikasi, yaitu suatu hubungan badan yang dilakukan atas suka sama suka dan saling membutuhkan.

Tidak, mereka tidak seperti itu. Mereka hanya melakukannya sebatas berciuman dan saling memeluk saja, keduanya tidak pernah berbuat melewati batas.

Baik Matteo maupun Ayesha, mereka sudah sepakat untuk menjalin hubungan yang baik, hanya melakukan hal yang sewajarnya sebagai sepasang kekasih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***